JNEWS – Candi Singosari merupakan salah satu simbol penting peninggalan dari kejayaan kerajaan terbesar di Indonesia. Terletak di Jawa Timur, candi ini menyimpan kisah-kisah pahlawan dan kehancuran, yang selalu menarik bagi para penelusur sejarah dan budaya.
Mengunjungi Candi Singosari memberikan kesempatan unik untuk menyelami dunia masa lalu yang penuh intrik dan kebesaran. Struktur batu yang kokoh ini berdiri sebagai saksi bisu atas dinamika politik dan sosial yang pernah berlangsung. Berkunjung di sini, pengunjung akan diajak untuk memahami lebih dalam tentang masa-masa kejayaan dalam sejarah Indonesia.
Sejarah Candi Singosari
Candi Singosari dibangun dengan tujuan khusus untuk memberi penghormatan kepada Raja Kertanegara, yang merupakan penguasa terakhir dari Kerajaan Singosari. Konstruksi candi ini secara simbolis menandai penghargaan atas kepemimpinannya dan berfungsi sebagai tempat untuk ritual dharma, sebuah praktik keagamaan yang mendalam di kalangan masyarakat setempat.
Di Jawa Timur, sebenarnya terdapat candi lain yang memiliki fungsi serupa, yaitu Candi Jawi. Baik Candi Jawi maupun Candi Singosari sama-sama penting secara historis, pun keduanya memiliki kesamaan dalam hal arsitektural dan spiritual. Di kedua lokasi, pengunjung akan menemukan arca Syiwa yang terletak di halaman candi, menegaskan lagi pentingnya sosok ini dalam konteks kepercayaan dan praktik spiritual masa itu.
Candi ini dibangun pada tahun 1300 Masehi, di masa kekuasaan Kertanegara. Tragisnya, Raja Kertanegara meninggal dalam sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, yang merupakan bawahannya. Kejadian ini menandai berakhirnya Kerajaan Singosari, yang meskipun besar, hanya meninggalkan candi ini saja sebagai peninggalan fisiknya.
Meski merupakan peninggalan dari kerajaan yang pernah berjaya, candi ini belum sempurna saat ditemukan, artinya bangunannya sebenarnya belum sepenuhnya selesai. Ada banyak patung dan pahatan yang belum rampung di area ini. Di sekitarnya, pengunjung akan bisa melihat rencana untuk pembangunan lebih lanjut, tetapi akhirnya tidak terwujud.
Nicholaus Engelhard, seorang Gubernur Belanda di Jawa, adalah orang menemukan candi tersebut pada tahun 1803. Penemuan ini dilakukan saat ia menggali sebuah gundukan besar yang ternyata merupakan reruntuhan candi. Engelhard memang bukan seorang arkeolog. Namun temuannya membuka mata banyak orang terhadap kekayaan sejarah yang terpendam di Pulau Jawa.
Baca juga: Keajaiban Candi Gedong Songo Semarang Peninggalan Abad ke-9
Arsitektur Candi Singosari
Dikutip dari Quipper, di dalam kompleks candi ini terdapat tiga arca. Masing-masing arca tersebut mewakili aspek Trikaya, yang di dalam kepercayaan kala itu mewakili tiga bentuk eksistensi.
Pertama, ada arca Siwa-Budha dalam bentuk Bhairawa, yang melambangkan Nirmanakaya, atau manifestasi fisik. Kedua, Ardhanari yang mewakili Sambhogakaya, yang merupakan aspek kenikmatan spiritual. Terakhir, Jina dalam bentuk Aksobhya yang melambangkan Dharmakaya, yang menunjukkan esensi kebenaran spiritual yang murni.
Secara fisik, Candi Singosari berukuran relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan banyak candi lain di Indonesia. Meski demikian, pada zamannya, candi ini merupakan yang terbesar dan tertinggi.
Strukturnya mencapai tinggi sekitar 15 meter dan memiliki dimensi dasar 14×14 meter. Bentuknya mengerucut ke atas, mengingatkan pada bentuk limas saat dilihat dari dalam. Candi ini berlokasi di lahan yang luas, mencakup area sekitar 200×400 meter. Material utama yang digunakan adalah batu andesit, dengan desain dasar berbentuk segilima yang kokoh dan menarik.
Di bagian bawah candi terdapat anak tangga yang mengarah ke pintu masuk utama. Area dalam candi berbentuk persegi, dikelilingi dinding yang dihiasi ukiran tumbuhan dan hewan, menciptakan suasana alam yang kental.
Selain itu, terdapat pahatan wajah yang tampak menakutkan, dikenal sebagai Muka Karla atau Kirti Murka, yang dipercaya memiliki kekuatan untuk menghalau roh jahat dan mencegah bencana.
Menariknya, walaupun dimensinya tidak besar, patung-patung penjaga di sisi candi memiliki ukuran yang sangat besar, termasuk yang terbesar di dunia. Patung ini, dikenal sebagai Dwarapala, setinggi empat meter, menggambarkan sosok raksasa dengan taring yang menakutkan dan bersenjatakan gada. Patung ini merupakan simbol pengawal yang tangguh di pintu gerbang.
Panduan Wisata ke Candi Singosari
Candi Singosari terletak di Desa Candirenggo, tepatnya di Jalan Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tempat wisata sejarah ini mudah diakses baik dengan angkutan umum maupun kendaraan pribadi.
Untuk pengunjung yang memilih angkutan umum, tersedia opsi bus atau kereta api. Untuk bus, cukup naik yang menuju Malang dan turun di Pasar Singosari. Dari pasar, pengunjung bisa berjalan kaki atau naik delman ke lokasi candi. Berjalan kaki memakan waktu sekitar 20 menit, sedangkan delman hanya 10 menit. Untuk kereta api, pengunjung turun di Stasiun Singosari dan dari sana berjalan ke arah Pasar Singosari, kemudian melanjutkan ke lokasi candi.
Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi, perjalanannya juga praktis. Dari Stasiun Kereta Api Singosari, ambil jalur ke selatan sekitar 200 meter hingga bertemu jalan utama Surabaya-Malang. Kemudian belok kanan dan ikuti jalan tersebut sekitar 500 meter hingga ke Jalan Kertanegara, melewati Pasar Singosari, dan terus ke arah lokasi candi yang berada di sebelah kanan jalan.
Candi Singosari buka dari pukul 07.00 hingga 16.00 setiap hari. Yang menarik, tidak ada biaya masuk untuk mengunjungi Candi Singosari, sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan dan nilai sejarah candi ini tanpa biaya tambahan. Informasi ini bisa membantu dalam merencanakan kunjungan yang efisien dan ekonomis ke situs bersejarah ini.
Baca juga: 6 Rekomendasi Hotel di Malang Kota yang Cocok untuk Staycation
Candi Singosari tidak hanya menghadirkan kisah kejayaan dan kehancuran sebuah kerajaan, tetapi juga menawarkan wawasan yang dalam tentang kebudayaan dan kepercayaan masa lalu. Dengan mengunjungi tempat ini, pengetahuan tentang sejarah lokal menjadi lebih kaya dan nyata.
Candi ini mengajarkan tentang pentingnya menghargai dan memelihara warisan budaya yang telah bertahan menghadapi berbagai perubahan zaman. Sebagai peninggalan bersejarah, Candi Singosari akan dapat mengingatkan setiap generasi tentang keagungan dan kompleksnya sejarah Indonesia.