Verne, Awalnya Tugas Kuliah Kini Produknya Menembus Pasar Eropa

JNEWS – Produk fesyen berbahan dasar kulit punya pangsa penggemar sendiri. Selain memberikan kesan elegan, kulit juga memiliki kualitas dan ketahanan yang tinggi. Di Indonesia sendiri banyak ditemui sentra bisnis kulit atau pelaku UMKM yang spesialis memproduksi produk berbahan dasar kulit. Salah satunya adalah Verne Indonesia, jenama lokal asal Surabaya.

Awalnya, seorang mahasiswa bernama Edo Septyan Tedjakusuma mendapatkan tugas kuliah kewirausahaan, dan setelah melihat potensi yang menarik, lantas mendirikan Verne Indonesia pada tahun 2011.

Kini di tangan Marsetio, Manajer Verne Indonesia, produk-produk Verne makin dikenal masyarakat. Tak hanya di pasar domestik melainkan juga mancanegara. Dalam ‘Cerita Joni’ kisah inspiratif UMKM di Indonesia yang tayang di YouTube @JNE_ID Tio bercerita panjang lebar mengenai perjalanan bisnis Verne Indonesia.

“Kita menyebut diri kita small batch production atau handmade production. Karena produksinya dalam jumlah kecil dan semua pengerjaannya di rumah, dengan jumlah orang yang bisa dihitung jari,” ujar Tio.

Ia menambahkan, ada fakta menarik di Verne Indonesia ini. Yakni pengrajin kulit yang bergabung di Verne berasal dari berbagai latar belakang. Ia dan Edo merupakan seorang desainer. Sedangkan karyawannya ada yang mantan staff pabrik sepatu, bahkan kuli bangunan. Namun Verne Indonesia berhasil menyatukan perbedaan tersebut melalui semangat yang sama pada karyawannya yaitu percaya akan kemampuan dan proses.

Baca juga: Memudahkan Bisnis UMKM, Ini Keunggulan Layanan Jemput Paket JNE

Tio melanjutkan bahwa visinya ingin menjadikan Verne brand yang baik serta dikenal luas hingga ke mancanegara. Ia ingin brand dari Surabaya ini dilihat oleh banyak orang dan dunia. “Orang lokal mengerjakan bahan-bahan yang berasal dari daerah lokal dan menghasilkan karya berkualitas. Lokalitas itu dihargai di seluruh dunia,” ujar Tio.

Tak sekedar berbisnis Tio juga ingin Verne Indonesia menjadi ruang berkarya bagi para pembuat produk-produk berbahan dasar kulit (leathers good maker). Hal ini diwujudkan dalam sebuah workshop yang digelar oleh Verne bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Surabaya pada tahun 2018. Verne memberikan pelatihan bagi 40 karangtaruna di Perak Barat. Dalam pelatihan tersebut diajarkan mulai dari branding, crafting, hingga peserta bisa membuat satu produk dari bahan kulit. Pelatihan tersebut memberi kesan tersendiri pada Tio karena peserta begitu antusias bahkan ada yang membuka usaha kerajinan kulit sendiri.

Hal berkesan lainnya adalah ketika Verne merilis sebuah produk waist belt. Produk yang terinspirasi dari sebuah serial berjudul “Anne With An E”. Salah satu pemeran serial berlatar abad ke 19 ini mengenakan waist belt. Melihat waist belt berbahan kulit dalam serial tersebut Tio penasaran ingin membuatnya. “Saya minta teman-teman pengrajin menonton dan kemudian mencoba membuatnya,” jelas Tio. Setelah jadi Tio mengunggah waist belt buatannya tersebut di media sosial. Siapa menyangka konten yang niatnya untuk pamer ternyata justru mendatangkan peminat untuk meminang waist belt tersebut.

Singkat cerita puluhan waist belt yang lahir karena terinspirasi dari serial tersebut mendapatkan apresiasi yang baik dari para pecinta leathers good. Puluhan waist belt setidaknya sudah Tio kirimkan ke beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.

Bicara soal distribusi Tio menyampaikan bahwa Verne sudah bekerjasama dengan JNE sejak tahun 2011. Ia memercayakan pengiriman produk melalui JNE karena berbagai kemudahan, selain aman dan tepat waktu. Bahkan di bulan Februari ini JNE memberikan promo subsidi ongkir untuk pembelian produk melalui platform website.  Program ini salah satu bentuk apresiasi kepada pelanggan. “Kami berharap subsidi ongkir ini dapat dimanfaatkan para pecinta produk Verne untuk berbelanja di bulan Februari” kata Ninil.

Exit mobile version