JNEWS – Beberapa hari lalu, sejumlah area di Kota Jakarta diramaikan oleh kegiatan penyampaian aspirasi, baik dari mahasiswa maupun kelompok masyarakat. Sebagian di antaranya berujung bentrokan, bahkan ada yang diwarnai insiden pembakaran. Agung Widodo, kurir dari JNE Hub Garuda, Jakarta Pusat, dengan area pengantaran di antaranya Markas Komando (Mako) Brimob Kwitang, sempat terjebak di tengah-tengah massa yang sedang berdemonstrasi. Kebetulan, area sekitar Mako Brimob Kwitang memang menjadi salah satu titik konsentrasi para demonstran yang berujung bentrokan. Bau gas air mata sempat membuat matanya perih dan hidung berair.
Senin (1/9/2025) sekitar 10.30 WIB lalu lintas di sekitar Mako Brimob, Kwitang, sudah mulai lancar. Kendaraan dapat melintas seperti biasa dari arah Tugu Tani ke arah Senen Jakarta Pusat maupun sebaliknya.
Selanjutnya sisa gas air mata di lokasi masih terasa. Saat JNEWS melintas di kawasan itu mata terasa perih hingga hidung berair. Bau sangit juga masih tercium di sekitar lokasi. Bau itu datang dari bangunan dan halte yang sempat terbakar sebelumnya.
Sejumlah personel kepolisian tampak masih berjaga dengan mengenakan rompi antipeluru dan membawa senjata laras panjang. Satu unit kendaraan water cannon juga terlihat terparkir di depan markas. Sementara beberapa kendaraan taktis berada di dalam halaman Mako.
“Sejak hari Sabtu (30/8/2025) memang kendaraan sudah bisa lewat, tapi untuk pengantaran paket ke Mako masih belum bisa. Bau gas air mata masih terasa dan membuat mata perih, saat itu saya akan mengantarkan paket warga di belakang Mako. Saya kejebak massa demo, beruntung bisa lewat dan mobil yang mengangkut paket aman,” ujar Agung, saat ditemui JNEWS.
Meski puncak demo pada Jumat malam dan berakhir ricuh hingga pembakaran, termasuk di Kawasan Pasar Senen, dituturkan Ksatria yang mulai bergabung di JNE tahun 2018 ini, keesokan harinya, Sabtu (30/8/2025) saat mengantar paket dirinya melihat masih banyak kerumunan massa.
Baca juga: Kisah Mohamad Nasir dan Rezeki Rumah Impian dari JNE
“Saya bawa mobil blind van yang di dalamnya paket semua. Terus terang rasa takut dan was-was terkena lemparan batu atau hal lainnya ada juga sih. Namun tugas mengantar paket harus terus dijalankan demi pelayanan kepada pelanggan JNE. Alhamdullilah begitu lewat semuanya aman. Kemudian saya juga mencari jalan alternatif, karena jalan utama masih dipenuhi massa. Singkat cerita, ada paket untuk dikirim ke Mako Brimob namun kata petugas yang berjaga di sana belum bisa diantar. Kondisinya belum kondusif,” ucapnya.
Menurutnya, selama menjadi kurir baru kali ini menyaksikan peristiwa demonstrasi yang berujung kericuhan dan pembakaran dengan dampak yang cukup parah. “Kalau informasi dari aparat yang jaga di Mako Brimob, paket baru bisa diantarkan hari Rabu (3/9/2025). Untuk pertokoan di pasar Senen yang sebelumnya tutup, sekarang sudah pada buka kembali dan paket sudah bisa diantarkan,” terang Agung.
“Semoga peristiwa demo yang dibarengi dengan kekerasan dan pembakaran, bahkan hingga menelan korban jiwa ini menjadi yang terakhir kalinya agar Jakarta menjadi aman dan nyaman, perekonomian kembali pulih,” tutup Agung yang kembali bergegas menaiki mobil blind vannya untuk mengantar paket. *