JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Upacara Tabuik di Pariaman: Sejarah, Makna, dan Proses Pelaksanannya

by Penulis JNEWS
31 December 2024
Upacara Tabuik di Pariaman

Sumber gambar: Wikipedia

Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Upacara Tabuik merupakan khazanah budaya Minangkabau di Sumatra Barat, khususnya di kalangan masyarakat Pariaman atau Piaman. Ritual budaya ini memakan waktu hingga 10 hari, yaitu tanggal 1-10 Muharam.

Tanggal 1 Muharam merupakan tahun baru bagi umat Islam, sedangkan tanggal 10 Muharam merupakan peringatan Hari Asyura. Tabuik merupakan simbol peringatan Hari Asyura.

Sejarah Upacara Tabuik

Tabuik berasal dari kata tabut, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti peti anyaman bambu atau burung-burungan burak dari kayu yang dibawa dalam perarakan pada peringatan wafatnya Hasan dan Husen (10 Muharam). Tabut juga merujuk pada perarakan itu sendiri sebagai bagian dari tradisi peringatan.

Namun pelafalan tabut berubah menjadi tabuik karena mengikuti dialek lokal yang mengganti huruf terakhir “t” dengan “k”. Upacara Tabuik dimaksudkan sebagai peringatan atas gugurnya cucu Nabi Muhammad saw., yaitu Husain bin Ali, dalam Pertempuran Karbala.

Sebenarnya Pertempuran Karbala bukanlah pertempuran besar karena jumlah pasukan yang tidak seimbang. Namun dampaknya luar biasa karena melibatkan banyak anggota keluarga Nabi, terutama cucunya. Peristiwa ini diawali dengan penolakan Imam Husain untuk membaiat Yazid bin Muawiyah dari Kekhalifahan Umayyah karena dianggap sebagai pemimpin yang merusak prinsip-prinsip Islam.

Pasukan Husain hanya terdiri dari puluhan orang, termasuk wanita dan anak-anak. Sedangkan pasukan Yazid terdiri dari ribuan tentara terlatih. Pengorbanan Husain yang sangat mengejutkan umat Islam tersebut dihormati dengan pemberian gelar Sayyid al-Syuhada. Upacara Tabuik dimaksudkan untuk meneladani keberanian Husain bin Ali melawan calon pemimpin yang tidak sesuai dengan prinsip Islam.

Baca juga: Sejarah dan Sensasi Sate Padang: Menelusuri Asal-Usul hingga Lokasi Terbaiknya

Makna Upacara Tabuik

Tabuik melambangkan duka umat Islam di Pariaman atas gugurnya Husain bin Ali. Pelestarian upacara ini juga diharapkan sebagai pengingat bagi atas keberanian Husain bin Ali dalam mempertahankan kebenaran. Pertempuran Karbala merupakan sumber inspirasi yang dapat memperkuat keimanan dari generasi ke generasi. Umat Islam harus berani mengingatkan pemimpin yang melanggar prinsip-prinsip baik yang telah diajarkan dalam agama.

Selain itu, Upacara Tabuik merupakan salah satu cara masyarakat, alim ulama dan pemerintah dalam menghargai budaya setempat serta agama yang mereka anut.

Proses Pelaksanaan Upacara Tabuik

Upacara Tabuik di Pariaman
Sumber: Good News from Indonesia

Berikut adalah rangkaian prosesi Upacara Tabuik, yang dikutip dari laman Kebudayaan Kemendikbud.

1. Mambiak Tanah (1 Muharam)

Maambiak tanah yang artinya mengambil tanah dilaksanakan oleh dua kelompok, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Masing-masing kelompok mengambil tanah di anak sungai yang berbeda dan berlawanan arah.

Tabuik Pasa berada di Desa Pauh dan Tabuik Subarang berada di Alai Gelombang yang berjarak sekitar 600 meter dari daraga di Rumah Tabuik sebagai pusat Upacara Tabuik. Daraga adalah pagar berbentuk segi empat sebagai simbol kuburan Imam Husain. Pengambilan tanah dilakukan pria yang mengenakan jubah putih sebagai lambang kejujuran Hosen (Husain). Lalu tanah tersebut diletakkan di daraga.

2. Manabang Batang Pisang (5 Muharam)

Manabang  atau menebang batang pisang dilakukan oleh seorang pria berpakaian pencak silat. Penebangan dilaksanakan dengan sekali tebas. Prosesi ini melambangkan tuntutan balas dendam atas kematian Husain.

3. Peristiwa Maatam (7 Muharam)

Prosesi ini dilakukan setelah salat zuhur oleh penghuni Rumah Tabuik. Mereka mengelilingi daraga dan menyiapkan perlengkapan upacara, seperti serban, pedang dan sebagainya sambil meratapi kematian Husain.

4. Maarak Panja (7 Muharam)

Ini merupakan prosesi memperlihatkan tiruan jari-jari Husain yang tercincang sebagai bukti kekejaman raja yang zalim. Dalam prosesi ini juga ditampilkan hoyak tabuik lenong, yaitu tabuik kecil yang diletakkan di atas kepala seorang pria dan diiringi suara gandang tasa.

5. Maarak Saroban (8 Muharam)

Maarak Saroban dilakukan ketika petang untuk memperlihatkan serban Husain yang terbunuh di Perang Karbala. Prosesi ini juga diiringi dengan hoyak tabuik lenong sambil bersorak sorai.

6. Tabuik Naik Pangkat (10 Muharam)

Prosesi ini dilakukan pada dini hari menjelang fajar, yaitu menyatukan dua bagian tabuik menjadi satu tabuik yang utuh di pondok pembuatan tabuik. Seiring matahari terbit, tabuik ini diusung ke arena atau jalan dan hoyak (digoyangkan) sepanjang hari.

7. Pesta Hoyak Tabuik (10 Muharam)

Mulai pukul 09.00 hingga sore, Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang ditampilkan dalam Pesta Hoyak Tabuik. Seiring dengan akan tenggelamnya matahari, tabuik tersebut diusung ke tepi pantai.

8. Tabuik Dibuang ke Laut (10 Muharam)

Tepat pukul 18.00 tabuik dilemparkan ke laut oleh kedua kelompok pembuatnya. Masyarakat yang berkerumum menyaksikannya diliputi rasa haru. Dengan demikian, tuntas sudah seluruh rangkaian prosesi Upacara Tabuik.

Baca juga: 7 Tradisi Mahar Pernikahan Unik dari Berbagai Adat di Indonesia

Upacara Tabuik merupakan cara masyarakat Pariaman mengekspresikan rasa sedihnya atas riwayat menyakitkan dari kematian Husain bin Ali di Perang Karbala melalui tradisi. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini bukan punah, melainkan makin besar dan tertata dengan baik dalam Festival Tabuik.

Tags: 1 muharram10 Muharrambudaya MinangkabauHusain bin Alimakna upacara tabuikPariamanPerang Karbalaprosesi upacara tabuiksejarah upacara tabuiksumatra barat
Share190Tweet119
Next Post
Pantai Nihiwatu: Keindahan Tersembunyi di Sumba yang Harus Dikunjungi

Pantai Nihiwatu: Keindahan Tersembunyi di Sumba yang Harus Dikunjungi

TERKINI

tarif transjakarta dan mrt hanya 1 rupiah pada tanggal 17 dan 19 September

Tanggal 17 dan 19 September, Tarif Transjakarta dan MRT Hanya 1 Rupiah!

18 September 2025
Oleh-Oleh Khas Palembang yang Beragam

Ragam Oleh-Oleh Khas Palembang dengan Cita Rasa Nusantara yang Kental

18 September 2025
pemerintah memberi diskon iuran bpjs-tk bagi para pekerja lepas sebesar 50 persen

Diskon Iuran BPJS-TK Pekerja Lepas Berlaku 6 Bulan Mulai Kuartal IV 2025

18 September 2025
jne serahkan donasi ke yayasan kanker anak di Jakarta

JNE Serahkan Donasi ke Yayasan Kanker Anak

18 September 2025
Istana Tampaksiring Bali: Sejarah dan Keindahannya

Sejarah dan Keindahan Istana Tampaksiring, Kebanggaan Bali

18 September 2025
Candi Dermo di Sidoarjo: Keindahan dan Sejarahnya

Mengintip Keindahan dan Sejarah Candi Dermo di Sidoarjo

17 September 2025

POPULER

Pura Ulun Danu Beratan: Sejarah dan Faktanya

Sejarah dan Fakta Menarik Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul

by Penulis JNEWS
4 September 2025

Makanan Khas Gorontalo Wajib Dicicipi

Daftar Makanan Khas Gorontalo dengan Cita Rasa Autentik

by Penulis JNEWS
8 September 2025

Desa Arborek di Raja Ampat yang Bak Surga

Pesona Desa Arborek: Surga Kecil di Raja Ampat yang Mendunia

by Penulis JNEWS
2 September 2025

futsal merdekaria jne 2025

Akhir Merdekaria JNE 2025: Tim BMD Juara Futsal, Tim Megahub Jawara Badminton

by Redaksi JNEWS
16 September 2025

Karyawan JNE Jayapura, Pollinus Hans Youwe

Putra Asli Papua Ini Karyawan Generasi Pertama JNE di Jayapura

by Redaksi JNEWS
15 September 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal