JNEWS – Korban jiwa dan ratusan rumah serta beberapa kendaraan tersapu banjir bandang yang menerjang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Bencana tersebut menyisakan cerita duka mendalam, tidak terkecuali beberapa kurir JNE yang area pengantarannya bahkan rumahnya turut terdampak.
Dahsyatnya banjir bandang yang meluluhlantahkan sebagian wilayah Sukabumi tersebut terekam jelas dalam benak Koordinator Operasional JNE Sagaranten, Dede Andi. Dede bertutur, sekitar pukul 06.30 WIB hujan dari semalam masih terus mengguyur. Pagi itu dirinya sedang bersiap untuk berangkat kerja dan mendapat kabar ada seorang kurir yang bernama Deden sudah melakukan delivery paket di sekitar area bencana.
“Masih cukup pagi, saya sudah dapat kabar air Sungai Cikaso meluap tinggi. Saya pun segera meluncur untuk memantau dari arah atas, takut terjadi apa-apa sama kurir Deden, apalagi ketika ditelepon tidak ada respon,” ujar Dede, mengawali kisahnya kepada JNEWS, Sabtu (14/12/2024).
Diungkapkannya, meski lokasi Sungai Cikaso agak jauh dari tempatnya memantau, namun suara gemuruh air yang menyapu benda-benda di sekitarnya, termasuk beberapa rumah warga dan juga kendaraan terdengar jelas sehingga dirinya ikut merinding. Dari kejauhan ia memandangi bagaimana air bah berwarna keruh kecoklatan tersebut deras mengalir hebat.
“Alhamdulillah, kurir Deden tidak mengalami apa-apa karena saat itu tidak jadi melakukan delivery karena mendengar sungai meluap dan terjadi banjir bandang. Hanya ada kurir bernama Bayu yang rumahnya di Pasir Bitung, Lebak Muncang terkena banjir, di mana seisi rumahnya tergenang air,” bebernya.
Baca juga: Kisah Silvi Ermawati, Gabung di JNE Medan Saat Karyawan Baru 4 Orang
Mengingat hari itu banjir bandang masih terus terjadi dan beberapa akses jalan dan jembatan yang biasa dilewati para kurir banyak yang terputus, untuk sementara ke lokasi bencana tidak ada proses pengantaran paket.
“Pada hari kejadian saya ikut melakukan evakuasi bersama warga lainnya. Ada pelanggan yang minta paketnya di-return karena rumahnya tersapu banjir. Kalau untuk sekarang meski jembatan yang terputus belum diperbaiki dan harus antri sekitar 2 jam untuk bisa melewatinya namun proses delivery sudah normal kembali,” jelasnya.
“Tidak hanya banjir bandang, di beberapa kampung juga terjadi tanah longsor akibat hujan yang terus menerus turun terlebih daerah Sagaranten lebih didominasi oleh perbukitan. Harapan saya dan juga warga lainnya semoga jembatan lekas diperbaiki oleh pemerintah agar akses jalan kembali lancar,” tambah Dede.
JNE Sagaranten yang operasionalnya berada di bawah JNE Cabang Utama Sukabumi dan beralamat di Jalan Cigadog ke lokasi bencana banjir bandang berjarak sekitar 30 menit naik kendaraan. “Untuk kiriman di JNE Sagaranten sekarang ini tengah meningkat, namun memang untuk ke lokasi bencana agak berkurang, teramsuk kiriman outbound yang biasa di-pickup para kurir. Semoga bencana cepat berlalu dan aktivitas perekonomian warga normal kembali. Kami berharap bencana banjir bandang ini merupakan yang terakhir kalinya,” tutup Dede. *
Baca juga: JNE Serahkan Bantuan bagi Warga Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki