JNEWS – “Pengamanan ketat. Saya tidak bisa sembarangan masuk. Mobil dicek Paspampres dan anjing pelacak. Begitu juga isi kiriman yang akan saya antar. Terkadang disuruh menunggu dahulu dan sangat tergantung dengan situasi di dalam. Misalnya apabila sedang ada kunjungan presiden dari negara lain. Saya sudah bertugas saat presidennya masih Pak Jokowi dan sekarang berganti Pak Prabowo Subianto.”
Itulah sekelumit pengalaman M. Rizky Amarullah, kurir JNE yang sudah 2 tahun bertugas mengantar paket dengan wilayah antaran salah satunya ke Istana Negara, yang merupakan simbol negara sekaligus tempat Presiden RI berkantor.
Seperti pada siang itu, Kamis (7/8/2025). Dengan mengendarai mobil blind van M. Rizky, meluncur ke Istana Negara di kawasan Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Ada beberapa paket, salah satunya paket yang penerimanya merupakan seorang menteri di Kabinet Merah Putih.
Tampilan Rizki tampak rapi. Seragam JNE lengkap dengan id card dan celana bahan plus sepatu yang disemir kinclong membuatnya percaya diri. “Mengikuti standar dan peraturan di sana. Memang sepantasnya kita harus menghormati Istana Negara, pakaian harus rapi, apalagi saya juga akan membawa nama baik JNE,” ujar Rizky, saat ditemui JNEWS beberapa saat sebelum memasuki gedung Kementerian Sekretaris Negara, yang masih satu kawasan dengan Istana Negara.
Menurutnya, mengantarkan paket ke Istana Negara berbeda dengan ke tempat lainnya, di mana tidak bisa langsung masuk dan harus berhenti dulu di pos penjagaan yang ada di bagian depan. Kemudian mobil yang dibawanya dicek oleh Paspampres dan anjing pelacak untuk mendeteksi kiriman mencurigakan. Begitu pun bila semuanya sudah aman, paket yang dibawa akan kembali diperiksa oleh petugas keamanan tersebut. “Tidak bisa sembarangan masuk. Saya juga harus terlebih dahulu menukar KTP dengan kartu visitor,” jelas M. Rizky.
Baca juga: Tekad Adhitya Bawa JNE Surabaya Makin Melesat di Kota Pahlawan
Ksatria yang mulai bergabung di JNE sejak 2014 ini menjelaskan, bahwa paket yang biasa dia antar ke Istana Negara sangat beragam. Namun lebih didominasi paket pribadi untuk pejabat atau menteri maupun dokumen penting untuk Kementerian Sekretaris Negara.
“Kalau Paket COD jarang sekali, karena paket dengan tujuan Istana Negara biasanya paket resmi bukan paket pribadi. Tetapi jika pun ada maka pemeriksaannya akan lebih ketat, termasuk melalui X-Ray terlebih dahulu,” ucapnya.
Menjelang upacara HUT Kemerdekaan RI ke-80, pada 17 Agustus 2025 nanti, suasana Istana Negara sudah bersolek dan berhias. Tampak bendera merah putih, umbul-umbul hingga hiasan lainnya sudah dipasang di berbagi tempat.
“Sudah nampak meriah dan semarak. Penjagaan juga lebih diperketat, apalagi sekarang sering digelar gladi resik untuk persiapan upacara nanti yang akan dihadiri semua petinggi negara, termasuk masyarakat umum,” jelas kurir yang hobi fotografi dan mendaki gunung ini.
Melakukan delivery paket ke kawasan Istana Negara dan sekitarnya bukan tanpa tentangan. Misalnya apabila sedang terjadi demonstrasi, di mana akses jalan ditutup sehingga harus memarkirkan kendaraan di lokasi yang cukup jauh dan pada akhirnya harus berjalan kaki atau memutar mencari tempat yang aman.
Baca juga: Kisah Mohamad Nasir dan Rezeki Rumah Impian dari JNE
“Pernah ada demo besar di depan Istana sehingga saya harus menerobos massa yang sedang berdemo tersebut. Namun bersyukur, petugas keamanan maupun Paspampres memberi akses jalan kepada saya untuk bisa masuk ke kawasan Istana Negara, karena paket yang akan diantarkan merupakan dokumen negara,” tukasnya.
“Yang jelas bangga sekali mempunyai tugas dengan area delivery Istana Negara. Saya juga terkadang bertemu atau berpapasan dengan menteri atau pejabat negara lainnya, yang wajahnya sudah sangat dikenal oleh masyarakat,” pungkasnya sebelum bergegas menuju pos pemeriksaan gedung Sekretariat Negara. *