Kementerian Perdagangan dan Kementerian dan Informatika mencanangkan program Hari Bangga Buatan Indonesia 2021 (BBI). Sejalan dengan program tersebut, jasa logistik nasional juga jadi salah satu pintu dan jembatan bagi UMKM dalam menyalurkan produknya.
Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini, kebutuhan akan belanja online yang tinggi juga membuat pergerakan kurir dalam hal pengiriman jasa paket makin tinggi dari sebelum pandemi.
Karena itu, bicara soal kesiapan bidang logistik untuk membantu UMKM dalam program BBI yang dicanangkan oleh pemerintah, diklaim sebenarnya tak ada masalah. Bahkan sebelum ada kegiatan tersebut logistik sudah memiliki peran besar.
BACA JUGA :Â GrabExpress Jadi Mitra Logistik Pemerintah
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma menegaskan kesiapan logistik Indonesia yang sudah siap sejak zaman Belanda.
“Kesiapan logistik Indonesia sejak zaman Belanda pada 275 tahun lalu sudah siap, PT Pos Indonesia itu sudah ada pada era tersebut. Itu yang resmi, yang tidak resminya juga banyak,” kata Trian dalam talkshow virtual Jasa Logistik Untuk Dukung Produk Lokal yang digelar oleh Katadata.
Menurut dia, logistik yang menyertai bangsa Indonesia sudah tumbuh dari masa ke masa. Sementara terkait dengan topik mendukung produk lokal atau UMKM, Trian mengatakan produk lokal menjadi tuan rumah sendiri sebenarnya sudah cukup lama digaungkan.
Sejalan dengan itu, Asperindo sendiri sudah cukup concern terhadap hal ini. Karenanya, bila ditanya apakah logistik sudah siap memberikan dukungan pada produk UMKM atau lokal, otomatis jawabannya sudah sangat siap.
“Alasannya karena ada prinsip-prinsip di industri logistik yang sudah menjadi perhatian kami, mengenai produknya jelas, tempat-tempatnya jelas, pengirimannya jelas dan sebagainya. Ekosistem ini semua sudah terbangun,” ujar Trian.
“Contoh, kita suka sekali menyengsarakan diri sendiri, seperti dibilang biaya logistik yang tinggi. Itu sejak 10 tahun sudah didengungkan ke kami sebagai pelaku logistik, tapi itu kata siapa, buktinya ada free ongkir malah jadi trend setter,” kata dia.
BACA JUGA :Â Kurir Dimaki dan Dihina Goblok, Ini Tanggapan Asperindo
Bahkan dengan adanya free ongkir tersebut menurut Trian, justru sebenarnya lari dari prinsip-prinsip logistik. Karena itu ke depannya tradisi tersebut tidak lagi ingin dipertahankan.
“Dalam logistik, prinsip yang benar itu adalah harga yang tepat. Seperti biaya logistik 24 persen dari PDB kita, itu sudah bertahun-tahun seperti itu tapi tetap dianggap tinggi, saya balik tanya itu yang menghitung siapa,” kata Trian.
“Kalau kita apple to apple soal biaya logistik kita dengan Singapura atau Malaysia, Indonesia paling murah se-Asia Tenggara, Se-ASEAN, bahkan se-dunia. Jadi kesimpulannya logistik, dari secara harga saja sudah siap dukung UMKM atau produk lokal,” tandasnya.