Kelangkaan kontainer ekspor di Indonesia menjadi perhatian penting. Kontainer langka ini menjadi permasalahan yang serius, mengingat perlu ditindaklanjuti agar perdagangan bisa pulih sepenuhnya. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) pun mengusulkan perlu langkah-langkah strategis untuk mengatasi kelangkaan.
Adapun usulan yang dimaksud, Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, adalah adanya kompromi lintas sektor dan relaksasi aturan terkait reposisi kontainer di dalam dan luar negeri.
“Perlu ada kompromi lintas sektor dalam melihat peraturan yang harus bisa dikompromikan seperti reposisi kontainer di luar negeri dan kontainer dalam negeri yang berkaitan dengan ocean going. Satu-satunya jalan pemilik barang, shipping line ocean going, pelaku logistik duduk bareng, ini masalah kebijakan khusus reposisi kontainer kosong,” ujarnya seperti mengutip Bisnis.com.
Baca Juga: Kualitas Pelabuhan di Indonesia Dinilai Masih Kurang Baik
Yukki mengatakan, bahwa saat ini diperlukan kebijakan yang diambil terkait reposisi kontainer di dalam negeri. Ia pun mencontohkan kasus pada kontainer keperluan internasional, dimana ketika sudah melakukan impor ke pelabuhan di Indonesia wajib segera keluar dari Indonesia, yang akhirnya penyimpanan sementara dilakukan di negara tetangga seperti Singapura.
Ketika sudah berada di negara tetangga, kontainer masuk kembali ke Indonesia untuk melayani kebutuhan ekspor dari wilayah lain di Indonesia. Biaya pergeseran kontainer ini saja terangnya sudah memakan USD 200 hingga USD400.
Baca Juga: Tekan Biaya Logistik, IPC Kembangkan Platform i-Hub
“Harus ada kebijakan yang diambil pemerintah, perlu mensiasati kontainer kosong yang masuk ke Lampung atau ke Palembang bisa dikirim langsung ke Jakarta atau kemana yang membutuhkan. Selama ini terhalang aturan,” urainya.
Solusi lainnya, menurut Yukki, sementara waktu para pelaku eksportir perlu melakukan pemesanan ruang kapal dan kontainer sejak jauh-jauh hari. Seperti misalnya, untuk kebutuhan Februari 2021 dipesan sejak Desember 2020.
Impor Indonesia sendiri saat ini tengah menurun drastis, akibatnya tak ada kontainer masuk atau kontainer langka. Walaupun, sejak dahulu kalau ada kontainer di Asean atau China bisa reposisi, tetapi di seluruh wilayah ini pun terjadi kelangkaan.
“Masalahnya reposisi kontainernya harus dari long haul, penumpukan kontainer terjadi di AS, Eropa, dan Inggris ini yang harus ditarik ke sini. Shipping line akan mengeluarkan extra cost, tidak mau rugi pasti dibebankan ke tarif, perusahaan logistik pasti menagih ke pemilik barang,” ujarnya.
Kelangkaan kontainer ekspor di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah ketidakseimbangan perdagangan internasional. Menurut Yukki, perdagangan ke Amerika Serikat (AS) dinilai lebih menarik dibandingkan dengan internal Asia.
Yukki menilai, shipping atau pengiriman ke AS lebih memiliki keuntungan yang besar dibandingkan angkutan intra Asia. Dengan demikian, secara urutan daya tarik angkutan adalah menuju AS, Eropa, baru angkutan intra Asia.
Baca Juga: Model Bisnis Konvensional Jadi Tantangan Sektor Logistik