JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Berkenalan dengan Bahasa Sunda: Sejarah, Keanekaragaman, dan Ciri Khas Dialek

by Penulis Konten
23 August 2023
Berkenalan dengan Bahasa Sunda: Sejarah, Keanekaragaman, dan Ciri Khas Dialek
Share on FacebookShare on Twitter

Bahasa Sunda baru saja viral akibat sebuah unggahan di media sosial. Bahasa yang menjadi bahasa sehari-hari suku Sunda tersebut dikreasikan dengan dialek dan ekspresi bahasa Korea dan Thailand. Bagi yang tidak mengerti, akan mengira bahwa yang diucapkan adalah bahasa asli Korea atau Thailand.

Bahasa Sunda digunakan oleh masyarakat suku Sunda di Jawa Barat. Beberapa kata dalam bahasa ini juga sering diucapkan oleh masyarakat di luar suku tersebut, antara lain kumaha, naon, saha, ngabuburit, dan sebagainya. Bahasa ini memang menarik untuk dipelajari.

Sejarah Bahasa Sunda

Berkenalan dengan Bahasa Sunda: Sejarah, Keanekaragaman, dan Ciri Khas Dialek

Dalam buku Kajian Bahasa dan Budaya Sunda, Yuyus Rustandi (2022:14), sejarah bahasa Sunda dibagi menjadi 3 periodisasi sebagai berikut.

1. Masa Bihari (Sebelum 1600)

Bahasa Sunda diketahui telah ada sejak abad ke-14. Ini dibuktikan dengan penggunaan aksara dan bahasa kunonya di sebuah prasasti yang ditemukan di Kawali, Ciamis. Ini berarti, secara lisan bahasa ini sudah diucapkan jauh sebelum abad ke-14.

Tulisan dalam bahasa Sunda kuno di media yang lebih praktis seperti daun lontar dan nipah baru dilakukan pada abad ke-15. Pada media yang lebih fleksibel ini, kata-kata yang bisa dituliskan lebih banyak.

Karena itu masa ini dikenal pula dengan masa Sunda Kuno atau buhun. Saat itu bahasa yang sangat khas ini mendapat pengaruh kuat dari Hindu sehingga lebih dekat ke bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.

Baca juga: Daftar Lengkap 15 Makanan Khas Jawa Barat yang Selalu Dicari Wisatawan

2. Masa Kamari (1600 – 1945)

Pada masa ini, bahasa Sunda mendapat pengaruh dari budaya Mataram, Arab, Belanda dan Inggris. Masa Kamari dibagi lagi menjadi 2 kurun waktu, yaitu:

  1. Masa Tahun 1600 – 1800, masa ketika budaya Arab memengaruhi kehidupan pesantren. Sedangkan budaya Jawa memengaruhi kehidupan keraton. Hasilnya, terdapat 300 kata-kata halus dan 275 kata-kata kasar yang berasal dari bahasa Jawa. Contoh: abot, bobot dan lali.
  2. Masa Tahun 1800 – 1900, tepatnya di masa penjajahan Belanda. Sekolah-sekolah diwajibkan menggunakan bahasa Melayu sehingga bahasa ini pun menjadi kamalayon.
  3. Masa Tahun 1900 – 1945, tepatnya pada masa pergerakan, ketika Belanda melakukan politik etis di bidang pengajaran. Masyarakat diwajibkan menggunakan bahasa Melayu, yang kemudian menjadi cikal bakal bahasa Indonesia. Namun, perlawanan tetap dilakukan, antara lain dengan tetap menggunakan bahasa asli suku Sunda ini.

3. Masa Kiwari (1945 – Sekarang)

Sejak Indonesia merdeka, bahasa ini bebas digunakan. Pada tahun 1952, diadakan kongres bahasa Sunda untuk pertama kali. Hasilnya, terbentuklah Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda atau LBSS.

Keanekaragaman Bahasa Sunda

Dalam kehidupan sehari-hari, jenis percakapannya sangatlah beragam. Ada ragam bahasa untuk budak (anak-anak), rumaja (remaja), kolot (orang tua), kreol (dialek Cirebon), lulugu (bahasa pemersatu) dan masih banyak lagi.

Namun secara garis besar, ragam bahasa ini dibagi menjadi 3, seperti berikut ini.

1. Sapopoe

Sapopoe merupakan ragam bahasa lisan yang diucapkan sehari-hari. Dalam Sapopoe terdapat beberapa model bahasa, yaitu:

  1. Ucapan atau idiolek atau parole, yaitu yang diucapkan seseorang secara khusus.
  2. Dialek sosial atau sosiolek, yaitu yang diucapkan di lingkungan masyarakat.
  3. Dialek, yaitu yang diucapkan di daerah tertentu atau wewengkon.
  4. Kronolek atau dialek temporal, yaitu yang diucapkan berdasarkan pembagian periodisasi zaman.

2. Paelmuan

Paelmuan merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam lingkup keilmuan. Ragam bahasa ini digunakan untuk mengelola dan menyelesaikan masalah.

3. Kasastraan

Kasastraan merupakan ragam bahasa yang digunakan di bidang sastra. Ragam bahasa digunakan untuk mengekspresikan hal-hal indah yang bisa memenuhi kebutuhan batin.

Ciri Khas Dialek Bahasa Sunda

Berkenalan dengan Bahasa Sunda: Sejarah, Keanekaragaman, dan Ciri Khas Dialek

Beberapa ciri khas dialek Sunda, antara lain sebagai berikut.

1. Ciri Khas Dialek [h] dan Non [h]

Dikutip dari laman Kemdikbud, ciri khas dialek ini ada dua macam, yaitu:

  1. Dialek [h], yang merealisasi bunyi [h] di semua posisi, seperti umumnya bahasa Sunda baku. Dialek ini merupakan dialek standar yang digunakan di pemerintahan, media dan sebagaian besar masyarakat. Dialek ini digunakan oleh penutur Sunda di hampir seluruh Jawa Barat, meliputi Bekasi, Karawang, Subang, Majalengka, Cirebon, Kuningan, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
  2. Dialek non [h], yang tidak merealisasi bunyi [h]. Bunyi [h] bervariasi dengan bunyi [Ø].
    Dialek ini digunakan di wilayah pesisir utara, yaitu Indramayu.

2. Ciri Khas Dialek Fonotaktik

Ciri dialek fonotaktik juga dapat dibagi 2, yaitu:

  1. Dialek fonotaktik eu-u, o-u, a-u. Dialek ini tampak menonjol dalam perbandingan dialek leksikon baku dengan Cirebon.
  2. Dialek fonotaktik i-u. Dialek ini tampak menonjol dalam perbandingan dialek leksikon baku dan daerah lain dengan Banten dan Cirebon.

Baca juga: Trik dan Cara Cepat Belajar Bahasa Korea agar Bisa Segera Nonton Drakor tanpa Subtitle

3. Ciri Khas Aksen

Perbedaan aksen pada dialek di tiap daerah terlihat jelas terutama pada intonasi.

Demikianlah sejarah, keanekaragaman, dan ciri khas dialek bahasa Sunda yang menarik untuk diketahui. Bahasa daerah terbesar kedua di Indonesia ini telah melalui perjalanan panjang selama berabad-abad hingga sekarang menjadi bahasa yang seru untuk dikreasikan di media sosial.

Tags: ciri khas bahasa sundadialek bahasa sundadialek sundaragam bahasa sundasejarah bahasa sunda
Share208Tweet130
Next Post
JNE palembang, kota sriwijaya

Mengenal Nahkoda Baru JNE di Kota Sriwijaya

TERKINI

Canyoneering Terbaik di Dunia Wajib Dicoba

6 Lokasi Canyoneering Terbaik di Dunia yang Wajib Dicoba Petualang

1 July 2025
Negara yang Wajib Dikunjungi Sekali Seumur Hidup

7 Negara yang Wajib Dikunjungi Sekali Seumur Hidup

1 July 2025
kurir jne di papua

Menempuh Rute Terjal demi Senyum Pelanggan: Kisah Inspiratif Kurir JNE di Papua

1 July 2025
kemenperin dorong perajin batik lokal memanfaatkan teknologi untuk memperkuat daya saing

Kemenperin: Manfaatkan Teknologi buat Perkuat Daya Saing Batik Lokal

1 July 2025
Pelantikan Pengurus DPP Asperindo 2025-2029 di Jakarta.

Ketum Asperindo Minta Pengurus DPP 2025-2029 Kerja Keras dan Solid

1 July 2025
Tempat Wisata di Sawahlunto yang Indah

7 Tempat Wisata di Sawahlunto: Warisan Tambang dan Keindahan Alam

30 June 2025

POPULER

Museum Gunung Merapi: Belajar Sejarah Bencana Alam

Mengintip Museum Gunung Merapi, Tempat Belajar Sejarah Bencana Alam di Jogja

by Penulis Konten
12 June 2025

Kawah Chicxulub: Jejak Tabrakan Asteroid

Kawah Chicxulub: Jejak Tabrakan Asteroid Pemusnah Dinosaurus

by Penulis Konten
20 June 2025

Museum Multatuli: Museum Antikolonialisme Pertama

Menelusuri Museum Multatuli, Tempat Belajar tentang Kolonialisme dan Kemanusiaan

by Penulis Konten
10 June 2025

AI Generatif: Teknologi Gambar dan Teks Otomatis

Mengenal AI Generatif, Teknologi Canggih di Balik Gambar dan Teks Otomatis

by Penulis Konten
16 June 2025

Bisnis yang Laku Setiap Hari untuk Pemula

8 Bisnis yang Laku Setiap Hari dan Cocok untuk Pemula

by Penulis Konten
18 June 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal