JNEWS – Namanya usaha atau bisnis, tentu ada risikonya. Banyak bisnis yang akhirnya untung, tapi tak sedikit yang berakhir rugi. Besar atau kecil, krusial atau kurang krusial, risiko – bahkan yang sepintas terkesan kecil dan sepele pun! – harus diperhitungkan dan diantisipasi oleh pelaku atau praktisi usaha.
Biasanya ada kecenderungan saat kita mengelola usaha atau bisnis, kita kerap terpaku memikirkan “hal-hal besar”, tapi kerap luput memperhatikan “hal-hal kecil” karena dianggap sepele. Jangan salah sangka, “berpikir besar” itu tentu sangat penting saat merintis dan mengelola sebuah usaha, tapi “berpikir kecil” pun tidak kalah krusialnya. Malah, menafikan hal-hal yang terkesan kecil dan sepele ini bisa berdampak pada kelangsungan usaha.
Nah, kali ini JNEWS paparkan 5 risiko kecil yang – kalau diabaikan – bisa bikin bisnismu kocar-kacir. Tapi risiko ini tidak hanya berlaku khusus untuk pemilik usaha saja, tapi juga seandainya kamu karyawan yang bekerja di perusahaan tertentu.
Salah Data
Sepintas kayak sepele ‘kan? Misalnya: salah ketik alamat, nama barang, atau nominal uang. Masalah seperti typo tidak sesepele kedengarannya. Kesannya, sebagai pebisnis atau pegawai, kita terlihat kurang profesional, kurang teliti, bermental asal jadi, dan fatalnya, customer dirugikan! Akhirnya reputasi kita jelek, dan customer pun enggan berurusan dengan kita sehingga bisnis kita pun ikut merosot.
Solusi: Biasakan double check, gunakan validasi system
Masih Nganggep Market Kayak yang Dulu
Kalau sudah di “zona nyaman” kita biasanya mager untuk berinovasi. Misalnya: masih jual produk atau jasa yang mulai menurun performanya karena mikir, “dulu sih rame …” Efeknya, barang numpuk di gudang dan uang tidak bisa diputar.
Solusi: Rutin cek tren, dengerin suara pasar, jangan gengsi beradaptasi.
Bergantung Sama Satu Supplier
Seperti bunyi pepatah lama, “jangan taruh telur di keranjang yang sama!”. Kalau keranjangnya jatuh, semua telur di dalamnya ikut pecah. Misalnya: semua stok bahan cuma dari satu sumber. Efeknya, begitu supplier-nya ada masalah, bisnis bisa terbawa mandek. Orderan customer pun jadi tertunda.
Solusi: Cari minimal 2–3 supplier cadangan. Siapa tau pas harga naik bisa pilih yang paling oke.
Minim Catatan Keuangan yang Jelas
Kalau catatan keuangan tidak jelas, hampir pasti bisnisnya akan bermasalah. Misalnya: keluar-masuk uang bercampur di rekening pribadi. Efeknya, bingung untung atau rugi. Ketika ada pengeluaran mendadak, uangnya malah tidak cukup.
Solusi: Pisahin rekening bisnis sama pribadi. Catat tiap transaksi, walau cuma 5 ribu.
Abai sama Data Historis (Log Book)
Bisnis yang baik adalah yang segala sesuatunya terdokumentasikan dengan baik, sehingga kita bisa terus belajar dan berbenah lebih baik. Malas mencatat atau mendokumentasikan membuat kita kehilangan peluang untuk belajar dari kesalahan dan sulit untuk membuat pembenahan di kemudian hari.
Solusi: Selalu melakukan pencatatan untuk setiap kegagalan agar menentukan prioritas mitigasi di kemudian hari lebih mudah
*Artikel ini ditulis oleh Ade Darmawan dari Tim Risk Management JNE
Editor: Iwan Hendarmawan