Cara Praktis Menjaga Work-Life Balance di Era Hybrid

JNEWS – Menjaga work-life balance di era kerja hybrid sering jadi tantangan. Jam kerja yang fleksibel justru membuat banyak orang sulit memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi. Akibatnya, pekerjaan terus terbawa hingga malam atau akhir pekan, sementara waktu untuk istirahat dan keluarga jadi terabaikan.

Model kerja hybrid yang kini semakin umum menawarkan kebebasan dalam mengatur waktu. Namun, tanpa manajemen yang tepat, keseimbangan hidup bisa terganggu. Pekerjaan terasa tiada habisnya, dan burnout pun sulit dihindari.

Makanya, penting banget menerapkan cara praktis agar produktivitas tetap terjaga, tetapi tetap punya waktu untuk diri sendiri.

Menjaga Work-Life Balance

Zaman sudah berubah. Dengan sistem kerja yang semakin fleksibel, penting untuk menerapkan kebiasaan yang bisa membantu menjaga batas antara kedua aspek tersebut.

Berikut beberapa cara praktis yang bisa diterapkan agar work-life balance tetap terjaga di tengah tuntutan kerja yang dinamis di tahun 2025.

1. Tetapkan Prioritas Harian

Mulailah hari dengan menyusun daftar tugas berdasarkan tingkat urgensi dan kepentingan. Prioritaskan pekerjaan yang memiliki dampak besar atau tenggat waktu lebih dekat agar tidak menumpuk di akhir hari.

Hindari multitasking berlebihan dengan fokus menyelesaikan satu tugas sebelum beralih ke yang lain. Dengan begitu, efisiensi dan kualitas hasil kerja bisa dipertahankan.

Sesungguhnya bekerja secara multitasking bukanlah sistem kerja yang efisien. Terlalu banyak melakukan multi-tasking dapat menyebabkan kelelahan mental, menurunkan konsentrasi, dan meningkatkan risiko kesalahan. Fokus yang terarah membantu pekerjaan selesai lebih cepat dengan hasil yang lebih baik, sekaligus menjaga energi tetap stabil sepanjang hari. Agar work-life balance bisa dicapai dan semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik, penentuan prioritas yang tepat menjadi kunci.

2. Tetapkan Batas Waktu Kerja yang Jelas

Pastikan jam kerja tetap terstruktur meskipun bekerja dalam model hybrid. Tentukan waktu mulai dan selesai bekerja setiap hari agar tidak ada tumpang tindih dengan aktivitas pribadi.

Matikan notifikasi kerja di luar jam yang sudah ditentukan untuk menghindari godaan mengecek pekerjaan. Atau, bisa juga pasang mode Do Not Disturb. Hindari mengecek email atau pesan kerja di luar jam kerja, terutama saat malam hari atau akhir pekan.

Konsistensi dalam memisahkan waktu kerja dan waktu istirahat membantu menjaga kesehatan mental serta memberi ruang untuk menjalani aktivitas lain, seperti berkumpul dengan keluarga, olahraga, atau menjalankan hobi.

Baca juga: Lagom: Gaya Hidup Seimbang dari Swedia

3. Komunikasikan Kebutuhan dengan Tim

Jelaskan jadwal kerja dan waktu istirahat di atas secara terbuka kepada atasan dan rekan kerja untuk menciptakan pemahaman bersama. Diskusikan kebutuhan fleksibilitas atau penyesuaian jadwal agar tidak mengganggu koordinasi tim.

Komunikasi yang jelas dapat mencegah kesalahpahaman, mengurangi konflik jadwal, dan memastikan semua pihak dapat bekerja dengan efisien tanpa mengorbankan work-life balance.

4. Buat Ruang Kerja yang Nyaman di Rumah

Pilih sudut khusus di rumah sebagai area kerja untuk menciptakan suasana yang kondusif. Gunakan meja, kursi ergonomis, serta pencahayaan yang baik agar tetap nyaman selama bekerja. Hindari bekerja dari tempat tidur atau sofa, karena dapat mengurangi produktivitas dan mempersulit pemisahan antara waktu kerja dan waktu santai.

Ruang kerja yang nyaman dan tertata akan membantu meningkatkan fokus, mengurangi stres, serta memudahkan transisi ke waktu istirahat setelah jam kerja berakhir.

5. Jangan Lupakan Istirahat Sejenak

Mengambil jeda di sela pekerjaan membantu menjaga konsentrasi dan mencegah kelelahan mental. Luangkan waktu beberapa menit untuk meregangkan tubuh, berjalan sebentar, atau sekadar menjauh dari layar perangkat.

Untuk lebih efektif, coba terapkan metode seperti Pomodoro, yang membagi waktu kerja menjadi sesi fokus dengan jeda istirahat teratur. Umumnya menggunakan metode 25-5; 25 bekerja fokus, lalu 5 menit beristirahat. Setelah melakukannya sebanyak 3 kali, pada pengulangan keempat, waktu istirahatnya bisa diperpanjang. Misalnya 15 menit. Jadi hitungannya begini:

Durasi di atas bukan durasi kaku, artinya bisa disesuaikan dengan beban dan kinerja masing-masing. Dengan cara ini, produktivitas tetap tinggi tanpa merasa terbebani. Istirahat singkat ini penting untuk menyegarkan pikiran dan meningkatkan energi sepanjang hari.

6. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dimulai dengan menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat. Konsumsi makanan bergizi, cukup tidur, dan lakukan olahraga rutin untuk menjaga energi sepanjang hari.

Jangan lupa luangkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan, seperti hobi, meditasi, atau sekadar bersantai, agar pikiran tetap segar. Kesehatan fisik dan mental yang terjaga tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu mengelola stres dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.

Baca juga: Apa itu Slow Living? Mengenal Gaya Hidup yang Lebih Santai untuk Kesehatan Mental

Menjaga work-life balance di era hybrid memang butuh usaha, tapi bukan berarti sulit dilakukan. Kuncinya ada pada konsistensi dan kemampuan mengatur waktu dengan baik.

Jangan biarkan pekerjaan mengambil alih seluruh waktu dan energi. Beri ruang untuk diri sendiri, keluarga, dan hal-hal yang bikin hidup lebih seimbang. Dengan langkah-langkah sederhana, keseimbangan hidup dan kerja bisa tercapai tanpa harus merasa terbebani.

Exit mobile version