Virtual Assistant, Profesi Baru di Era Digital yang Bisa Pancing Cuan

Di era digital seperti saat ini memunculkan banyak profesi atau pekerjaan baru yang bisa dilakukan secara daring. Salah satunya adalah virtual assistant yang memungkinkan seseorang bekerja tanpa harus tatap muka.

Sejatinya profesi ini mirip dengan pekerjaan asisten pada umumnya. Hanya saja, perbedaannya terletak pada sistem kerja. Di mana asisten biasa harus bekerja secara on-site, sedangkan virtual assistant bisa dikerjakan secara online.

Baca juga: Kunci WhatsApp dengan Sidik Jari, Begini Caranya!

Beberapa tugas yang biasa dikerjakan oleh seorang virtual assistant, di antaranya mengatur jadwal, mengelola email dan panggilan telepon, menginput data, mengelola media sosial, hingga melayani pelanggan, seperti halnya customer service.

Namun itu tergantung kebutuhan dari perusahaan atau klien yang menggunakan jasa virtual assistant ini.

Meskipun sedang populer, sayangnya belum banyak perusahaan di Indonesia yang mempekerjakan virtual assistant ini. Para klien yang menggunakan jasa virtual assistant ini justru mayoritas datang dari luar negeri.

Hal tersebut juga dirasakan oleh Virtary, sebuah agensi virtual assistant di Indonesia. Founder & CEO Virtary Rieni Santoso mengatakan 95 persen klien yang menggunakan jasa virtual assistant dari agensinya berasal dari luar negeri, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Hongkong, Korea, Singapura. Sementara sisanya berasal dari Indonesia.

Baca juga: Segera Bangkit Setelah PHK, Ini yang Harus Kamu Lakukan

“Peluang untuk mendapatkan cuan dari kerja online menjadi virtual assistant ini cukup besar. Banyak project dari perusahaan di luar negeri yang bisa kita bantu kerjakan. Makanya, ini bisa jadi peluang yang sangat bagus bagi mahasiwa, pelajar, ibu rumah tangga, orang yang sedang mencari pekerjaan, maupun korban PHK,” ujar Rieni dalam keterangannya.

Saat ini Virtary memiliki 86 freelancer dari seluruh Indonesia dengan kantor pusat di Jakarta. Selain di Jakarta, agensi yang dibangun Rieni Santoso pada tahun 2010 ini juga memiliki kantor di Yogyakarta.

Di Kota Gudeg ini, terdapat 40 orang virtual assistant di Yogyakarta yang bekerja secara on-site.

“Kita ingin semakin banyak orang yang bisa kerja online dari rumah dan mendapatkan bayaran ribuan dollar per bulan. Harapannya, dengan adanya kelas ini, kita bisa menjadi penggerak roda ekonomi di masyarakat melalui peran mereka sebagai virtual assistant,” tutup Rieni.

Baca juga: Ini 4 Cara Hindari Kebocoran Data Saat Internetan

Exit mobile version