Penerapan sistem digitalisasi tengah dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC). Salah satunya adalah dengan mengembangkan platform i-Hub yang disiapkan guna menekan biaya logistik dan menciptakan efisiensi.
Adapun platform i-Hub ini nantinya akan menjadi platform tunggal untuk seluruh layanan di pelabuhan. Menurut DIrektur Utama IPC Airf Suhartono, platform i-Hub ini menjadi bagian dari mata rantai logistik, dimana efisiensi layanan dan operasional di pelabuhan akan memberikan dampak terhadap daya saing produk nasional di pasar global.
Bicara mengenai i-Hub, platform disediakan untuk mencakup berbagai macam layanan, mulai dari registrasi, permintaan layanan di pelabuhan, pembayaran, hingga tracking kargo secara online. Semua ini dilakukan demi meningkatkan pelayanan di pelabuhan serta menekan biaya logistik di Indonesia.
Baca Juga: Tol Laut Berkembang, Rajut Koneksi Berikan Akses Pelaku Usaha Logistik
“IPC memiliki peran strategis dalam ekosistem kepelabuhanan. Karena itu, IPC akan terus melakukan berbagai inovasi untuk kemudahan layanan kepelabuhanan guna meningkatkan efisiensi biaya logistik nasional,” ujar Arif dalam keterangan pers.
Bukan cuma bertujuan meningkatkan efisiensi biaya logistik, IPC melalui anak perusahaan, yakni PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS), juga berupaya untuk mewujudkan pelabuhan yang ramah lingkungan. Upaya ini kemudian diwujudkan dengan layanan elektrifikasi atau shore to ship (STS) di Pelabuhan Tanjung Priok. Fasilitas STS, ini memungkinkan kapal yang bersandar di pelabuhan untuk mengganti penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan energi listrik yang disediakan di dermaga.
“IPC berkepentingan mewujudkan pelabuhan ramah lingkungan atau green port. Ke depan, kapal yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok tidak perlu lagi menggunakan BBM untuk sumber listrik mereka. Elektrifikasi ini menjamin ketersediaan energi yang lebih murah dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Baca Juga: Pemprov Jawa Timur Dukung Pengembangan Kawasan Industri Halal
Pada tahap awal, fasilitas shore to ship ini dikembangkan di Dermaga Petikemas Domestik, Tanjung Priok. Nantinya secara bertahap fasilitas STS dipasang di seluruh pelabuhan yang dikelola IPC.
“IPC memiliki peran strategis dalam ekosistem kepelabuhanan. Karena itu, IPC akan terus melakukan berbagai inovasi untuk kemudahan layanan kepelabuhanan guna meningkatkan efisiensi biaya logistik nasional,” pungkas Arif.
Selain layanan STS tadi, IPC juga mengembangkan berbagai aplikasi untuk digital seaport, payment solution, dan supply chain management (SCM) solution.
Kenaikan Trafik Bongkar Muat
Masih seputar IPC, dalam kesempatan terpisah IPC juga mengumumkan adanya kenaikan bongkar muat peti kemas sebesar 11,28 persen pada September 2020. Hal ini ditandai dengan kenaikan arus peti kemas menjadi 621.300 TEUs jika dibandingkan dengan periode Agustus 2020, yakni 558.320 TEUs dan kenaikan 0,75% dibandingkan dengan periode Juli 2020 sebesar 554.160 TEUs.
“Penurunan throughput peti kemas yang terjadi selama masa pandemi terhitung mulai dari triwulan I tahun 2020 hingga kini telah menunjukkan adanya rebound yang cukup signifikan pada triwulan III tahun 2020 ini,” kata Arif.
Berjalan lurus dengan tren arus peti kemas, IPC juga mencatat pertumbuhan periode September 2020 untuk arus barang yang naik 6,87% menjadi 4,06 juta ton dari Agustus 2020, yakni 3,80 juta ton. Perbaikan ini sudah terlihat pada periode Juli 2020 dengan kenaikan sebesar 7% atau 3,55 juta ton.
Melihat hal tersebut, Airf pun optimis perekonomian Indonesia akan pulih. Pasalnya, terjadi peningkatan trafik kunjungan kapal secara perlahan sebesar 7,5% dari 13,69 juta GT di bulan Juli 2020, menuju 14,72 juta GT pada Agustus 2020 dan naik 4,77% menjadi 15,42 juta GT di September 2020.
Baca Juga: Ini Strategi Kementerian PUPR Tekan Biaya Logistik