JNEWS – Di November nanti JNE akan genap berusia 34 tahun. Tidak sedikit karyawan JNE yang masa kerjanya di atas 20 tahun, seperti Nuryanti yang sudah 30 tahun bekerja di perusahaan yang bermarkas di Tomang, Jakarta ini. Tiga tahun lagi Nuryanti akan memasuki masa pensiun.
Suatu sore di tahun 1994, di rumah Nuryanti yang ada di bilangan Slipi, Jakarta Barat, sesosok pria berpakaian kantoran dan necis datang bertamu. Maklum, ayahnya adalah Ketua RT setempat. Sang tamu tampak mengobrol dengan ayahnya. Tidak berselang lama tamu tersebut pulang dengan seulas senyum ramah sambil menyalami tangan Pak RT.
Sang tamu adalah H. Johari Zein, yang kala itu menjabat CEO JNE dan sedang mengurus keperluan adminitrasi untuk perusahaan JNE yang berkantor di Slipi dan Tomang.
Lewat rekomendasi ayahnya kepada H. Johari Zein, akhirnya Nuryanti bisa diterima bekerja di JNE yang kebetulan saat itu sedang membutuhkan banyak penambahan karyawan seiring mulai berkembangnya JNE.
“Pertama kali bekerja di JNE saya ditempatkan di bagian billing. Tugas saya membuat tagihan, mengurus pajak dan sebagainya termasuk menyortir resi kiriman untuk kemudian dimasukkan ke dalam data sebelum menjadi tagihan kepada customer kredit JNE. Karena memang dulu resi kiriman masih ditulis manual. Dari billing saya kemudian pindah ke bagian treasury selama 20 tahun. Kemudian pada tahun 2013 saya bergabung di Departemen EGD dan pada 2014 bertugas khusus menangani anak yatim yang diundang untuk acara-acara perusahaan,” ungkap Nuryanti saat berbincang dengan JNEWS, Senin (22/7/2024).
Baca juga: Senang Berkarya di JNE, Cerita Zamroni Kurir Disabilitas JNE Surabaya
Tidak heran, karena sudah lama menangani urusan santunan anak yatim di JNE, sosok Nuryanti sudah akrab dan familiar di banyak yayasan dan panti asuhan yang ada di Jakarta dan sekitarnya. “Memang selama ini JNE banyak mengundang anak yatim dengan cara bergiliran untuk panti dan yayasan yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Saya pun jadi banyak kenal pengurus dari panti dan yayasan yang pernah diundang di acara JNE,” terang Nuryanti.
Karena dekat dan banyak berhubungan dengan para anak yatim, banyak pengalaman spiritual yang Nuryanti rasakan selama ini. “Pernah suatu kali, setelah acara santunan anak yatim ke sebuah panti asuhan, saya makan bersama tim. Tiba – tiba ada yang sudah bayarin dan tidak ketahuan orangnya siapa yang membayar makanan tersebut sampai sekarang. Kejadian lain, tiba-tiba ada orang yang memberikan bantuan dana untuk biaya pengobatan kakak saya yang sedang sakit dengan jumlah yang menurut saya sangat besar nilainya. Dan masih banyak hal – hal di luar pemikiran saya yang pernah saya alami dan temui. Kesan saya, bahwa benar adanya kalau kita sayang anak yatim, pasti Allah akan mempermudah segala urusan kita dan akan selalu ada keberkahan,” kenang Nuryanti.
Nuryanti mengaku sangat bangga dan bersyukur selama 30 tahun bekerja di JNE. “Alhamdulillah anak saya yang pertama sudah selesai sekolah dan sudah berumah tangga. Selain itu juga saya sudah selesai menguliahkan keponakan saya yang selama ini yatim dan tinggal bersama saya. Keponakan tersebut saat ini sudah bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Sedangkan anak bungsu saya masih kuliah semester 4. Selama bekerja di JNE saya dapat menopang perekonomian keluarga,” jelasnya.
“Doa dan harapan saya untuk JNE, semoga semakin maju ke depannya dan sejahtera untuk para karyawannya. Doa anak – anak yatim yang telah banyak di santuni menjadi berkah tersendiri buat JNE,” pungkas Nuryanti yang 3 tahun lagi akan memasuki masa pensiun. *