JNEWS – Apakah ada yang merasa in this economy, hidup semakin sulit? Kalau ada yang merasa juga, nah, pasti jadi tahu ya, bahwa kemampuan untuk atur uang jadi hal yang penting banget sekarang.
Bagaimana tidak? Harga kebutuhan naik, tapi penghasilan sering kali jalan di tempat. Belum lagi biaya hidup yang makin beragam dan kadang datang tanpa diduga.
Kalau tidak punya strategi yang jelas, uang bisa habis begitu saja tanpa tahu ke mana perginya. Karena itu, mengelola keuangan sekarang bukan sekadar soal menabung, tapi juga soal bertahan dengan bijak di situasi yang serba berubah.
Cara Atur Uang saat Ekonomi Melemah
Banyak orang berpikir cara atur uang itu rumit, padahal kuncinya ada di kebiasaan kecil yang konsisten. Mulai dari cara melihat prioritas, membatasi keinginan, sampai belajar mengelola pendapatan dengan lebih sadar. Semua bisa dilakukan asal tahu langkah yang tepat dan realistis untuk dijalani.
Dengan pendekatan yang sederhana tapi terencana, siapa pun tetap bisa kok hidup aman, tenang, dan nggak terus-menerus khawatir soal keuangan. Bahkan di masa ekonomi sesulit sekarang.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
1. Pisahkan Uang Berdasarkan Fungsi
Langkah pertama yang sering disepelekan tapi sebenarnya paling penting dalam atur uang adalah memisahkan uang sesuai tujuannya. Jangan campur antara uang buat kebutuhan sehari-hari dengan uang tabungan atau hiburan. Karena kalau semuanya di satu tempat, pasti susah mengontrolnya. Kadang kita merasa masih banyak saldo, padahal sebagian itu harusnya disisihkan buat hal lain.
Cara paling aman, buat tiga “kantong” keuangan. Satu buat kebutuhan wajib, satu buat tabungan, dan satu buat keinginan pribadi. Kalau punya rekening berbeda, malah lebih bagus, supaya tidak tergoda menggunakan uang yang harusnya disimpan.
Prinsipnya, uang yang sudah punya tujuan, jangan diganggu. Dengan pembagian ini, kita akan bisa lebih tenang dan tidak gampang panik setiap akhir bulan.
Baca juga: 20 Cara Mendapatkan Uang Tambahan di Luar Gaji Utama
2. Prioritaskan Dana Darurat
Dana darurat ibarat payung. Saat cuaca cerah, terasa tidak penting, tapi begitu hujan datang, kita bakal bersyukur banget membawanya.
Nah, idealnya, dana darurat itu harus cukup untuk menutup biaya hidup 3 sampai 6 bulan. Jadi kalau tiba-tiba kehilangan pekerjaan, kena musibah, atau ada pengeluaran mendadak, kita tidak langsung kelimpungan.
Simpan dana darurat di tempat yang aman dan mudah diakses, seperti rekening terpisah atau reksa dana pasar uang. Jangan dicampur dengan tabungan biasa supaya tidak terpakai tanpa sadar.
Mulai sisihkan pelan-pelan, misalnya sekian persen dari gaji tiap bulan. Tidak harus langsung besar, yang penting konsisten. Lama-lama pasti akan terkumpul juga.
3. Catat dan Evaluasi Pengeluaran
Banyak orang merasa sudah hemat, padahal sebenarnya bocor di hal-hal kecil. Beli kopi tiap pagi, bayar langganan yang tidak pernah dipakai, atau sering jajan online tanpa sadar.
Karena itu, penting banget atur uang dengan mencatat semua pengeluaran, sekecil apa pun. Bisa pakai aplikasi keuangan, spreadsheet sederhana, atau bahkan buku catatan. Setelah itu, coba evaluasi tiap minggu atau tiap bulan. Lihat, bagian mana yang sebenarnya bisa dikurangi tanpa bikin hidup terasa berat.
Kadang cuma dengan mengurangi hal kecil, hasilnya lumayan besar di akhir bulan. Selain itu, mencatat pengeluaran juga bikin kita lebih sadar nilai uang. Kita jadi tahu mana kebutuhan dan mana sekadar keinginan sesaat.
4. Belanja dengan Prinsip “Tunda Dulu”
Perasaan ingin membeli sesuatu bisa sering muncul tiba-tiba, apalagi kalau lihat promo besar atau diskon tanggal kembar. Tapi sebelum langsung klik “Checkout”, biasakan tunda dulu satu atau dua hari. Kalau setelah itu masih merasa butuh, baru pertimbangkan untuk beli.
Tapi kalau keinginan itu hilang, berarti memang cuma dorongan sesaat. Cara ini sederhana tapi ampuh banget buat menahan belanja impulsif.
Kita juga bisa bedakan antara kebutuhan dan keinginan dengan pertanyaan sederhana, “Kalau aku tidak beli ini sekarang, apakah hidupku akan berubah?” Kalau jawabannya tidak, berarti bisa ditunda.
Prinsip atur uang ini bukan berarti kita harus menahan diri terus, tapi lebih ke melatih kesadaran sebelum mengeluarkan uang. Karena sering kali, yang bikin keuangan jebol bukan pengeluaran besar, tapi pengeluaran kecil yang dilakukan berulang tanpa pikir panjang.
5. Cari Penghasilan Tambahan yang Realistis
In this economy, satu sumber penghasilan kadang tidaklah cukup. Karena itu, perlu juga untuk memikirkan sumber pemasukan tambahan yang lain.
Mulai saja dari hal kecil dan realistis. Kalau punya skill menulis, desain, atau mengajar, bisa coba freelance di waktu luang. Kalau suka jualan, bisa mulai dari produk kecil yang mudah dikirim. Bahkan kadang, skill sederhana seperti membantu menunggu orang di rumah sakit atau menjadi pet sitter pun bisa menjadi sumber tambahan uang.
Yang penting, pilih yang sesuai dengan kemampuan dan waktu yang dipunya. Jangan sampai penghasilan tambahan malah bikin burnout. Fokusnya bukan cari cepat kaya, tapi menambah stabilitas keuangan sedikit demi sedikit.
6. Investasi dengan Hati-Hati, Bukan Karena Tren
Sekarang banyak orang tergiur ikut investasi karena lihat hasil orang lain. Padahal, investasi yang aman itu butuh pemahaman, bukan ikut-ikutan. Jangan asal taruh uang ke tempat yang belum dipahami risikonya.
Kalau masih baru, bisa mulai dari produk yang relatif aman seperti reksa dana pasar uang atau deposito. Pelajari dulu konsep dasarnya, pahami bagaimana keuntungan dan risikonya bekerja.
Ingat, setiap orang punya toleransi risiko yang beda. Jadi tidak perlu merasa ketinggalan kalau belum investasi di instrumen “kekinian”. Lebih baik pelan tapi paham, daripada cepat tapi rugi. Karena uang hasil kerja keras itu harus dijaga dengan pengetahuan, bukan sekadar keberanian.
7. Sesuaikan Gaya Hidup tanpa Merasa “Menurun”
Banyak orang merasa malu saat harus menyesuaikan gaya hidup. Padahal, itu justru cara atur uang paling realistis, karena berarti kita tahu prioritas.
Jadi, tak perlu gengsi kalau harus mengurangi nongkrong, traveling, atau belanja barang bermerek. Semua orang punya masa sulit, dan berhemat bukan berarti kita gagal kok.
Banyak cara untuk tetap menikmati hidup tanpa boros. Hidup sederhana itu bukan berarti mundur, tapi bentuk adaptasi. Dan justru dari situ, kita bisa belajar nilai penting tentang rasa cukup.
Baca juga: Royalti: Pengertian dan Bentuknya dalam Dunia Bisnis
Jadi kesimpulannya, kemampuan untuk atur uang menjadi hal yang sangat penting in this economy. Ingat, bahwa sedikit perubahan dalam kebiasaan bisa membuat perbedaan besar.
Dengan langkah kecil tapi terarah, keuangan bisa tetap aman, dan hidup pun terasa lebih tenang meski keadaan sedang sulit.