Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, resmi mengumumakan perpanjangan PPKM Level 3 selama sepekan ke depan atau hingga 21 Februari 2022.
Walau diperpanjang, namun Luhut juga menyampaikan sejumlah aturan baru yang sifatnya lebih melonggarkan dibanding penerapan pada sepekan lalu. Pemerintah akan menyesuaikan kembali batasan maksimal WFO di level 3, yang sebelumnya 25% menjadi 50%.
“Pada periode PPKM minggu ini, Pemerintah akan menyesuaikan kembali batasan maksimal Work From Office (WFO) di level 3 yang sebelumnya 25% menjadi 50%. Selain itu, aktivitas seni budaya dan sosial masyarakat serta fasilitas umum seperti tempat wisata juga dinaikkan menjadi 50%. Detail dari peraturan ini akan tertuang dalam Inmendagri yang akan keluar hari ini,” kata Luhut.
BACA JUGA : Saatnya Beli Mobil, Pemerintah Resmi Perpanjang Diskon PPnBM
Lebih lanjut Luhut memaparkan, adapun kebijakan ini disesuaikan pada karakterisitik Omicron yang berbeda dengan varian Delta dan melihat perkembangan situasi rumah sakit yang ada, dengan tetap mengedepankan aspek kesehatan, sehingga pemerintah masih melihat adanya ruang bagi kita untuk tidak menginjak rem terhadap ekonomi terlalu dalam.
Kondisi ini dilakukan semata-mata untuk terus menjaga keseimbangan sektor kesehatan dan ekonomi tetap baik. Karena itu, Luhut juga menyampaikan bila para padagang bisa kembali beroperasi namun tetap dengan mengedepankan kedisplinan protokol kesehatan.
“Para pedagang di pinggir jalan mulai dari tukang gorengan, tukang bakso hingga para pekerja seni seperti penampil wayang dan para aktor drama dapat tetap melakukan aktivitas dan tidak perlu dirumahkan akibat dampak kebijakan ini. Namun saya titip, penerapan protokol kesehatan harus tetap disiplin utamanya dalam penggunaan masker,” kata Luhut.
“Secara spesifik saya juga meminta kepada Pemerintah daerah dan Forkompimda setempat agar berhati – hati dan tetap humanis dalam tiap melakukan himbauan kepada masyarakat. Utamakanlah penerapan protokol kesehatan dibanding sekedar membubarkan,” tambahnya.
Luhut juga menjelaskan bahwa tren kasus pandemi Covid-19 di DKI Jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai menunjukkan penurunan. Namun peningkatan mulai terjadi di DIY, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, tetapi itupun masih di bawah puncak Delta.
BACA JUGA : Alasan Kenapa Valentine Identik dengan Cokelat
“Tidak hanya kasus, jumlah rawat inap rumah sakit di provinsi Jawa – Bali sebagian besar masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Delta. Namun jangan juga berfikir pemerintah menganggap enteng, kita harus tetap berhati-hati menghadapi Omicron ini,” ujarnya.
Diketahui hari ini Bed Occupancy Ratio (BOR) yang dipublikasikan oleh pemerintah sebenarnya belum mencerminkan kapasitas maksimum, misalnya tempat tidur yang disiapkan di Jawa – Bali hari ini hanya sekitar 55 ribu dimana terisi 21 ribu tempat tidur sehingga akan terlihat BOR saat ini di angka 39%. Bila menggunakan kapasitas maksimal diangka 87 ribu tempat tidur seperti saat Delta, maka BOR hari ini di Jawa Bali hanya terisi sekitar 25% saja. Angka ini masih jauh di bawah standar memadai WHO, yakni sebesar 60%.
“Satu catatan lainnya adalah terkait tingkat kematian. Pada tingkat kasus harian yang sama pada 13 Februari lalu sebanyak 44 ribu kasus, tingkat kematian harian pada periode Delta mencapai lebih dari 1000 kematian per hari berbanding dengan 111 yang terjadi kemarin,” ujarnya.