Ayam Betutu: Rasa Bali dalam Satu Hidangan

JNEWS – Kuliner khas Bali terkenal dengan cita rasa gurih dan pedas. Apalagi bumbu yang digunakan untuk memasaknya cukup bervariasi sehingga menghasilkan rasa yang autentik dan berbeda dari kuliner kota lainnya. Salah satu kuliner Bali yang populer hingga mancanegara adalah ayam betutu.

Dalam membuat sajian kuliner ini, racikan yang digunakan adalah bumbu base genep dan bumbu wewangen. Bumbu base genep terdiri dari beragam rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, laos, cabai rawit, serai, daun limau, minyak kelapa, kemiri, gula merah, kencur, kunyit, daun salam, jahe, dan lengkuas. Untuk bumbu wewangen terdiri dari merica putih, ketumbar, merica hitam, jangu, menyan, pala, cengkih, kemiri, bangle, dan kulit jeruk purut.

Dalam proses memasaknya, seluruh bumbu base genep akan dibalurkan ke seluruh permukaan ayam yang utuh, dan di dalam rongga perut ayam bagian dalam. Kemudian, ayam akan dibungkus dengan daun pisang untuk menambah aromanya.

Menilik Sejarah dan Tradisi Penyajian Kuliner Ayam Betutu

Banyak yang mengira bahwa betutu adalah nama kuliner. Sayangnya tidak demikian. Nama betutu berasal dari padua kata “be” dan tutu dari kata “tunu”. “Be” artinya daging, sedangkan “tunu” artinya dibakar atau dipanggang.

Jadi, betutu artinya adalah daging yang dibakar. Ringkasnya, betutu adalah teknik memasak bukan nama kuliner. Proses pembakaran ini memakan waktu yang cukup lama, mulai dari satu malam hingga tiga hari. Tujuannya supaya bumbu meresap dengan sempurna, daging ayam atau bebek menjadi lunak serta menghasilkan aroma asap khas bakaran.

Teknik betutu dengan dibakar dalam api sekam diperkirakan sudah ada sejak zaman Majapahit di abad ke-16. Di kala itu, pengaruh Islam mulai masuk ke tanah Jawa, sehingga banyak pengikut Hindu Majapahit pindah ke Bali dengan membawa serta budaya kulinernya.

Sajian kuliner ini tidak sekadar hidangan istimewa bagi pejabat kerajaan, tetapi juga menjadi bagian dari ritual keagamaan.

Dikutip dari jurnal dengan judul Betutu Bali: Menuju Kuliner Diplomasi Budaya, karya I Made Purna dan Kadek Dwikayana, (2019), dalam sistem religi di berbagai etnis sering dijumpai bahwa sajian makanan tertentu digunakan sebagai “persembahan” dari alam kepada alam kedewataan. Betutu termasuk di dalamnya.

Pada awalnya betutu difungsikan sebagai diplomasi ke dalam, yakni sebagai sarana persembahan terhadap Ida Hyang Widhi Wasa melalui upacara Dewa Yadnya. Namun selanjutnya dipersembahkan juga untuk kelengkapan Yadnya yang lain seperti Pitra Yadnya, Buta Yadnya, Rsi Yadnya, dan Manusa Yadnya, sehingga tidak mengherankan betutu memiliki fungsi religius, dan sosial.

Dalam perkembangannya, kuliner ayam betutu dipopulerkan oleh Ni Wayan Tempah di tahun 1976. Bersama suaminya, I Nyoman Suratna, Ni Wayan Tempeh mendirikan Warung Ayam Betutu Men Tempeh.

Sejak saat itu, kuliner ini semakin populer di kalangan masyarakat hingga wisatawan dan tidak sekadar dikonsumsi hanyaa pada saat upacara adat dan keagamaan saja.

Baca juga: 8 Tradisi dan Upacara Adat Bali: Warisan Budaya yang Terjaga

Rekomendasi Tempat Makan Ayam Betutu di Bali

Ayam Betutu: Rasa Bali dalam Satu Hidangan

Setelah melalui perjalanan panjang, banyak yang mulai mencari alternatif dari teknik betutu karena mempertimbangkan efisiensi waktu. Hal inilah yang kemudian memunculkan cara penyajian ayam betutu dengan cara lebih modern.

Caranya dengan mengukus atau mempresto ayam terlebih dulu selama beberapa jam. Kemudian dipanggang di dalam oven atau alat panggang modern lainnya. Durasi pemanggangan di oven pun sekitar 30 menit saja. Daun pisang pun ada yang menggantinya dengan aluminium foil.

Lantas bagaimana dengan cita rasanya? Ternyata, hasil masakan dengan alat modern tetap beraroma rempah kuat walaupun tidak menguarkan aroma asap khas pembakaran.

Menikmati kuliner ayam betutu memang lebih enak apabila datang langsung ke Pulau Dewata. Karena di pulau ini banyak warung makan yang menjual menu ini dengan cita rasa autentik. Berikut beberapa rekomendasi yang bisa dijadikan pilihan.

1. Ayam Betutu Men Tempeh

Ayam Betutu Men Tempeh adalah pelopor kuliner ini di Pulau Dewata. Warung ini berada di kompleks terminal Gilimanuk. Di warung ini terdiri dari dua variasi yakni original dan goreng. Cita rasa ayam betutu di warung ini kaya akan rempah dan terkenal pedas.

Warung ini cukup luas. Apalagi di bagian depan, dihiasi dengan beragam tanaman bonsai dan patung dewa. Ada dua bagian yang bisa dipilih yaitu bagian atas dan bagian bawah. Fasilitas seperti toilet bersih dan musala pun tersedia.

Hidangannya istimewa, ayamnya sangat lembut dan dagingnya mudah dilepas dari tulang. Ketika disantap, kuah betutunya akan terasa lebih lezat apabila dicampur dengan sambal. Untuk harga 1 ayam utuh original dibanderol dengan harga Rp125.000, untuk setengah ekor Rp65.000, dan seperempat Rp35.000.

Walaupun populer dan legendaris, warung Men Tempeh tidak membuka cabang di mana pun. Alamat kedainya ada di Jl. Rajawali, Gilimanuk, Kec. Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.

2. Ayam Betutu Khas Gilimanuk

Warung makan ini populer dan memiliki beberapa cabang. Buka setiap pukul 10 pagi hingga 10 malam, warung ini menyediakan tiga variasi dari ayam betutu yaitu goreng, bakar, dan kuah. Menu ini semakin lezat karena disajikan bersama sambal matah, cabai krinyi, dan embe.

Tempatnya cukup luas dan memiliki parkir yang luas juga. Karena kepopulerannya, warung ini selalu ramai pengunjung. Harga ayam betutu 1 ekor Rp120.000, ½ ekor Rp65.000 dan ¼ ekor Rp35.000. Selain itu tersedia juga paket ayam betutu dengan harga mulai dari Rp45.000.

Alamat kedainya ada di Jl. Raya Tuban No.2X, Tuban, Kec. Kuta, Kabupaten Badung, Bali. (Cabang yang terkenal)

3. Ayam Betutu Pak Man

Ayam Betutu Pak Man memiliki tempat yang cukup luas dan mampu menampung sekitar 100 orang. Furnitur yang digunakan dari bahan kayu dengan desain atap menggunakan bambu sebagai rangka. Suasananya yang nyaman dan bersih membuat warung ini ramai dikunjungi.

Menu ayam di sini ada dua varian yaitu original dan goreng. Untuk harganya yang original 1 ekor yakni Rp95.000, sedangkan goreng satu ekor Rp95.000. Selain itu, menu andalan dari warung ini adalah sate lilit yang dibanderol Rp7.000 per lilit. Apabila ingin makan paketan, tersedia ayam betutu ¼ ekor dengan harga Rp45.000.

Lokasinya ada di Jl. Kubu Anyar No.72x, Kuta, Kec. Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

4. Warung Liku Nasi Bali – Ayam Betutu

Warung Liku Nasi Bali awalnya hanya memiliki cabang di Legian Kuta, tetapi sekarang ini sudah ada beberapa cabang lainnya. Apabila ingin menikmati ayam betutu di warung makan ini, sebaiknya datang pagi karena pengunjungnya sangat ramai.

Betutu ayam di warung ini diolah dengan bumbu rempah khas yang menghasilkan daging empuk serta bumbu meresap hingga ke tulang. Selain ayam, ada juga menu andalan lainnya yakni nasi campur Bali dengan lauk lengkap seperti lawar, urap dan sate lilit. Untuk harga betutu ayam dibanderol Rp80.000.

Lokasinya mudah ditemukan di Jl. Tukad Musi No.19 A, Panjer, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.

Baca juga: Ayam Taliwang: Asal Usul dan Tempat Kuliner Terbaik di Lombok

Kuliner ayam betutu tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Pulau Dewata. Keragaman bumbu yang digunakan dan rasanya yang autentik membuat kuliner ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia.

 

Exit mobile version