Penelitian oleh McKinsey mengungkapkan 57 persen pembeli setuju telah membuat perubahan signifikan gaya fesyen berkelanjutan. Sedangkan 15 persen konsumen berharap dapat membeli pakaian yang ramah lingkungan dan sosial.
Penelitian tersebut membuktikan, konsumen saat ini mempunyai kesadaran akan fesyen berkelanjutan. Sehingga memilih dan mendorong produsen untuk memproduksi pakaian yang ramah lingkungan.
Head of Textiles Zilingo Indonesia Felix Soni menjelaskan orientasi dan misi gaya fesyen itu bisa menjangkau lebih banyak pelanggan. Sebagai platform solusi bisnis satu atap, Zilingo Trade siap untuk mendukung lebih banyak perusahaan yang ingin mengakses dan mengadopsi tekstil berkelanjutan.
BACA JUGA : Intip 3 Ide Bisnis Rumahan Bermodal Kecil untuk Anak Muda
“Kami telah bermitra dengan pemasok tekstil makanan dan berkelanjutan terbesar di dunia, Toyoshima. Sehingga merek, pengecer, dan bisnis di seluruh Indonesia sekarang dapat memperoleh lini kain dan tekstil berkelanjutan ini secara digital di zilingotrade.id.” jelas Felix.
Melihat fakta ini, Zilingo Indonesia membagikan lima tren fesyen berkelanjutan :
1. Konsumen lebih memilih pakaian kasual yang nyaman sebagai seragam “WFH”
Pandemi saat ini memaksa masyarakat untuk tetap berada di rumah. Sehingga sosialisasi pun menjadi minim karena pertemuan berganti secara virtual. Perubahan gaya hidup ini pun secara tak langsung menciptakan seragam “Bekerja dari Rumah”. Yaitu pilihan pakaian yang nyaman namun tetap terlihat profesional.
2. Merek mulai menarik minat konsumen melalui upcycling
Upcycling adalah tren yang terus berkembang dan merupakan salah satu hal paling berkelanjutan yang dapat dilakukan untuk produk fesyen. Dikarenakan upcycling memanfaatkan barang yang sudah ada, seringkali menggunakan sedikit sumber daya dalam pembuatannya dan benar-benar membuat barang ‘yang tidak diinginkan’ tidak menjadi limbah.
BACA JUGA : Buat Ladies, Kini Bisa Konsultasi Kecantikan Kulit POND’s di Shopee
3. Konsumen lebih memilih merek lokal untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional
Berbelanja secara lokal dan mendukung komunitas lokal dari rumah adalah tren yang kemungkinan besar akan bertahan di tahun 2021 dan seterusnya. Perbatasan yang masih ditutup dan situasi yang sulit bagi bisnis lokal telah menyatukan masyarakat Indonesia untuk bahu membahu membantu masyarakat setempat.
4. Konsumen mengharapkan merek yang mereka dukung dapat bertanggung jawab secara sosial
Dampak sosial adalah salah satu area yang perlu diperbaiki merek dan bisnis Indonesia. Merek harus lebih terbuka mengenai informasi pemasok mereka dan tindakan yang mereka ambil untuk memastikan kondisi kerja yang etis serta upah yang adil. Para pelaku bisnis juga perlu lebih sadar akan dampak lingkungan di setiap tahap desain.
5. Pelaku bisnis perlu menjunjung inklusivitas dan merangkul keragaman
Istilah keragaman dan inklusivitas telah digunakan selama bertahun-tahun dalam industri fesyen etis sebagai kepedulian terhadap keadilan lingkungan, ketidaksetaraan rasial, dan perampasan budaya akhirnya dibawa ke garis depan baik untuk pelaku bisnis maupun konsumen.
BACA JUGA : Buat Gen Z yang Masih Jomblo, Nih Trik Gaet Pasangan di Tengah Pandemi