Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus memaksimalkan potensi pariwisata Indonesia. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di desa wisata agar dapat memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan.
“Kami meyakini bahwa Desa Wisata Sade adalah desa yang indah, dengan kekuatan budaya dan ekonomi kreatif serta masyarakatnya. Saya sudah beberapa kali ke sana dan kita akan terus lakukan pendampingan dan pelatihan termasuk peningkatan kemampuan bahasa Inggris masyarakat,” ujar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.
Terkait persepsi yang disampaikan seorang wisman di media sosial tentang Desa Wisata Sade adalah kesalahan persepsi dan komunikasi. Karenanya Menparekraf Sandiaga mengapresiasi gerak cepat dari masyarakat Desa Wisata Sade termasuk anggota tim Monev KEK Kemenparekraf, Taufan Rahmadi yang menaruh perhatian lebih terhadap isu ini.
Baca Juga: Masjid Sheikh Zayed Al-Nahayan Diresmikan, Jadi Destinasi Wisata Religi Baru di Solo
“Sebelumnya yang terjadi adalah salah persepsi karena kedua pihak tidak berkomunikasi dengan baik dan lancar sehingga terjadi penggiringan opini terhadap Desa Wisata Sade yang dikesankan tidak memperlakukan wisatawan dengan baik,” kata Sandiaga.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan kemampuan komunikasi masyarakat di dalamnya.
“Pendampingan nantinya juga akan melibatkan Poltekpar Lombok. Selain bahasa Inggris, juga akan ada pendampingan terhadap produk ekraf agar ada standardisasi kualitas dan juga harga dengan batasan-batasan harga produk ekraf yang layak dan pantas untuk daerah Lombok Tengah,” kata Sandiaga.
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Sade, Sanah, mengatakan apa yang dipersepsikan seorang wisman di media sosial sangatlah tidak benar. Masyarakat Desa Wisata Sade sudah sejak lama sangat terbuka terhadap wisatawan dan selalu berusaha menjadi tuan rumah yang baik.
“Namun dengan segala keterbatasan, kami tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada wisatawan yang mencecar pertanyaan kepada warga lokal. Tapi intinya kami selalu berusaha menjadi tuan rumah yang baik agar kami bisa menjadi lebih baik. Kami sudah mengidentifikasi apa yang menjadi kekurangan kami dan insyaallah kami sudah mulai berbenah diri untuk menjadi lebih baik” kata Sanah.
Baca Juga: Menparekraf Dorong Danau Toba Jadi Wisata Berkelas Dunia
4,4 Juta Lapangan Kerja Bisa Diciptakan
Sebelumnya, Sandiaga Uno menyebut bahwa sektor parekraf dinilai dapat menciptakan peluang lapangan kerja baru. Hal ini berkaca dari pencitaan 1,1 juta lapangan kerja sepanjang tahun 2022.
Dirinya pun menargetkan terciptanya 4,4 juta lapangan kerja pada 2024.
“Di 2024 kami menargetkan sektor ini bisa menciptakan 4,4 juta lapangan kerja. UMKM parekraf yang on boarding juga bisa ada kesempatan untuk ekspor,” ujarnya dalam pembukaan BRI UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2022 di JCC, beberapa waktu lalu.
Sandiaga menilai ekspor UMKM saat ini masih didominasi produk fashion dan furniture. Sedangkan untuk produk kuliner yang sebetulnya banyak memiliki keunggulan, masih tertinggal.
“Untuk mengangkat presentase ekspor UMKM, menurut saya program Indonesia Spice Up the World yang diluncurkan di Dubai tahun lalu perlu dilakukan seksama untuk mendorong ekspor kuliner,” tutupnya.