Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa kepada semua sektor, terutama sektor usaha. Meski demikian, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir untuk memulai profesi sebagai wirausaha, terutama untuk generasi milenial.
Seperti disampaikan oleh Menteri Teten, berwirausaha dapat menjadi pilihan strategis bagi para kaum milenial. Selain tekad kemandirian yang tinggi, generasi milenial juga sangat dinamis. Menurutnya, laporan BPS menunjukkan populasi Indonesia terbesar adalah anak muda, masing-masing gen milenial dan gen z karakternya berbeda.
“Proyeksi di 2024, total Gen Milenial, Gen Z, dan Post Gen Z sebanyak 65% atau 174,79 juta orang. Jumlah tersebut dapat menjadi sasaran pembangunan kewirausahaan,” ujarnya seperti dikutip dari siaran persnya.
Menurut Menteri Teten, 35,5% pemuda Indonesia memiliki hasrat besar menjadi pengusaha/wirausaha. Bahkan katanya, berdasarkan Startup Ranking 2020, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah startup terbanyak (2.195 startup).
Baca Juga: UMK Binaan Pertamina Tumbuh Subur di Tengah Pandemi
Ketiga poin tersebut, lanjut Menteri Teten, bisa menjadi modal kuat Indonesia mempersiapkan UKM Masa Depan atau Future SME berbasis kreativitas dan teknologi. Namun, untuk mencapai target rasio kewirausahaan dibutuhkan dukungan seluruh stakeholder bersinergi, berkolaborasi, dan berbagi peran.
Seperti diketahui, berdasarkan data dari UNDP dan FE UI, dampak Covid-19 telah membuat 9 dari 10 pelaku UMKM mengalami penurunan permintaan, 2 dari 3 UMKM mengalami penurunan pendapatan, lebih dari 80% mencatat margin keuntungan lebih rendah, lebih dari 53% UMKM mengalami penurunan nilai aset, dan sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produknya.
Namun, sekitar 44% UMKM yang disurvei telah bergabung dengan pasar online. Menteri Teten pun menyebut banyak contoh kasus UMKM yang beradaptasi dan berinovasi dapat bangkit dan pulih dari dampak pandemi.
“Kebutuhan lapangan kerja baru bagi masyarakat & perbaikan kesejahteraan tetap krusial, di sinilah peran wirausaha dibutuhkan,” tegas Menkop UKM.
Baca Juga: Kemenkop UKM Gencar Vaksin untuk UMKM di Daerah
Menkop UKM pun mengatakan, saat ini UMKM mendominasi terhadap postur pelaku usaha. Jumlah UMKM lebih dari 64 juta unit atau 99,9% dari populasi pelaku usaha, menyumbang penyerapan tenaga kerja hingga 97%, dan kontribusi terhadap PDB sebesar 61%.
Namun menurut Menkop UKM, rasio kewirausahaan Indonesia masih rendah di 3,47% atau masih di bawah negara-negara ASEAN seperti Thailand (4,26%), Malaysia (4,74%), dan Singapura (8,76%).
Seperti diketahui, dalam RPJMN 2020-2024, penguatan kewirausahaan, UMKM dan Koperasi masuk ke dalam Agenda I Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan, dengan target indikator rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,9% pada 2024 dan pertumbuhan wirausaha sebesar 4% pada 2024.
“Kementerian Koperasi dan UKM menaruh perhatian serius terhadap upaya peningkatan jumlah kewirausahaan atau entrepreneurship di Indonesia. Saat ini, Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) telah memasuki tahapan final, yaitu proses pengundangan. Rancangan PerPres PKN ini diharapkan mendorong akselerasi penciptaan wirausaha baru di Indonesia,” tutupnya.
Baca Juga: Kolaborasi Tokko dan LinkAja Dorong Inklusi Digital UMKM Indonesia