JNEWS – Beberapa waktu lalu, dunia kembali menyorot Basilika Santo Petrus saat prosesi penghormatan terakhir bagi Paus Fransiskus.
Ribuan umat dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Vatikan, menyaksikan momen bersejarah yang penuh haru dan kekhidmatan. Kehadiran mereka tidak hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai pengingat akan peran penting basilika ini dalam sejarah dan spiritualitas Gereja Katolik.​
Melihat antusiasme dan perhatian yang begitu besar terhadap Basilika Santo Petrus, tak ada salahnya kita mengenal lebih dekat salah satu situs paling berpengaruh di dunia ini.​
Sejarah Basilika Santo Petrus
Secara harfiah, kata basilika berasal dari bahasa Yunani kuno, basilikē, yang berarti aula kerajaan atau rumah raja. Pada masa Romawi Kuno, basilika merujuk pada bangunan publik yang berfungsi untuk sidang, perdagangan, atau pertemuan besar.
Ketika kekristenan mulai berkembang di Roma, konsep basilika diadaptasi menjadi bentuk gereja besar untuk menampung umat dalam jumlah banyak. Adaptasi ini dilakukan tanpa meninggalkan ciri khas arsitektur aslinya: aula luas, kolom-kolom tinggi, dan apsis di bagian depan. Dari latar belakang itulah, Basilika Santo Petrus lahir.
Basilika Santo Petrus di Vatikan dibangun di atas tempat yang diyakini sebagai makam Santo Petrus, salah satu rasul Yesus dan pemimpin pertama Gereja. Setelah kematiannya pada abad pertama, lokasi ini menjadi tempat penghormatan umat Kristen awal.
Pada awal abad ke-4, Kaisar Konstantinus I memulai pembangunan basilika pertama di atas makam tersebut. Basilika ini menjadi pusat ziarah penting selama berabad-abad. Namun seiring waktu, bangunannya mengalami kerusakan parah.
Memasuki abad ke-15, muncul rencana untuk membangun basilika baru. Paus Julius II akhirnya memulai proyek besar ini pada tahun 1506. Pembangunannya melibatkan banyak arsitek ternama seperti Donato Bramante, Raphael, Michelangelo, hingga Carlo Maderno. Masing-masing membawa perubahan pada desain. Namun, dari semuanya, Michelangelo yang paling berpengaruh, terutama dalam menciptakan rancangan kubah besar yang menjadi ikon hingga saat ini.
Pembangunan Basilika Santo Petrus berlangsung lebih dari satu abad dan akhirnya diresmikan pada tahun 1626 oleh Paus Urbanus VIII. Kubahnya menjulang setinggi 136 meter, menjadikannya salah satu struktur tertinggi di dunia. Bagian dalam basilika dipenuhi karya seni bersejarah, seperti patung Pietà karya Michelangelo dan Baldakin Santo Petrus karya Bernini.
Namun, tidak banyak orang tahu bahwa Basilika Santo Petrus sebenarnya bukanlah katedral resmi Keuskupan Roma. Gelar itu dimiliki oleh Basilika Santo Yohanes Lateran, gereja tertua di Roma yang menjadi tempat kedudukan Paus sebagai Uskup Roma.
Meski demikian, Basilika Santo Petrus menjadi pusat simbolik Gereja Katolik dan tempat berlangsungnya banyak perayaan penting. Hingga kini, basilika ini tetap menjadi daya tarik utama bagi para peziarah dan wisatawan dari seluruh dunia.
Baca juga: Colosseum Roma: Sejarah, Arsitektur, dan Fakta Menarik The New Wonders of The World
Keindahan dan Daya Tarik Basilika Santo Petrus
Basilika Santo Petrus tidak hanya dikenal karena nilai sejarah dan spiritualnya, tetapi juga karena keindahan arsitektur dan karya seni yang mengisi setiap sudutnya. Setiap elemen, mulai dari kubah megah hingga detail ukiran di kapel-kapelnya, mencerminkan keagungan, keterampilan, dan ketekunan para seniman besar dari masa Renaisans dan Barok.
Berikut beberapa keindahan dan daya tarik utama yang membuat basilika ini menjadi salah satu situs paling mengesankan di dunia.
1. Kubah Basilika Santo Petrus (Dome Area)
Kubah raksasa ini adalah salah satu karya paling ikonik dalam dunia arsitektur Renaisans. Dirancang oleh Michelangelo, kubah memiliki diameter sekitar 42 meter dan mencapai tinggi 136 meter dari lantai dasar hingga ke puncak salib di atasnya.
Interior kubah dihiasi mozaik bergambar sosok para rasul dan santo dengan warna yang kaya dan detail yang mengagumkan. Pengunjung dapat naik ke atas melalui lift dan tangga sempit, lalu menyaksikan keindahan ornamen kubah dari dekat sebelum melanjutkan ke puncak untuk menikmati panorama kota Roma dan Vatikan.
Melihat basilika dari ketinggian memberikan gambaran skala besar dan keindahan desain yang tidak terlihat dari bawah.
2. Altar Utama dan Baldakin Bernini
Tepat di bawah kubah, terdapat altar utama yang menjadi pusat liturgi di basilika. Altar ini berdiri di atas makam Santo Petrus dan hanya digunakan oleh Paus untuk misa-misa khusus.
Di bagian altar ini ada Baldakin Bernini, sebuah struktur perunggu setinggi hampir 30 meter yang ditopang oleh empat pilar spiral berhiaskan dedaunan dan simbol-simbol Kristen. Baldakin ini merupakan salah satu elemen seni Barok termegah yang pernah ada. Selain itu, juga berfungsi mempertegas kesakralan ruang utama basilika, mengarahkan pandangan langsung ke kubah, dan menambah kedalaman spiritual saat berdoa di sini.
3. Pietà Karya Michelangelo
Tidak jauh dari pintu masuk, di kapel kecil sebelah kanan, terdapat Pietà karya Michelangelo. Patung ini merupakan salah satu patung paling terkenal di dunia.
Dipahat dari satu blok marmer, Pietà menggambarkan Maria memangku tubuh Yesus yang telah wafat dengan ekspresi lembut penuh kesedihan, tetapi tetap tenang dan berwibawa.
Keindahan detail lipatan pakaian dan anatomi tubuh membuat banyak pengunjung akan takjub akan keahlian Michaelangelo yang luar biasa. Pietà dilindungi dengan kaca antipeluru untuk menjaga keutuhannya setelah pernah mengalami kerusakan akibat serangan vandalisme pada tahun 1972.
4. Fasad Klasik dan Lapangan Santo Petrus
Bagian depan basilika dirancang oleh Carlo Maderno dengan gaya klasik Renaisans-Barok. Ada deretan kolom bergaya Corinthian dengan patung-patung Kristus, Yohanes Pembaptis, dan sebelas rasul di bagian atasnya.
Di tengah fasad terdapat balkon Loggia of the Blessings, tempat Paus baru biasanya diumumkan setelah konklaf.
Menghadap ke basilika adalah Lapangan Santo Petrus, ruang terbuka luas berbentuk elips yang dirancang Gian Lorenzo Bernini. Dua deretan kolom besar melingkari lapangan, menciptakan kesan pelukan simbolik Gereja kepada umatnya.
Di tengah lapangan berdiri obelisk Mesir kuno yang sudah ada sejak zaman Kekaisaran Romawi. Obelisk ini diapit dua air mancur yang menambah harmoni simetris pada pemandangan.
5. Gua Vatikan dan Makam Para Paus
Di bawah lantai basilika terdapat Gua Vatikan, atau Vatican Grottoes. Area ini merupakan area pemakaman suci yang menjadi tempat peristirahatan terakhir banyak Paus, bangsawan Gereja, dan tokoh penting lainnya. Atmosfer di dalam gua ini hening dan terasa sakral.
Salah satu titik terpenting adalah makam Santo Petrus. Letaknya berada lebih dalam di Necropolis Vatikan, area pemakaman kuno yang ditemukan lewat penggalian arkeologis.
6. Interior Megah dan Koleksi Seni
Bagian dalam basilika memadukan keindahan arsitektur Renaisans dan Barok. Nave utama yang luas diapit pilar-pilar raksasa yang dihiasi relief dan patung para santo.
Setiap kapel di sepanjang sisi basilika menampilkan karya seni tersendiri, seperti Kapel Sakramen Mahakudus. Altar perunggunya menjadi elemen ikonik yang menakjubkan. Juga ada Kapel Santo Sebastianus yang menjadi tempat makam Paus Yohanes Paulus II. Dinding dan langit-langitnya dipenuhi mozaik, lukisan, dan ukiran dengan detail yang luar biasa.
Baca juga: Arsitektur Bali Kuno: Mengenal Ciri dan Filosofi Bangunan Tradisional
Basilika Santo Petrus bukan sekadar bangunan megah di tengah Kota Vatikan, tetapi juga saksi perjalanan panjang iman, seni, dan sejarah dunia.
Setiap detailnya memancarkan keindahan yang lahir dari dedikasi para seniman besar dan semangat keagamaan yang bertahan sepanjang masa. Melihat kemegahannya dari dekat, sulit untuk tidak terpesona dan merasakan kekuatan simbolis yang masih hidup hingga hari ini.