Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan harus dengan ilmu agar tujuan atau target yang ingin dicapai yaitu mendapat pengampunan, rahmat dan pahala dari Allah SWT bisa tercapai. Jadi ketika Ramadhan usai derajat taqwa dapat diraih.
Begitu mulianya bulan suci Ramadhan karena di bulan inilah umat Muslim bisa mendulang limpahan pahala dan juga ampunan atas segala dosa. Tentu amal ibadah ini yang akan menjadi bekal dan tabungan kelak di kehidupan akhirat yang abadi.
Baca juga : Jadikan Ramadhan Tahun Ini Lebih Bermakna dan Produktif
Menurut KH. Buya Yahya, seorang kiai kharismatik pengasuh Pesantren Al Bahjah Cirebon, Jawa Barat, para karyawan JNE di manapun berada harus bersungguh-sungguh dalam menjankan ibadah puasa. Begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya seperti memperbanyak baca Al Quran, bersedekah dan shalat malam.
“Pekerjaan JNE adalah sangat mulia, terlebih di bulan Ramadhan, karena terus menyambungkan silaturrahmi mengantarkan paket dari pengirim ke penerimanya. Memasuki bulan Ramadhan jika ingin beruntung harus dipersiapkan dengan ilmu, sehingga tujuan Ramadhan atau ibadah puasa bisa tercapai, yaitu meraih derajat takqa. Sebab, ketaqwaan kitalah yang dinilai oleh Allah SWT,” ujar Buya Yahya dalam pengajian rutin dua bulanan yang digelar JNE, Jumat (9/4/2021) lalu.
Baca juga : Cahaya Ramadhan JNE 2021
Meski digelar secara online, ratusan Ksatria dan Srikandi dari kantor cabang JNE di seluruh Indonesia antusias mengikutinya, bahkan banyak diantara mereka yang menggelar nonton bareng. Dalam pengajian ini juga dihadiri Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi.
Menurut Buya Yahya, saat menjalankan ibadah puasa selain menahan lapar dan dahaga, juga harus menahan amarah atau kebencian dan harus bermurah hati dengan memaafkan. Selain itu juga menghindari dari mengggunjing, sehingga Ramadhan akan sangat indah dan berkah.
“Alangkah lelahnya seorang suami yang mencari nafkah saat berpuasa. Namun ketika pulang ke rumah isterinya marah-marah, tetapi si suami langsung memaafkannya, itu pertanda hatinya bersih, itu pertanda ibadah puasa si suami diterima Allah SWT,” ujar kiai yang juga banyak menggelar tausiyah online ini.
Baca juga : Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab Balasannya Surga
Selain amalan-amalan yang harus dikerjakan dan mendapat pahala berlipat, dalam berpuasa juga ada amalan yang dilarang, bila dilanggar bisa membatalkan puasa. Namun dalam berpuasa, juga ada berbagai keringanan bagi orang-orang tertentu, sehingga boleh membatalkan puasanya, seperti orang yang tengah sakit, sudah uzdur dan lain sebagainya.
“Misalnya orang yang bekerja dan pekerjaannya sangat berat maka itu boleh berbuka puasa, tetapi meski demikian jangan tidak puasa sejak pagi atau sahur. Pekerja bangunan misalnya, karena kelelahan boleh berbuka puasa, tetapi jangan dari pagi sudah niat tidak berpuasa maka itu akan menjadi dosa,” ujar kiai Buya Yahya.
Baca juga : Ketika Mereka Terlihat Bahagia Mendapat Al Quran Baru
Buya mengatakan, “Ketika berpuasa, jangan sekali-kali meninggalkan ibadah wajib lainnya, seperti meninggalkan shalat fardhu, maka itu akan berdosa, merugi dan pahala puasa akan berkurang. Saya mengajak para karyawan JNE untuk memperbanyak amalan shalat malam, shalat tarawih, tadarus Al Quran dan kemudian sedekah kepada yang membutuhkan, sebab itu adalah amalan utama di bulan Ramadhan”.
“Amalan tersebut, terutama sedekah akan membersihkan hati dari sirik dan dengki, sehingga akan menjadi pemaaf. Semoga setelah Ramadhan usai kita kembali kepada fitri dan mencapai derajat taqwa,” pungkas kiai pemilik nama lengkap Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri ini. *