JNEWS – Jika di Sumatra ada Danau Toba dan Danau Singkarak yang merupakan dua danau terbesar di Indonesia, di Pulau Sulawesi pun memilikinya. Adalah Danau Poso yang terletak di Sulawesi Tengah menjadi danau terbesar ketiga di wilayah Nusantara.
Danau ini memiliki kedalaman mencapai 450 meter dan berada di rute jalur utama dari Toraja di bagian selatan dan Gorontalo-Manado di bagian utara. Total luas danau ini mencapai 32.000 hektare yang membentang dari utara ke selatan, untuk panjangnya 32 km, lebar 16 km, dan berada di ketinggian 647 mdpl.
Dikutip dari website Festival Danau Poso, suku yang mendiami sekitar kawasan danau ini adalah suku Pamona. Menurut mereka, kata poso memiliki dua arti yaitu poso’o berarti tangguh dan maposo artinya pecah. Arti tersebut dikaitkan dengan bebatuan yang ada di danau ini.
Daya Tarik dan Sejarah Danau Poso
Daya tarik yang dimiliki Danau Poso adalah pasir yang berwarna kuning keemasan. Tak hanya itu saja, gelombang air danau mirip dengan gelombang laut. Di bagian pinggir airnya berwarna hijau, sedangkan di tengah berwarna biru.
Di sekitar danau ini, ada gua-gua yang cukup dalam. Bahkan ada gua yang kedalamannya hingga ke dasar danau. Selain itu, kawasan di sekitar Danau Poso juga digunakan untuk melestarikan tanaman anggrek, salah satunya adalah anggrek hitam. Lalu di sekitar danau dikelilingi perbukitan yang ditumbuhi tanaman cengkih.
Para ahli sepakat bahwa danau ini terbentuk karena peristiwa tektonik. Ada tumpukan lempeng timur dan lempeng barat yang membentuk Pulau Sulawesi dan diyakini sebagai awal mula terbentuknya Danau Poso.
Sekitar 12-16 juta tahun lalu terjadi gempa bumi yang menghasilkan patahan. Tanah patahan tersebut lama-kelamaan amblas dan kemudian membentuk cekungan alami. Cekungan ini menampung air hujan dan akhirnya membentuk perairan yang kini dikenal dengan nama Danau Poso.
Menariknya, pada tahun 2010, Danau Poso pun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Baca juga: Mengenal Gunung Latimojong: Puncak Tertinggi di Sulawesi yang Menantang
Legenda Danau Poso
Keindahan Danau Poso tidak hanya sebatas pemandangan fisiknya. Di balik keindahan alamnya, tersimpan banyak legenda yang turun-temurun dikisahkan oleh masyarakat setempat. Legenda-legenda ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan budaya masyarakat yang hidup di sekitar danau.
Salah satu cerita yang terkenal adalah Legenda Naga Bercahaya Danau Poso. Konon, di danau ini ada penunggu yang diyakini oleh penduduk setempat berdasarkan kesaksian para nelayan. Makhluk ini wujudnya mirip seekor naga yang memakai mahkota dan disebut Silo Ndano.
Silo Ndano kerap muncul di permukaan danau hanya beberapa menit, kemudian tenggelam hingga muncul kembali di tempat berbeda dengan radius sekitar 300 meter dari tempat pertama. Fenomena ini hanya terjadi dan bisa dilihat pada jam tertentu saja. Dari penuturan nelayan, biasanya terjadi antara pukul 18.30 hingga 22.00 WIT.
Adapun penampakan dari Silo Ndano diyakini oleh para nelayan sebagai isyarat bahwa malam ini mereka tidak akan mendapatkan seekor ikan pun dari Danau Poso, sehingga nelayan lebih memilih untuk pulang ke rumah.
Kendati tidak terbukti secara ilmiah, tapi penduduk setempat mengambil nilai moral untuk diterapkan dalam kehidupan. Cerita Silo Ndano tersebut membuat penduduk setempat ‘mengeramatkan’ Danau Poso. Mereka pun memiliki aturan yakni tidak akan mengambil secara berlebihan ikan di danau, berbicara kasar, tidak menembang pohon sekitar danau atau kegiatan yang merusak alam.
Panduan Liburan ke Danau Poso
1. Lokasi dan Rute
Danau ini terletak di Kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Adapun jarak dari Kota Palu ke Danau Poso sekitar 315,6 km dengan waktu tempuh sekitar 8 jam 12 menit dengan mobil.
Rute yang bisa ditempuh dari Kota Palu adalah melalui Jl. RE Martadinata , Jalan Trans Sulawesi, Kebonsari-Tawaeli, Jalan Parigi-Palu, Toboli-Parigi, Tagolu-Tentena, Jalan Torulemba, Jalan Soe, Jalan Tonusu-Meko, dan Jalan Irigasi.
Apabila titik awal dari Kota Poso, jarak tempuhnya sekitar 103,2 km dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam saja. Untuk rute, perjalanan melalui Jl. P Irian Jaya, Jl. Pangeran Diponegoro, dan Jalan Trans Sulawesi.
Waktu terbaik untuk mengunjungi wisata ini adalah bulan Juli hingga November. Saat itu masuk ke waktu musim panas dan musim cengkih berbunga. Berkunjung saat panen cengkih, wisatawan bisa menghidu aroma khas dari tanaman rempah ini.
2. Aktivitas
Saat liburan dan berkunjung ke danau ini, ada sejumlah aktivitas menarik yang bisa dilakukan, yaitu:
- Bersampan
- Jalan-jalan sekitar danau
- Snorkeling
- Berenang
- Mengunjungi kampung di sekitar kawasan
Salah satu event budaya tahunan yang diadakan di sini adalah Festival Danau Poso (FDP). Dalam pelaksanaannya, menyatukan berbagai elemen budaya dan alam yang ada di Kabupaten Poso. Beberapa kegiatan selama FDP yaitu pertunjukkan seni tradisional, musik lokal, tarian hingga pameran budaya.
Festival ini rutin diadakan setiap bulan Oktober. Adapun FDP 2024 mengusung tema “Spirit of Molimbu (Limbayom Pombetirinai)” yang fokus untuk pelestarian tradisi Molimbu. Di masyarakat setempat, tradisi Molimbu adalah untuk berkumpul dan makan bersama baik keadaan suka maupun duka.
3. Tip Berkunjung
- Siapkan kondisi fisik yang fit karena beberapa aktivitas wisata di Danau Poso membutuhkan fisik yang cukup kuat.
- Bawa perlengkapan yang lengkap. Jangan lupa membawa perlengkapan seperti sunblock, topi, dan pakaian ganti.
- Jaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya dan jangan merusak lingkungan sekitar.
Baca juga: Menjelajahi Kepulauan Togean: Permata Tersembunyi di Sulawesi Tengah
Danau Poso adalah destinasi wisata alam terbaik di Sulawesi Tengah. Terbentuk dari jutaan tahun lalu, danau ini menawarkan pesona alam yang memukau. Kekayaan budaya dan keramahan masyarakat setempat pun membuat betah bagi wisatawan yang berkunjung ke danau ini.