JNEWS – Usaha di bidang kuliner tidak akan pernah padam. Alasannya sangat klasik karena makanan adalah kebutuhan primer manusia. Maka, memulai usaha produk makanan di rumah pun dilakukan oleh banyak orang sebagai langkah awal untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan bagi sebagian orang merupakan cara mewujudkan impian karena memiliki keterampilan di bidang ini.
Inovasi kuliner pun terus bergulir menghasilkan beragam makanan dengan bentuk dan rasa yang unik. Hal inilah yang membuat pertumbuhan bisnis di bidang ini kian mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
Begitu pula dengan potensi dari usaha kuliner rumahan tidak bisa dianggap remeh. Apalagi jika memiliki produk makanan unggulan berkualitas ditambah promosi yang gencar, tidak menutup kemungkinan keuntungan yang akan didapatkan bisa meroket.
Memulai bisnis ini tidak perlu modal yang besar. Berbekal keterampilan memasak, berbagai peralatan, rencana bisnis, maka usaha kuliner rumahan pun bisa diwujudkan. Namun, agar tidak salah langkah, berikut ini beberapa cara yang bisa diterapkan dalam memulai usaha produk makanan dari rumah.
5 Cara Memulai Usaha Produk Makanan dari Rumah dengan Modal Kecil
1. Buat Rencana Bisnis
Walaupun ini adalah usaha rumahan, jangan menganggap remeh dengan tidak membuat rencana bisnis. Karena dengan rencana bisnis, kamu akan memetakan bagaimana membuat usaha ini berkembang ke depannya dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Shopify, tahapan membuat rencana bisnis meliputi:
- Menyusun ringkasan eksekutif, meliputi konsep bisnis, business goal, visi dan misi, dan lain sebagainya.
- Menentukan deskripsi perusahaan
- Melakukan analisis pasar
- Membuat garis besar manajemen dan organisasi
- Membuat daftar produk dan layanan yang akan dijua
- Melakukan segmentasi pelanggan
- Menentukan rencana pemasaran
- Membuat rencana logistik dan operasional
- Membuat rencana keuangan
Rencana bisnis inilah yang akan menjadi pedoman sebagai langkah awal memulai usaha dan sebagai ‘kompas’ agar bisa tetap di koridor yang tepat.
Baca juga: Mengelola Bisnis Rumahan bersama Keluarga: Dinamika, Tantangan, dan Kesuksesan
2. Tentukan Produk dan Target Market
Produk makanan ada banyak jenisnya, untuk memulai usaha ini tentukan lebih spesifik apa saja yang mau dijual. Contohnya mau menjual frozen food, pastikan jenis apa saja yang akan dijual dan laris di pasaran seperti nugget, bakso maupun dimsum. Apabila ingin menjual menu nusantara, pastikan memilih yang spesifik misal pecel lele, gudeg, soto, dan lain-lain.
Dengan menentukan menu apa saja yang akan dijual, hal ini akan berpengaruh terhadap anggaran dan juga target market.
Dari menentukan produk makanan, tentukan lagi target marketnya siapa?
Apakah anak-anak usia 6-11 tahun, remaja 11-19 tahun, dewasa 20 tahun ke atas. Dengan demikian, produk yang dijual akan tepat sasaran.
3. Mengurus Perizinan
Membuka usaha kuliner ada syarat dan standar kesehatan yang dipatuhi. Tak hanya itu juga, penjualan produk makanan dan minuman bisa diedarkan setelah mendapatkan izin usaha makanan dan minuman dari pemerintah pusat atau daerah.
Berikut ini dua jenis perizinan yang perlu dimiliki oleh pelaku bisnis rumahan agar usaha berjalan lancar.
NIB
NIB (Nomor Induk Berusaha) adalah identitas pelaku usaha yang wajib dimiliki apa pun bentuk usahanya. Termasuk di dalamnya untuk home industry. NIB diterbitkan oleh Lembaga OSS setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran. Adanya NIB berlaku juga sebagai Angka Pengenal Impor (API), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan akses Kepabeanan.
PIRT
Untuk produk makanan rumahan perlu memiliki izin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan setempat. PIRT adalah izin yang diperlukan bagi pelaku usaha yang menjual produk makanan dan minuman yang bisa tahan lama di atas tujuh hari.
4. Ketersediaan Bahan Baku dan Manajemen Stok
Mencari supplier bahan baku yang tepercaya sangat penting untuk kelangsungan usaha. Karena hal tersebut berkaitan dengan berapa besar margin serta konsistensi dari kualitas produk yang ingin dicapai.
Menemukan supplier yang tepat, maka ketersediaan bahan baku pun aman setiap hari sehingga produksinya tidak putus atau berhenti di tengah jalan. Begitu juga dengan kualitas produk pun bisa lebih terjamin.
Selain bahan baku, menguasai keterampilan mengatur stok produk pun harus dimiliki. Apalagi ada produk yang dijual dengan sistem pre-order, maka pemilik bisnis harus memikirkan bagaimana durasi dari proses persiapan kemudian produksi hingga dikirimkan ke pembeli.
Lain halnya, apabila menjual frozen food. Cara mengatur stok adalah dengan sistem FIFO atau first in first out. Produk yang dimasukkan terlebih dulu, itulah yang dijual.
5. Promosi
Penjualan harus didukung dengan promosi yang gencar agar bisa laris manis serta makin banyak orang yang tahu akan produk tersebut.
Mulailah dengan aktif di media sosial seperti Instagram, TikTok yang memiliki jumlah pengguna terbesar di Indonesia. Upload rutin produk-produk di akun jualan tersebut. Apabila ingin menjangkau calon pembeli potensial lebih besar, bisa menggunakan fitur ads.
Selain itu, memasarkan melalui WhatsApp Story pun bisa dilakukan. Kadang kala, calon pembeli bisa datang dari kerabat, teman atau kontak yang tidak sengaja melihat status WhatsApp yang dibuat.
Strategi Pengembangan Usaha Produk Makanan
Setelah menerapkan cara memulai usaha produk makanan dengan lima langkah di atas, berikut ini beberapa tip yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha tersebut.
1. Kelola Keuangan dengan Bijak
Keuangan adalah nyawa bagi semua bisnis, apa pun jenisnya. Oleh karena itu, cara untuk mengembangkan usaha adalah dengan mengelola keuangan dengan bijak.
Harus bisa memisahkan uang usaha dan uang pribadi adalah yang terutama. Apabila memiliki modal usaha, pastikan seluruh modal tersebut digunakan untuk keperluan bisnis bukan pribadi.
Jangan lupa harus ada laporan keuangan setiap bulannya untuk bisa mengontrol pengeluaran dan pemasukan dari usaha. Jadi setiap enam bulan sekali bisa melakukan evaluasi keuangan untuk melihat sejauh mana perkembangan usaha yang dijalankan.
2. Riset Kompetitor
Kompetitor di bidang kuliner pasti banyak dan harus bisa bersaing secara sehat. Untuk itu, riset kompetitor harus dilakukan dengan cara persempit lagi list kompetitor dengan melihat usaha yang menjual produk sejenis.
Cari tahu apa saja kelebihan serta kekurangan dari kompetitor tersebut dan pelajari. Dengan memetakan dua hal tersebut, kamu akan menemukan celah yang bisa digunakan untuk menyaingi bahkan lebih hebat dari mereka. Baik itu dari segi harga, cara pengemasan, penjualan, promosi dan ciri khas.
3. Inovasi Usaha
Setiap usaha membutuhkan inovasi agar bisa bertahan di industri yang digeluti. Kuncinya, jangan takut untuk melakukan perubahan dan beradaptasi dengan tren kuliner kekinian.
Inovasi ini bisa dilakukan dari tampilan, bentuk, bahan baku, rasa hingga kreativitas penyajiannya. Bisa juga dengan memadukan tren kuliner viral dengan bahan baku lokal yang ada sehingga menciptakan sebuah produk makanan yang khas.
Selain inovasi dalam bentuk produk, memperlebar jaringan dengan mendaftarkan ke berbagai aplikasi makanan online patut dipertimbangkan. Tak hanya itu saja, sekarang ini zamannya uang digital, jadi sediakan juga pembayaran secara digital untuk mempermudah transaksi.
Baca juga: Strategi Pemasaran Digital untuk Bisnis Rumahan: Panduan untuk Pemula
4. Feedback Pelanggan
Jangan mengabaikan feedback dari pelanggan terhadap usaha kuliner yang dijalankan. Karena sebagian besar ide bisa tercetus justru dari keinginan dan kebutuhan para pelanggan.
Apabila menerima kritik misalnya di review Google Maps, tanggapi dengan santun, tidak perlu emosi. Karena kritikan dari pelanggan bisa menjadi hal berguna dalam membangun bisnis.
Dengan panduan lengkap memulai usaha produk makanan di rumah dan cara mengembangkannya, kini tak perlu ragu lagi untuk mewujudkan impian memiliki bisnis rumahan. Selamat mencoba!