JNEWS – Salar de Uyuni dikenal sebagai salah satu fenomena alam paling menakjubkan yang ada di muka bumi. Hamparan padang garam putih yang luasnya seperti tak berbatas ini selalu berhasil memikat siapa saja yang melihatnya.
Banyak orang datang dari berbagai penjuru dunia hanya untuk menyaksikan keajaiban yang luar biasa ini.
Asal Usul Salar de Uyuni
Salar de Uyuni terbentuk sekitar 30.000-40.000 tahun lalu, ketika kawasan ini tertutup oleh danau raksasa bernama Danau Minchin. Seiring waktu, danau tersebut menyusut akibat perubahan iklim. Yang lantas tertinggal adalah lapisan garam tebal dan beberapa danau kecil seperti Lago Poopó dan Lago Uru Uru, serta danau air asin yang lebih kecil seperti Lagu Coipasa dan Lagu Uyuni. Ketika danau-danau itu mengering sepenuhnya, terbentuklah bentangan dataran garam yang sangat luas.
Nama Uyuni berasal dari bahasa Aymara, yang berarti tempat untuk beristirahat. Uyuni ini merupakan nama kota kecil di tepi dataran garam tersebut, yang menjadi pintu gerbang bagi wisatawan. Dataran garam ini berada pada ketinggian sekitar 3.656 meter di atas permukaan laut, membentang lebih dari 10.000 km².
Baca juga: 10 Fenomena Alam Langka dan Menakjubkan di Seluruh Dunia
Keunikan dan Daya Tarik Salar de Uyuni
Ada banyak hal menarik yang tersembunyi di balik hamparan putih Salar de Uyuni. Berikut beberapa keunikan dan daya tariknya sebagai jadi salah satu destinasi unik.
1. Dataran Garam Terbesar di Dunia
Sudah disebutkan di atas, bahwa Salar de Uyuni merupakan dataran garam paling luas di bumi. Luasnya mencapai lebih dari 10.000 kilometer persegi, benar-benar luar biasa.
Hamparan putihnya begitu rata. Permukaannya begitu datar sampai-sampai digunakan ilmuwan untuk mengkalibrasi satelit. Udara di sini juga sangat kering dan tipis karena berada di ketinggian hampir 3.700 meter.
2. Cermin Raksasa Saat Musim Hujan
Kalau datang saat musim hujan, biasanya antara Desember sampai Maret, Salar de Uyuni berubah total. Air tipis yang menggenang di atas garam menciptakan efek cermin yang sangat besar. Langit, awan, dan matahari terpantul sempurna. Jadi kalau ada yang berjalan di atasnya rasanya seperti sedang berjalan di atas langit.
Banyak orang datang di musim ini hanya untuk merasakan sensasi tersebut. Pemandangan ini juga jadi favorit fotografer karena hasil fotonya selalu luar biasa. Efek cerminnya sering disebut-sebut sebagai salah satu keajaiban alam paling indah.
3. Langit Paling Jernih untuk Melihat Bintang
Di malam hari, langit di atas Salar de Uyuni berubah jadi kanvas penuh bintang. Karena jauh dari kota dan polusi cahaya, bintang-bintang terlihat sangat jelas.
Banyak tur yang menawarkan pengalaman bermalam di sini hanya untuk menikmati langit malamnya. Rasanya seperti sedang berdiri di tengah alam semesta, dikelilingi bintang dari segala arah.
4. Formasi Alam yang Unik
Di tengah dataran garam ini ada beberapa pulau kecil yang tampak seperti oasis. Salah satu yang paling terkenal adalah Isla Incahuasi, yang penuh dengan kaktus raksasa berusia ratusan tahun. Pulau ini dulunya bagian dari dasar laut purba, jadi banyak batu karang yang sudah jadi fosil. Dari atas pulau, pemandangan dataran garam yang luas terlihat semakin memukau.
5. Sumber Litium Terbesar Dunia
Di bawah lapisan garam yang tebal itu, ternyata ada harta karun lain. Di situ ada cadangan litium terbesar di dunia. Litium ini penting untuk membuat baterai ponsel, laptop, hingga mobil listrik. Potensi ekonominya sangat besar dan menjadi perhatian banyak negara.
Meski begitu, penambangannya masih terbatas karena tidak ada yang mau merusak ekosistem yang unik ini. Jadi selain indah, tempat ini juga sangat penting bagi teknologi masa depan.
6. Biodiversitas yang Kaya
Meski tampak tandus dan kosong, Salar de Uyuni ternyata menyimpan kehidupan. Saat musim tertentu, ribuan flamingo datang untuk berkembang biak di danau-danau kecil di sekitarnya. Ada tiga spesies flamingo yang bisa dilihat di sini, warnanya cantik dan sangat kontras dengan latar garam putih.
Selain flamingo, ada juga beberapa burung khas Andes yang hidup di sekitar area ini. Hewan-hewan ini sudah beradaptasi dengan kondisi ekstrem yang kering dan dingin. Melihat mereka di tengah dataran garam jadi pengalaman yang unik.
7. Fenomena Optik yang Memukau
Hamparan dataran yang super rata ini juga menciptakan ilusi optik yang seru. Barang-barang yang jauh bisa terlihat sangat dekat, atau sebaliknya, tergantung sudut pandang.
Banyak wisatawan yang memanfaatkan efek ini untuk mengambil foto-foto lucu dan kreatif. Misalnya orang tampak seolah bisa berdiri di atas botol, atau dikejar oleh mainan dinosaurus. Permukaannya yang putih polos memang sempurna untuk bermain perspektif.
8. Kaya Legenda dan Cerita Rakyat
Yang lebih unik, ada banyak cerita rakyat yang turun-temurun tentang bagaimana dataran ini terbentuk. Salah satunya bercerita tentang gunung-gunung yang dulu bisa berbicara dan saling jatuh cinta.
Jadi, ceritanya dulu sekali, di masa ketika bumi masih muda, gunung-gunung di dataran tinggi bisa berbicara, bergerak, dan memiliki perasaan layaknya manusia. Di antara semua gunung itu, ada tiga yang paling terkenal yakni Tunupa, Kusku, dan Qasqa.
Tunupa adalah seorang gunung perempuan yang sangat cantik. Sedangkan Kusku adalah gunung laki-laki dan jatuh cinta pada Tunupa.
Tunupa menikah dengan Kusku, tapi tak lama kemudian, Kusku meninggalkannya untuk bersama Qasqa, gunung perempuan yang lain. Tunupa merasa hancur hatinya dan sangat marah. Dalam kesedihan dan amarah itu, ia menyusui bayi yang baru dilahirkan, lalu air susunya tumpah ke tanah. Air susu itu bercampur dengan air mata dan tubuhnya yang rapuh, mengalir dan menyebar luas hingga membentuk lautan garam yang sekarang kita kenal sebagai Salar de Uyuni.
Masyarakat lokal percaya, itulah sebabnya mengapa di tengah dataran garam masih terlihat Gunung Tunupa, berdiri sendirian dengan bentuk yang menyerupai sosok perempuan yang sedang duduk diam. Mereka bilang, sampai sekarang Tunupa masih menjaga tempat itu, sebagai simbol cinta dan pengorbanannya.
Baca juga: Rainbow Mountains di Peru: Fenomena Warna Warni Pegunungan yang Ajaib
Panduan Kunjungan ke Salar de Uyuni
Jika ingin berkunjung ke Salar de Uyuni dari Indonesia, memang tidak ada penerbangan langsung ke Bolivia, jadi harus transit. Biasanya rute paling umum adalah dari Jakarta ke kota besar di Eropa, misalnya Madrid, kemudian baru menuju Santa Cruz de la Sierra, Bolivia. Alternatif lain bisa lewat Amerika Serikat atau Brasil, tapi tetap harus transit beberapa kali.
Setelah tiba di Santa Cruz, wisatawan bisa naik pesawat domestik ke kota Uyuni. Maskapai lokal seperti Amaszonas atau Boliviana de Aviación melayani rute ini dengan waktu tempuh sekitar 1,5–2 jam. Kalau ingin lebih hemat, bisa naik bus, tetapi perjalanan darat bisa memakan waktu lebih dari 20 jam.
Sesampainya di kota Uyuni, ada banyak hotel, hostel, atau penginapan dengan berbagai pilihan harga. Biasanya tur sudah bisa dipesan dari penginapan atau agen tur di sekitar alun-alun kota.
Mayoritas wisatawan mengunjungi Salar de Uyuni dengan mengikuti tur. Pilihannya ada tur sehari penuh, tur 2 hari 1 malam, atau bahkan 3 hari 2 malam yang termasuk kunjungan ke laguna-laguna indah di sekitar. Tur biasanya sudah termasuk kendaraan 4×4, supir, pemandu, makan, dan kadang penginapan.
Karena ketinggian di atas 3.600 meter, udara dingin dan tipis, jadi siapkan pakaian hangat, tabir surya, obat anti-altitude sickness kalau perlu, dan kamera untuk mengabadikan momen.
Keunikan dan pesona Salar de Uyuni membuat siapa saja yang datang merasa sedang berjalan di dunia lain. Mengunjunginya seperti diajak menyelami keindahan bumi dengan cara yang sederhana tapi sangat luar biasa.