JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Upacara Tabuik di Pariaman: Sejarah, Makna, dan Proses Pelaksanannya

by Penulis JNEWS
31 December 2024
Upacara Tabuik di Pariaman

Sumber gambar: Wikipedia

Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Upacara Tabuik merupakan khazanah budaya Minangkabau di Sumatra Barat, khususnya di kalangan masyarakat Pariaman atau Piaman. Ritual budaya ini memakan waktu hingga 10 hari, yaitu tanggal 1-10 Muharam.

Tanggal 1 Muharam merupakan tahun baru bagi umat Islam, sedangkan tanggal 10 Muharam merupakan peringatan Hari Asyura. Tabuik merupakan simbol peringatan Hari Asyura.

Sejarah Upacara Tabuik

Tabuik berasal dari kata tabut, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti peti anyaman bambu atau burung-burungan burak dari kayu yang dibawa dalam perarakan pada peringatan wafatnya Hasan dan Husen (10 Muharam). Tabut juga merujuk pada perarakan itu sendiri sebagai bagian dari tradisi peringatan.

Namun pelafalan tabut berubah menjadi tabuik karena mengikuti dialek lokal yang mengganti huruf terakhir “t” dengan “k”. Upacara Tabuik dimaksudkan sebagai peringatan atas gugurnya cucu Nabi Muhammad saw., yaitu Husain bin Ali, dalam Pertempuran Karbala.

Sebenarnya Pertempuran Karbala bukanlah pertempuran besar karena jumlah pasukan yang tidak seimbang. Namun dampaknya luar biasa karena melibatkan banyak anggota keluarga Nabi, terutama cucunya. Peristiwa ini diawali dengan penolakan Imam Husain untuk membaiat Yazid bin Muawiyah dari Kekhalifahan Umayyah karena dianggap sebagai pemimpin yang merusak prinsip-prinsip Islam.

Pasukan Husain hanya terdiri dari puluhan orang, termasuk wanita dan anak-anak. Sedangkan pasukan Yazid terdiri dari ribuan tentara terlatih. Pengorbanan Husain yang sangat mengejutkan umat Islam tersebut dihormati dengan pemberian gelar Sayyid al-Syuhada. Upacara Tabuik dimaksudkan untuk meneladani keberanian Husain bin Ali melawan calon pemimpin yang tidak sesuai dengan prinsip Islam.

Baca juga: Sejarah dan Sensasi Sate Padang: Menelusuri Asal-Usul hingga Lokasi Terbaiknya

Makna Upacara Tabuik

Tabuik melambangkan duka umat Islam di Pariaman atas gugurnya Husain bin Ali. Pelestarian upacara ini juga diharapkan sebagai pengingat bagi atas keberanian Husain bin Ali dalam mempertahankan kebenaran. Pertempuran Karbala merupakan sumber inspirasi yang dapat memperkuat keimanan dari generasi ke generasi. Umat Islam harus berani mengingatkan pemimpin yang melanggar prinsip-prinsip baik yang telah diajarkan dalam agama.

Selain itu, Upacara Tabuik merupakan salah satu cara masyarakat, alim ulama dan pemerintah dalam menghargai budaya setempat serta agama yang mereka anut.

Proses Pelaksanaan Upacara Tabuik

Upacara Tabuik di Pariaman
Sumber: Good News from Indonesia

Berikut adalah rangkaian prosesi Upacara Tabuik, yang dikutip dari laman Kebudayaan Kemendikbud.

1. Mambiak Tanah (1 Muharam)

Maambiak tanah yang artinya mengambil tanah dilaksanakan oleh dua kelompok, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Masing-masing kelompok mengambil tanah di anak sungai yang berbeda dan berlawanan arah.

Tabuik Pasa berada di Desa Pauh dan Tabuik Subarang berada di Alai Gelombang yang berjarak sekitar 600 meter dari daraga di Rumah Tabuik sebagai pusat Upacara Tabuik. Daraga adalah pagar berbentuk segi empat sebagai simbol kuburan Imam Husain. Pengambilan tanah dilakukan pria yang mengenakan jubah putih sebagai lambang kejujuran Hosen (Husain). Lalu tanah tersebut diletakkan di daraga.

2. Manabang Batang Pisang (5 Muharam)

Manabang  atau menebang batang pisang dilakukan oleh seorang pria berpakaian pencak silat. Penebangan dilaksanakan dengan sekali tebas. Prosesi ini melambangkan tuntutan balas dendam atas kematian Husain.

3. Peristiwa Maatam (7 Muharam)

Prosesi ini dilakukan setelah salat zuhur oleh penghuni Rumah Tabuik. Mereka mengelilingi daraga dan menyiapkan perlengkapan upacara, seperti serban, pedang dan sebagainya sambil meratapi kematian Husain.

4. Maarak Panja (7 Muharam)

Ini merupakan prosesi memperlihatkan tiruan jari-jari Husain yang tercincang sebagai bukti kekejaman raja yang zalim. Dalam prosesi ini juga ditampilkan hoyak tabuik lenong, yaitu tabuik kecil yang diletakkan di atas kepala seorang pria dan diiringi suara gandang tasa.

5. Maarak Saroban (8 Muharam)

Maarak Saroban dilakukan ketika petang untuk memperlihatkan serban Husain yang terbunuh di Perang Karbala. Prosesi ini juga diiringi dengan hoyak tabuik lenong sambil bersorak sorai.

6. Tabuik Naik Pangkat (10 Muharam)

Prosesi ini dilakukan pada dini hari menjelang fajar, yaitu menyatukan dua bagian tabuik menjadi satu tabuik yang utuh di pondok pembuatan tabuik. Seiring matahari terbit, tabuik ini diusung ke arena atau jalan dan hoyak (digoyangkan) sepanjang hari.

7. Pesta Hoyak Tabuik (10 Muharam)

Mulai pukul 09.00 hingga sore, Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang ditampilkan dalam Pesta Hoyak Tabuik. Seiring dengan akan tenggelamnya matahari, tabuik tersebut diusung ke tepi pantai.

8. Tabuik Dibuang ke Laut (10 Muharam)

Tepat pukul 18.00 tabuik dilemparkan ke laut oleh kedua kelompok pembuatnya. Masyarakat yang berkerumum menyaksikannya diliputi rasa haru. Dengan demikian, tuntas sudah seluruh rangkaian prosesi Upacara Tabuik.

Baca juga: 7 Tradisi Mahar Pernikahan Unik dari Berbagai Adat di Indonesia

Upacara Tabuik merupakan cara masyarakat Pariaman mengekspresikan rasa sedihnya atas riwayat menyakitkan dari kematian Husain bin Ali di Perang Karbala melalui tradisi. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini bukan punah, melainkan makin besar dan tertata dengan baik dalam Festival Tabuik.

Tags: 1 muharram10 Muharrambudaya MinangkabauHusain bin Alimakna upacara tabuikPariamanPerang Karbalaprosesi upacara tabuiksejarah upacara tabuiksumatra barat
Share191Tweet120
Next Post
Pantai Nihiwatu: Keindahan Tersembunyi di Sumba yang Harus Dikunjungi

Pantai Nihiwatu: Keindahan Tersembunyi di Sumba yang Harus Dikunjungi

TERKINI

Tempat Wisata di Binjai yang Indah

15 Tempat Wisata di Binjai dan Sekitarnya yang Menawarkan Keindahan

3 November 2025
logistik hijau

Kunjungi Megahub, Tim Riset BRIN Apresiasi Komitmen JNE Adopsi Logistik Hijau

3 November 2025
sekarang naik KRL atau transjakarta bisa bayar pakai QRIS!

Dari KRL sampai LRT, Pengguna Transportasi Umum di Jakarta Bisa Bayar dengan QRIS!

3 November 2025
dampak mikroplastik

Kemenkes Anjurkan Masyarakat Pakai Masker untuk Cegah Paparan Mikroplastik

3 November 2025
Jenis AI dan Contohnya dalam Hidup Sehari-hari

Jenis-Jenis AI dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari

3 November 2025
Contoh Passive Income untuk Penghasilan Tambahan

7 Contoh Passive Income yang Bisa Jadi Sumber Penghasilan Tambahan

31 October 2025

POPULER

Oleh-Oleh Khas Bromo, Cocok Dibawa Pulang

Bawa Pulang Bromo: Ragam Buah Tangan Khas dari Tanah Tengger

by Penulis JNEWS
23 October 2025

Piramida Giza Mesir Kuno: Sejarah, Arsitektur, Aktivitas

Piramida Giza: Warisan Peradaban Mesir Kuno yang Abadi

by Penulis JNEWS
17 October 2025

Istano Basa Pagaruyung yang Megah

Pesona Istano Basa Pagaruyung, Warisan Budaya Minang yang Megah

by Penulis JNEWS
20 October 2025

Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral di Jakarta

Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral, Ikon Persaudaraan Umat Beragama

by Penulis JNEWS
24 October 2025

Oleh-Oleh Khas Garut selain Dodol

17 Oleh-Oleh Khas Garut Selain Dodol

by Penulis JNEWS
29 October 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025

©2020 - Your Trusted Logistic Portal