JNEWSÂ – Warung kelontong merupakan salah satu penyelamat ekonomi masyarakat. Mereka ada di perkampungan, kompleks perumahan, dekat sekolah, perkantoran, terminal bus hingga stasiun kereta api. Makin maraknya minimarket membuat warung kelontong harus lebih kreatif dan tidak hanya mengandalkan keakraban dengan pembeli.
Salah satu penyebab pembeli kepincut dengan minimarket adalah tata ruang yang bersih dan tata letak yang memudahkan pemilihan barang. Padahal isinya sama saja dengan warung karena cikal bakal minimarket adalah toko kelontong. Istilah kelontong berasal dari pedagang keliling Tionghoa yang membawa alat berbunyi klontong-klontong. Jika warung kelontong tak ingin kalah dengan minimarket maka harus berbenah.
Desain dan Tata Letak Warung Kelontong untuk Meningkatkan Penjualan
Jika ditekuni, warung kelontong dapat menjadi sumber nafkah keluarga, karyawan dan para supplier. Omzet yang bisa didapatkan tergantung dengan kegigihan pemiliknya dalam beradaptasi dengan kebutuhan konsumen. Dikutip dari laman UGM, contoh toko kelontong yang cukup sukses adalah milik Granita Elsara, alumni UGM di Kaliurang Yogyakarta, yang mengawali usahanya dengan warung sederhana hingga bisa meraup omzet Rp380 juta per bulan.
Berikut adalah beberapa rekomendassi desain dan tata letak warung yang dapat menarik perhatian konsumen zaman sekarang.
1. Desain Muka Warung
Umumnya warung kelontong berukuran kecil dan sederhana di paviliun, garasi atau teras rumah. Namun tak perlu menyerah dengan menggunakan kata seadanya.
Pastikan ruang tetap bersih dan cat dengan warna yang menarik. Supplier tidak boleh menempelkan brosur tanpa izin. Jika mereka ingin menempelkan brosur, berikan syarat seperti membayar, memberikan diskon, atau keringanan pembayaran. Brosur juga hanya boleh ditempel di tempat yang sudah disiapkan.
Kalau tokonya ada di perumahan padat, coba cat dengan warna-warna ceria seperti kuning, pink, atau lilac. Warna-warna ini pasti akan menarik perhatian anak-anak kecil yang suka jajan. Lengkapi juga toko dengan barang-barang lain agar orang tua bisa sekalian belanja saat mengantar anak-anaknya.
Baca juga: Mengonlinekan Warung Sembako: Manfaat dan Cara Mengimplementasikannya
2. Penempatan Rak
Penempatan rak memang sulit dilakukan di ruangan yang sempit tetapi bisa dicoba. Gunakan papan rak yang panjang ettapi tidak begitu lebar untuk menampung barang-barang yang tidak terlalu kecil tapi juga tidak besar dan tidak berat. Untuk barang-barang yang lebih besar bisa diletakkan di rak dorong.
Rak dorong ini diletakkan di pintu atau sedikit keluar warung. Dengan catatan area yang digunakan untuk rak dorong bukan trotoar atau pedestrian umum dan kondisi sekeliling aman dari pencurian. Ketika tutup, rak ini dapat didorong masuk ke dalam warung sebelum pintu ditutup dan dikunci.
3. Penempatan Barang
Beberapa waktu lalu viral sebuah toko kelontong yang memajang minuman kemasan dengan sangat rapi, baik dari ukuran dan kombinasi warna. Usaha dengan modal terbatas memang harus diimbangi dengan kreativitas. Jangan lelah menata barang setelah berantakan karena dipilih atau diambil pembeli. Gunakan komposisi tertentu agar terlihat rapi dan menarik.
Biasanya barang-barang yang banyak dicari atau sedang promo diletakkan sejajar mata. Usahakan jika itu bisa dilakukan. Jika tidak, pilihkan tempat yang mencolok saja.
Untuk menyiasati tempat yang sempit, gunakan persentase barang mana yang lebih laku. Meski warung kecil, wajib memiliki data yang rapi tentang laju penjualan per produk, tidak boleh menggunakan pengamatan terhadap apa yang tampak di warung saja. Misalnya barang A yang dipajang 10, sedangkan B hanya 2 karena A jauh lebih laku. Selebihnya diletakkan saja di gudang dalam kardus masing-masing.
4. Etalase Kaca Tetap Perlu
Pilih etalase kaca yang dilengkapi roda agar mudah dipindahkan saat ingin mengubah tata letak. Alternatifnya, gunakan etalase yang bisa ditempel di dinding untuk menghemat ruang. Pastikan ukurannya pas agar tidak memenuhi tempat. Etalase kaca ini cocok untuk menyimpan barang-barang kecil seperti minyak kayu putih dan obat-obatan.
Sebuah artikel di media cetak menyebutkan bahwa kerugian terbesar toko serba ada berasal dari produk-produk kecil ini, bisa mencapai jutaan.
5. Gunakan Lampu yang Terang Berwarna Putih
Lampu terbaik untuk warung kelontong adalah lampu LED putih yang terang agar label pada barang-barang jelas terlihat. Pemilihan lampu yang demikian juga dilakukan oleh minimarket. Penerangan juga harus dilakukan di tempat parkir agar suasana toko benderang serta membantu keamanan kendaraan pembeli.
6. Pasang Papan Nama Berlampu
Papan nama toko wajib ada agar calon pembeli yang bukan warga setempat tidak ragu. Apalagi jika posisi toko ada di halaman rumah. Sebaiknya papan nama toko diberi lampu atau diletakkan di bawah lampu jalan milik pribadi agar terlihat di malam hari. Jika melayani pengantaran, tuliskan nomor ponsel di papan nama tersebut.
7. Posisi Kasir
Sebaiknya posisi kasir adalah dekat pintu keluar. Meski warung sempit, usahakan ada ruang untuk 2 orang berdiri sejajar, dengan maksud satu jalur untuk masuk dan satu jalur untuk keluar. Dengan posisi kasir dekat pintu keluar, maka setelah membayar, konsumen dapat langsung keluar. Jika masuk lagi atau mengambil barang lagi, maka pembeli tersebut akan terawasi.
Usahakan antara kasir dan bagian luar toko ada penghalang sehingga kegiatan kasir tidak terpantau dari luar. Posisi kasir juga harus dekat dengan colokan listrik jika menggunakan aplikasi kasir digital atau untuk charge ponsel.
8. Usahakan Ada Kipas Angin
Umumnya warung kelontong tidak ber-AC. Warung yang sempit akan memuat barang lebih banyak jika pintu selalu dibuka. Karena itu usahakan ada kipas angin yang ditempelkan di dinding untuk pergantian udara dan mengurangi hawa panas agar pembeli nyaman.
9. Rutin Stok Opname
Meski merupakan kegiatan operasional tapi ada hubungannya dengan tata letak. Jadwalkan untuk rutin melakukan pemeriksaan stok sebulan sekali dengan menutup warung setengah hari. Usahakan tidak tutup terlalu lama agar pelanggan tidak kecele. Selain pemeriksaan kesesuaian jumlah barang, fungsi kegiatan ini adalah menyingkirkan barang kedaluwarsa dan menata ulang barang agar rapi dan menyegarkan pandangan pembeli.
10. Kebersihan Adalah yang Utama
Apa pun desain dan tata letaknya, kebersihan adalah nomor satu. Bersihkan warung sebelum buka atau tutup. Jangan biarkan sampah menumpuk di depan warung meski berada di tempat sampah. Penjaga toko juga harus selalu bersih dan wangi.
Baca juga: Panduan Memilih Aplikasi Kasir Terbaik untuk UMKM
Warung kelontong telah menyelamatkan banyak keluarga di Indonesia. Usaha kecil ini terus mendapatkan dukungan dari sekitarnya di tengah makin macetnya jalanan dan banyaknya biaya parkir. Warung ini boleh saja kecil dengan persediaan barang yang hanya dibutuhkan masyarakat sekitarnya. Namun, penampilan harus maksimal agar dapat terus tumbuh.