Kisah Lulusan Biologi yang Jatuh Hari pada JNE …
Mengawali karir sebagai seorang sales counter di JNE Cabang Utama Medan sejak 21 Juli 2017 silam, Nur Fatiha Utami Nasution, mengaku kini makin jatuh hati pada pekerjaannya di lingkungan pengiriman jasa tersebut
Walau saat awal interview sempat merasa pesimis lantaran memiliki background yang berbeda, namun setelah bisa meyakinkan kedua atasannya, yakni Head Unit Human Capital JNE Medan Saibun dan Fikri Alhaq Fachryana, Kepala Cabang JNE Medan, akhirnya Fatiha mantab menjalani tugasnya.
“Saat di interview, ada pertanyaan yang membuatku bingung. Pertanyaan tesebut adalah, “Mba, sholatnya bagaimana?” aku terdiam. “Mengapa di zaman millenial seperti sekarang, ada perusahaan swasta, terbesar, dan nomor satu yang menanyakan hal ini kepada calon karyawannya. Apakah mereka tidak mempertanyakan kompetensiku saja?,” ucapnya.
Karena mereka melihat dia terdiam, Fikri mencoba menjelaskan bahwa karyawan JNE harus taat beribadah, baik Islam, Kristen, Hindu, apapun agamanya yang penting adalah ibadahnya. Karena salah satu kunci kesuksesan JNE adalah berkat ibadah karyawannya, selain doa keluarga karyawan, masyarakat dan anak-anak yatim.
BACA JUGA : Perjuangan Kurir JNE, Berhadapan dengan Biawak sampai Istri Jadi Kenek
Ketika itu, Fatiha mengaku kagum terhadap manajemen JNE. Berulang kali menghadapi interview, belum ada pertanyaan yang seperti itu, dan ketika itu pula dia berharap bisa diterima di JNE dan menjadikan lingkungan kerjanya pribadi yang lebih baik lagi.
Singkat cerita, akhirnya Fatiha mendapat apa yang diinginkannya untuk bergabung bersama JNE Medan. Bahkan dihari pertamanya bergabung, dia juga dibuat terkesima kembali dengan hal-hal yang diakui tak biasa dilihat, mulai dari spanduk berisi “Utamakan Ibadah dan Keselamatan Kerja”, sampai saat adzan berkumandang, para karyawan laki-laki langsung menujju masjid untuk sholat berjamaah.
“Aku merasa JNE telah mengambil hatiku. Hari-hari bekerja di JNE, ku jalani dengan suka cita. Ini dikarenakan lingkungan kerja yang baik dan bersahaja, upah kerja yang sangat terbilang cukup bagi karyawan baru lulus kuliah sepertiku,” katanya.
Dua tahun berkarya, Fatiha mendapat kesempatan lain ke sales retail, sub unit untuk menangani agen-agen. Mulai dari penjualan, operasional dan manajemen di agen-agen tersebut. Dia mengaku banyak belajar, dan untungnya dia pun punya modal keterampilan menghadapi berbagai karakter manusia di sales counter.
Mulai dengan keterampilan bagaimana cara menghadapi orang yang apa-apa ingin cepat, mudah emosi, cara mendekatkan diri dengan orang lain, cara mengajari orang lain, dan lain-lain. Intinya dia merasa ilmu keguruannya sangat berguna.
“Sebagai guru, sebelum mengajarkan suatu hal harus mampu “menyentuh hati” muridnya, dan sebagai sales JNE, aku harus mampu “menyentuh hati” customerku saat itu, yaitu agen-agen di JNE Medan. Senang sekali berkesempatan menjadi bagian dari mereka. mereka tidak hanya sebatas mitra kerja, namun juga sudah seperti keluargaku, sama seperti pelanggan-pelangganku yang sangat baik hati saat aku di sales counter sebelumnya,” ucap dia.
Jeripayahnya untuk teladan dan selalu menjalani pekerjaan dengan hati dan kebahagiaan, diganjar dengan pencapaian dari Markplus sebagai Sales of The Year 2018 dan Field Promotor of The Year 2019. Tak sampai di situ saja, JNE Medan juga menghadiahkan predikat “Karyawan dengan intelektual terbaik 2018 dan Karyawan dengan Tanggungjawab Terbaik 2019”.
Peningkatan lain kembali diterima Fatiha. Pertengahan tahun ke empat bekerja di JNE, dia mendapat amanah menempati posisi marketing dan public relation JNE Medan, posisi tersebut memiliki tugas dalam mengurusi promosi, Corporate Sosial Responsibility (CSR), menjalin relasi, pengembangan produk, dan customer relationship management.
BACA JUGA : 5 Festival Unik yang Diadakan di Danau Toba
Aktivitas kesehariannya membuat dia makin jatuh hati dengan JNE. Menurut dia, selain kebahagian yang diciptakan karena lingkungan kerja yang kekeluargaan, ternyata masih banyak kebahagian-kebahagiaan lainnya yang diciptakan manajemen bisnis JNE, tidak hanya kepada karyawannya, namun juga kemasyarakat.
“Aku ingat saat itu promo yang dibuat pertama kali adalah gratis ongkos kirim untuk kiriman bantuan bencana sekaligus penggalangan donasi dari karyawan untuk bencana tersebut. Aku berpikir, apakah JNE tidak rugi membuat promo ini. Akhirnya, karena sudah paham tentang budaya bisnis JNE, promo-promo seperti ini pun berulang ku buar,” katanya.
Bahkan Fatiha tidak hanya membuat promo itu tiap kali ada bencana atau musibah saja, tapi juga dibuatnya jika ada project sosial seperti pembagian dokumen dan lainnya dari lembaga sosial. Di JNE disebut project ibadah, karena JNE tidak mengambil profit sama sekali untuk project seperti ini.
Sementara untuk CSR, dia mengerjakan pengumpulan donasi bagi anak yatim yang dikumpul dari seluruh karyawan JNE Medan. Dari kegiatan itu dia berfikir apakah sebenarnya JNE perusahaan atau lembaga sosial.
Namun karena sudah semakin terbiasa dengan konsep bisnis JNE yang menganut “marketing langit”, sekarang sudah tidak heran lagi. Bahkan untuk tahun 2019 hingga saat ini, JNE Medan setiap bulan mendonasikan Rp 8 juta untuk anak-anak yatim yang belajar di Sanggar Genius binaan Yatim Mandiri.
JNE juga bekerja sama dengan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) dan IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah) Sumatera Utara membuka Rumah Pelatihan Menjahit dan Design Grafis bagi masyarakat yang membutuhkan. Ada pula 13 ruangan community development yang tersebar di Sumatera Utara yang gratis dapat digunakan oleh masyarakat, komunitas maupun UMKM untuk berdiskusi, belajar bersama dan lainnya.
BACA JUGA : Kisah Syarah Bakery, dari Garasi Rumah sampai Toko Roti Ternama
Untuk kegiatan promosi, ada kegiatan JNE Goes to TK, JNE Goes to School dan Goes to Campus. Tak hanya itu, adapula kegiatan JNE ngajak Online UMKM gratis yang dilakukan rutin sekali sebulan ke seluruh kabupaten kota di Sumatera Utara.
“Bayangkan saja, Kepala Cabang beserta tim sales setiap bulan keliling Sumatera Utara untuk melakukan keempat kegiatan ini. Bahkan ada kabupaten yang sangat jauh, yaitu Mandailing Natal yang harus menempuh 14 jam perjalanan darat, dan ada Kabupaten Nias Selatan yang harus menyeberang pulau,” katanya.
Hal lainnya yang membuatnya bahagia bergabung dengan JNE adalah diberikanya kesempatan berkenalan dengan orang-orang baik yang berelasi dengan JNE, seperti komunitas-komunitas, organisasi-organisasi yang kolaborasinya selalu menghasilkan kegiatan positif dan membawa manfaat bagi orang banyak.
“Aku rasa masih banyak hal-hal yang aku syukuri menjadi salah satu bagian dari JNE, mulai dari hal kecil seperti bisa keliling Sumatera Utara dan naik pesawat karena JNE, hingga hal-hal besar seperti nilai kemanusiaan, dan konsep bisnis yang tak dapat dihitung dengan materi,” ucapnya.
Menurut Fatiha, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, sebaik baik bisnis adalah bisnis yang tak hanya mengejar materi namun juga yang membawa manfaat bagi masyarakat.
BACA JUGA : 15 Tahun Jadi Agen JNE, Een dari Tak Punya Kini Jaya dengan 17 Armada
“I love my JNE, my cool company, tempat ku mencari nafkah dan belajar setiap harinya. Sekarang aku yakin, siapapun karyawan JNE-nya, apapun latar belakang pendidikan dan keluarganya, akan jatuh hati dengan perusahaan tempat dia bekerja ini. Seperti aku, lulusan pendidikan biologi yang jatuh hati pada JNE diawal mengenal hingga saat ini, besok dan seterusnya,” tutupnya.
Penulis – Nur Fatiha Utami/Sales JNE Medan – Pemenang JNE Competition 2020.