JNEWS – Penangkaran Rusa Bawean jadi salah satu bukti nyata bahwa pelestarian satwa bisa dimulai dari kepedulian warga lokal. Tempat ini bukan sekadar ruang konservasi, tapi juga simbol harapan buat satwa endemik yang keberadaannya makin langka.
Pulau Bawean sendiri letaknya di utara Gresik, Jawa Timur. Suasananya masih alami, jauh dari hiruk pikuk kota besar. Cocok banget buat jadi habitat alami satwa seperti rusa Bawean. Tapi karena berbagai faktor, populasi mereka terus menyusut. Di sinilah pentingnya peran penangkaran—tempat yang pelan-pelan membantu mereka tetap bertahan.
Di balik usaha sederhana ini, ada semangat besar untuk menjaga agar rusa khas Pulau Bawean tersebut tidak punah. Banyak orang belum tahu kalau rusa Bawean hanya bisa ditemukan di satu tempat di dunia—ya di pulau kecil ini.
Sejarah Lokasi Penangkaran Rusa Bawean
Penangkaran Rusa Bawean di Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, bermula dari kepedulian seorang warga bernama Sudirman. Sekitar tahun 2000, ia menemukan seekor rusa Bawean yang terluka dan masuk ke wilayah permukiman, diduga akibat dikejar anjing pemburu.
Melihat kondisi itu, Sudirman memutuskan untuk membeli rusa tersebut dari pemburu dan merawatnya. Dari situlah gagasan penangkaran muncul—sebuah langkah kecil yang kemudian berkembang menjadi salah satu upaya nyata pelestarian spesies endemik Bawean.
Awalnya, lokasi penangkaran hanyalah kebun mangga milik pribadi. Namun, seiring waktu, lahan seluas sekitar 5.600 meter persegi itu disulap menjadi kawasan konservasi yang cukup lengkap. Di dalamnya terdapat tempat makan dan minum, kandang isolasi khusus rusa yang sedang melahirkan, serta shelter untuk tempat tidur atau berteduh.
Fasilitas tersebut dibangun secara bertahap, sebagian besar berkat inisiatif dan dana pribadi Sudirman. Tujuan utamanya sangat mulia, yakni menjaga populasi rusa Bawean agar tidak punah.
Baca juga: Mengenal Satwa Liar Indonesia yang Dilindungi yang Menjadi Keajaiban Keanekaragaman Hayati
Berkenalan dengan Rusa Bawean

Rusa yang ditangkarkan di tempat ini merupakan jenis Axis kuhlii, spesies endemik yang hampir punah dan pernah menjadi maskot Asian Games 2018. Dikutip dari website Si-Jeli Petrokimia Gresik, rusa Bawean berukuran lebih kecil dibanding kebanyakan rusa lain. Tingginya hanya sekitar 60 sampai 70 cm, dengan panjang badan sekitar 105 sampai 115 cm. Beberapa sumber menyebutkan bahwa usia maksimal rusa ini dapat mencapai 15 hingga 18 tahun, baik di alam liar maupun dalam penangkaran.
Rusa betina biasanya memiliki berat antara 15 sampai 25 kg. Sedangkan, yang jantan sekitar 19 sampai 30 kg. Salah satu ciri khas rusa ini ada di bagian ekor. Panjangnya sekitar 20 cm, warnanya cokelat tapi bagian dalamnya berwarna putih.
Bulu tubuh rusa Bawean umumnya cokelat kemerahan, mirip rusa lain. Tapi bagian leher dan area sekitar mata warnanya putih terang. Yang jantan punya tanduk yang mulai tumbuh sejak umur 8 bulan. Uniknya, tanduk ini akan tumbuh bercabang tiga saat mereka berusia sekitar 30 bulan. Tanduk rusa Bawean ini bisa patah dan copot terlebih dulu, baru kemudian tumbuh yang baru dan tetap saat usianya menginjak 7 tahun. Persis seperti gigi susu pada manusia.
Secara kebiasaan, rusa Bawean termasuk hewan malam alias nokturnal. Mereka suka tinggal di semak-semak yang ada di hutan sekunder. Biasanya di dataran yang tingginya bisa sampai 500 meter di atas permukaan laut.
Soal reproduksi, rusa akan hamil sekitar 225 sampai 230 hari. Sekali melahirkan, biasanya cuma satu anak. Waktu kelahirannya banyak terjadi antara bulan Februari sampai Juni.
Status rusa Bawean sekarang cukup mengkhawatirkan. Di alam liar, jumlah rusa Bawean diperkirakan tak sampai 250 ekor dewasa. IUCN Red List sudah memasukkan mereka ke kategori Critically Endangered atau sangat terancam punah. Mereka juga masuk daftar Appendix I di CITES, yang artinya perlindungannya sangat ketat.
Berwisata ke Penangkaran Rusa Bawean
Penangkaran Rusa Bawean terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap hari. Ada beberapa aktivitas menarik yang bisa dilakukan oleh pengunjung yang berwisata ke tempat ini.
1. Mengamati Aktivitas Rusa
Salah satu hal paling menarik di penangkaran ini adalah melihat langsung bagaimana rusa Bawean beraktivitas. Pengunjung bisa menyaksikan rusa-rusa itu makan, berjalan santai, atau sekadar berbaring di bawah pohon. Kadang ada yang terlihat saling berkejaran atau mendekati pagar untuk melihat pengunjung.
Semuanya terjadi di area semi-liar yang dibuat mirip habitat asli mereka. Saat ini, ada sekitar 30-an ekor rusa yang hidup dan dirawat di sana. Aktivitas mereka cukup aktif di pagi dan sore hari, jadi waktu terbaik berkunjung ya sekitar jam-jam itu.
2. Memberi Makan Rusa
Kalau mau pengalaman yang lebih dekat, pengunjung juga diperbolehkan memberi makan langsung ke rusa. Biasanya pakan yang boleh diberikan sudah disiapkan oleh pengelola, jadi bukan sembarang makanan. Kalau berkunjung bersama anak-anak, momen ini bisa jadi pengalaman yang tak terlupakan. Selain menyenangkan, juga bisa membuat mereka lebih peduli pada satwa langka ini.
3. Wisata Edukasi
Penangkaran ini bukan cuma tempat lihat-lihat rusa, tapi juga punya sisi edukatif yang menarik. Pengunjung bisa belajar soal bagaimana cara merawat rusa Bawean, mulai dari pola makannya sampai proses berkembang biaknya.
Panduan Wisata ke Penangkaran Rusa Bawean
Untuk mengunjungi Penangkaran Rusa Bawean di Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti.
1. Transportasi
Perjalanan ke Pulau Bawean bisa dimulai dari Pelabuhan Gresik. Pengunjung dapat menaiki kapal cepat dengan biaya sekitar Rp80.000 hingga Rp200.000 per orang untuk sekali jalan. Waktu tempuh perjalanan laut ini berkisar antara 3 hingga 4 jam. ​
Setibanya di Pulau Bawean, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke Desa Pudakit Timur menggunakan kendaraan bermotor seperti ojek atau menyewa mobil. Perjalanan darat ini akan membawa pengunjung melewati jalanan perbukitan dengan pemandangan alam yang asri.​
2. Waktu Kunjungan
Penangkaran Rusa Bawean terbuka untuk umum setiap hari. Namun, tidak terdapat informasi resmi mengenai jam operasionalnya. Disarankan untuk berkunjung pada siang hari sebelum matahari terbenam, mengingat akses jalan menuju lokasi yang minim penerangan saat malam. ​
3. Biaya Masuk
Pengunjung dapat masuk ke kawasan penangkaran secara gratis. Namun, disarankan untuk menyiapkan dana tambahan untuk keperluan pribadi selama perjalanan. ​
4. Fasilitas di Penangkaran
Di area penangkaran, tersedia bangku dan gazebo yang dapat digunakan pengunjung untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan sekitar. ​
Baca juga: Taman Nasional Alas Purwo: Sejarah, Keanekaragaman Hayati, dan Panduan Wisatanya
Penangkaran Rusa Bawean adalah harapan agar keberadaan rusa endemik ini tetap lestari. Di tengah ancaman kepunahan, keberadaan penangkaran ini jadi langkah nyata yang patut dihargai.
Upaya pelestarian seperti ini butuh dukungan banyak pihak, bukan hanya dari pengelola, tapi juga dari kita semua sebagai pengunjung maupun warga. Menjaga alam dan isinya bukan tugas segelintir orang saja. Semakin banyak yang peduli, semakin besar peluang rusa Bawean untuk terus hidup dan berkembang di tanah kelahirannya sendiri.