Pandemi Covid-19 yang masih berlanjut sampai saat ini, mengingkatnya semua pemangku kepentingan soal pemenuhan kebutuhan Alat Kesehatan (Alkes) di Indonesia. Pasalnya, sejauh ini Alkes yang didapat masih bergantung dengan impor.
Menyikapi komitmen Pemerintah dan kebutuhan mayarakat saat ini, ASKI (PT Astra Komponen Indonesia), didukung oleh BIM (PT Berkah Instalasi Medika) sebagai distributor dengan merek dagang “SIGOGRIN” meluncurkan High Flow Nasal Canula (HFNC).
HFNC adalah alat terapi oksigen beraliran tinggi, guna membantu pernafasan dengan menyalurkan oksigen melalui selang yang bening transparan dan lentur. Penggunaannya tidak sebatas untuk pasien Covid-19, namun dapat juga digunakan untuk pasien yang mempunyai diagnosa penyakit paru obstruktif kronis, Restrictive Thoracic Diseases (RTD), Obesity Hypoventilation Syndrome 5, deformitas dinding dada, penyakit neuromuskular, dan Decompensated Obstructive Sleep Apnea.
BACA JUGA : Dukung Percepatan Penanganan Covid-19, PT KAI Gratiskan Angkutan Oksigen
“Dengan kerjasama yang terjalin dengan BIM, kedepannya kami harap dapat melakukan pemasaran produk Alkes lainnya berikut dengan perijinannya secara bertahap, dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, agar dapat berjalan dengan baik,“ ujar Presiden Direktur ASKI Prihatanto Agung Lesmono.
Produk HFNC dapat diperoleh masyarakat melalui BIM sebagai sole distributor. Guna melengkapi peningkatan kualitas dan kepuasan masyarakat, BIM juga akan membuka service center untuk melayani kebutuhan masyarakat atas ketersediaan sparepart atau suku cadang dari Alkes produksi dalam negeri.
“Tentunya kami akan menyediakan layanan purnajual yang baik dan terintegrasi dengan layanan kalibrasi lewat optimalisasi kerjasama dengan Alfakes (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia) yang akan membantu memastikan kelayakan dan keamanan alat kesehatan,” tambah Boge Ronny.
Kerja sama ASKI dan BIM yang mengutamakan jaminan keselamatan pasien pada setiap alat kesehatan yang diproduksinya patut diapresiasi sehingga alat kesehatan lokal akan mampu bersaing dengan Alkes impor baik dari sisi kualitas maupun dari sisi keamanannya.
BACA JUGA : Temukan Keseimbangan dengan Teknologi yang Tepat
Pemerintah melalui Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, menyikapi kondisi ketergantungan terhadap impor dengan mendorong percepatan pengembangan industri Alkes dalam negeri dengan melakukan Tujuh Langkah Strategis Peningkatan Ketersediaan Pasar untuk Produk Alkes Dalam Negeri yang terdiri atas;
(1) Keberpihakan pada PDN melalui belanja barang atau jasa pemerintah,
(2) Peningkatan kapasitas produksi Alkes dalam negeri,
(3) Subsidi sertifikasi TKDN melalui dana PEN,
(4) Skema insentif bagi investor Alkes dan farmasi,
(5) Peningkatan Alkes berteknologi tinggi berbasis riset,
(6) Kebijakan tenggat waktu untuk pembelian produk impor,
(7) Prioritas penayangan PDN di E-Katalog.