JNEWS – Bandara terbesar di Indonesia merupakan pendukung utama kemajuan pariwisata nasional. Bandara dengan kapasitas besar dan fasilitas memadai wajib dimiliki oleh Indonesia sebagai negara kepulauan. Kemudahan mobilisasi masyarakat akan menggerakkan aktivitas yang terkait dengan wisata di seluruh Indonesia, seperti objek wisata, perhotelan, kuliner, transportasi hingga event organizer.
Peringkat bandara terbesar di Indonesia beberapa kali berubah karena adanya bandara baru atau perluasan bandara lama. Dinamika tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan akan penerbangan meningkat. Ada pula bandara yang tadinya sulit dinilai dalam kategori komersial karena masih menggunakan landasan yang sama dengan TNI AU.
10 Bandara Terbesar di Indonesia
Bandara terbesar memang bukan berarti bandara tersibuk. Namun beberapa bandara terbesar di Indonesia juga termasuk yang tersibuk di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Berikut adalah daftar 10 bandara terbesar di Indonesia, yang dikutip dari Wikipedia.
1. Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK)
Luas bandara di Tangerang, Banten, Jawa Barat, ini adalah 2137,82 hektare. Secara hukum, dahulu disebut dengan Bandar Udara Cengkareng. Pembangunan bandara ini mulai dilakukan tahun 1975 dan mulai beroperasi tanggal 1 Mei 1985.
CGK merupakan pintu masuk utama wisatawan asing. Sekarang, CGK merupakan salah satu dari 10 bandara tersibuk di Asia Tenggara dan Asia, serta salah satu dari 20 bandara tersibuk di dunia.
Desain bandara CGK lama yang ikonik sudah tidak mampu menampung jumlah penumpang yang kian meningkat sehingga Terminal 3 direnovasi dengan desain yang lebih modern. Saking luasnya, Terminal 3 ini viral berkat testimoni calon penumpang di media sosial.
Baca juga: Transportasi Umum Jakarta-Bandung: Kereta Reguler, Kereta Cepat, Bus, dan Pesawat
2. Bandara Internasional Kertajati (BIJB)
Bandara di Majalengka, Jawa Barat, ini memiliki luas 1.800 hektare. Kertajati diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 24 Mei 2018, ditandai dengan mendaratnya pesawat kepresidenan. Perencanaannya sendiri sudah dilakukan sejak masa Presiden Megawati.
Dengan dioperasikannya Kertajati, penerbangan-penerbangan yang tadinya melalui Bandara Husein Sastranegara Bandung berangsur dialihkan ke Kertajati. Sedangkan Bandara Husein Sastranegara digunakan untuk pesawat kecil dan kegiatan TNI AU. Diharapkan bandara ini mampu menggerakkan pariwisata di bagian tengah Jawa Barat.
3. Bandara Internasional Hang Nadim (BTH)
Bandara di Pulau Batam, Kepulauan Riau, ini memiliki luas 1.760 hektare dan lebar 45 meter dengan landasan pacu sepanjang 4.025 meter. Ini merupakan landasan pacu terpanjang di Indonesia dan nomor dua di Asia Tenggara setelah Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Hang Nadim mulai beroperasi untuk penerbangan domestik pada tanggal 1 Januari 1985 dan penerbangan internasional pada tanggal 1 Januari 1990. Hang Nadim merupakan pintu masuk wisatawan asing dari barat Indonesia.
4. Bandara Internasional Kualanamu (KNO)
Bandara yang terletak di Medan, Sumatra Utara, ini memiliki luas 1.365 hektare. Kualanamu mulai beroperasi sebagian pada tanggal 25 Juli 2013 untuk menggantikan Polonia. Namun, bandara ini baru beroperasi penuh sejak diresmikan pada tanggal 27 Maret 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Perencanaan bandara ini sudah dilakukan sejak tahun 1992, tetapi pembangunan baru bisa dimulai tahun 2006 karena kendala pembebasan lahan. Kualanamu merupakan pintu masuk utama wisatawan dari Malaysia dan wilayah Indonesia lainnya ke Danau Toba.
5. New Yogyakarta Internasional Airport (YIA)
Bandara pengganti Adisucipto ini memiliki luas 600 hektare dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun. Pembangunannya dianggap mendesak untuk keperluan Yogyakarta sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.
Pasalnya, daya tampung bandara lama, Adisucipto, sudah tidak memadai. Landasan pacu Adisucipto juga terlalu pendek untuk pesawat berbadan besar. Belum lagi pengelola bandara harus bergantian menggunakan landasan dengan TNI AU sehingga jadwal penerbangan harus dikompromikan.
Ketika mulai beroperasi pada tanggal 29 April 2024, YIA selalu dikeluhkan karena jauh dari pusat kota. Namun, kini sudah ada kereta bandara, DAMRI, taksi online, dan kendaraan sewa.
6. Bandara Internasional Minangkabau (PDG)
Bandara di Kota Padang, Sumatra Barat, ini memiliki luas 600 hektare. Bandara ini mulai dibangun pada tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 22 Juli 2005 untuk menggantikan Bandara Tabing.
Desainnya unik, khas arsitektur Minang. Salah satu bandara terbesar di Indonesia ini selalu ramai dengan wisatawan asing, terutama Malaysia, yang hendak berwisata ke Bukittinggi, Mentawai, Nias, dan sekitarnya.
7. Bandara Internasional Juanda (SUB)
Bandara di Surabaya yang memiliki luas 477 hektare ini boleh dibilang merupakan pintu gerbang menuju Indonesia bagian timur. Banyak pesawat dari Jawa yang transit di sini, termasuk untuk keperluan wisata.
Berbeda dengan bandara lain yang berkaitan dengan TNI AU, Bandara Juanda awalnya digunakan untuk Pangkalan Udara Angkatan Laut (LANUDAL). Pada tanggal 7 Desember 1981, barulah Juanda melayani penerbangan sipil.
8. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (UPG)
Bandara di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan luas 381 hektare ini merupakan satu dari 3 bandara di Indonesia yang masuk dalam 10 bandara tersibuk di Asia Tenggara. Bandara ini juga merupakan pintu gerbang wisata ke Indonesia Timur, bahkan lebih ramai dari Juanda.
Padahal pada tahun 2008, ketika masih menggunakan nama Kadieng, bandara ini sempat tutup karena rugi. Namun Bandara Sultan Hasanuddin bisa bangkit dan mendapatkan bangunan baru dengan desain Kapal Phinisi yang unik. Hasilnya, bandara ini sukses meraih penghargaan sebagai Bandara Terbaik Tahun 2012 dari Kemenhub.
9. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (BPN)
Luas bandara di Balikpapan, Kalimantan Timur, ini sekitar 300 hektare. Dahulu bandara ini dikenal dengan nama Bandara Sepinggan saja. Bandara SAMS Sepinggan merupakan salah satu pintu masuk ke IKN (Ibu Kota Nusantara), selain melalui Bandara APT Pranoto (AAP) Samarinda.
Bandara ini mulai beroperasi pada tanggal 6 Agustus 1997. Pemberian nama baru tersebut diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2014. Bandara SAMS Sepinggan memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter.
10. Bandara Dhoho (DHX)
Bandara di Kediri, Jawa Timur, seluas 300 hektare ini dibangun dan dikelola oleh swasta. Anak perusahaan Gudang Garam membangun bandara ini dalam suasana pandemik COVID 19.
Bandara Dhoho masih baru, yaitu digunakan sejak tanggal 5 April 2024 dan diresmikan pada tanggal 18 Oktober 2024. Wisatawan yang berniat berkunjung ke Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), Malang atau Banyuwangi, dapat melalui bandara ini.
Baca juga: LRT Jabodebek: Sejarah, Rute, Manfaat, dan Tip bagi Penumpang Transportasi Publik
Bandara terbesar di Indonesia memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan pariwisata. Minat orang untuk traveling, mencintai alam atau sekedar healing makin tinggi. Namun tak semua orang punya banyak waktu untuk dihabiskan di jalanan. Naik pesawat merupakan salah satu solusi bagi wisatawan yang sibuk.