Titipku, startup asal Yogyakarta berhasil meningkatkan omzet cukup signifikan selama 2020. Hingga 28 Desember 2020, Titipku sudah mencatatkan pertumbuhan lebih dari 700 persen.
Pencapaian tersebut turut didukung dengan peningkatan transaksi per bulan yang jika dirata-rata mencapai 80%. Chief Marketing Officer Titipku Faradhita Delicia mengatakan, di 2020 pihaknya banyak memfokuskan UMKM masuk ke dalam aplikasi agar dagangannya bisa tersedia di Titipku.
“Tahun ini, karena toko onlinenya juga sudah siap, kami mencari pembeli. Sembako dan sayur mayur menjadi produk yang paling laris di Titipku. Masyarakat banyak yang mempercayakan kebutuhannya untuk dibelanjakan oleh Titipku, sementara mereka bisa menjaga jarak dengan tetap di rumah selama masa pandemi COVID-19,” kata dia.
BACA JUGA : Pentingnya Sertifikasi Halal Bagi UMKM
Selain di Yogyakarta, daerah Kelapa Gading juga menjadi area palin laris menikmati kemudahan yang diberikan oleh Titipku, lantaran itu, Dita mengatakan di awal Desember lalu pihaknya memutuskan untuk membuka kantor cabang di sana.
Selama 2020, Titipku juga berhasil menambah 31.323 pedagang yang masuk ke Titipku. Hal ini tercapai berkat kerja keras 7.423 Penjelajah atau orang yang membantu memasukkan pedagang ke Titipku.
Tingginya transaksi di Titipku pada 2020 tak lepas dari pelayanan Jatiper, yakni para kurir Titipku. Pembelian produk sesuai pesanan dengan kualitas yang baik, pengantaran yang tepat waktu, serta adanya garansi penggantian produk jika ditemui produk yang tidak sesuai atau rusak, membuat konsumen merasa nyaman berbelanja, bahkan menjadi konsumen yang loyal.
“Pandemi telah membuat omzet pedagang pasar dan UMKM turun sampai tersisa hanya 40% saja. Pelaku UMKM konvensional yang notabene sudah berusia lanjut, kesulitan menggunakan platform digital. Titipku dengan konsep hyperlocal menjadi solusi untuk bagi mereka dalam marketing dan distribusi. Bersyukur setelah go digital dengan Titipku, omzet UMKM naik beberapa kali lipat,” kata Chief Executive Officer Titipku Henri Suhardja.
BACA JUGA : 5 Strategi Mempertahankan Bisnis UMKM di Zaman Pandemi
Henri mengatakan, Titipku tidak hanya aplikasi belanja di pasar. Konsumen bisa berbelanja di aneka pedagang, mulai dari toko kelontong, pedagang pasar, toko kosmetik, pedagang kaki lima, hingga restoran. Konsumen yang memiliki usaha kuliner juga bisa memesan kemasan food grade di Titipku.
Terkait rencana di 2021, Titipku akan mempersiapkan pembukaan area layanan baru sembari meningkatkan pelayanan di area DKI Jakarta dan DIY.
“Tahun 2021 akan menjadi momentum yang pas untuk berlari lebih kencang karena Titipku sudah menyiapkan sistem dan layanan bagi UMKM dan masyarakat untuk bertransaksi lebih cepat dan nyaman,” katanya.
Hingga saat ini, Titipku sudah membentuk 47 pasar digital yang berisi 1.219 pedagang di dalamnya. Ke-47 pasar digital tersebut adalah pasar tradisional yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali.
BACA JUGA : Dampak Covid-19, UMKM Batik Tumbuh Subur di Tokopedia
Area-area tersebut yang mungkin akan dikembangkan lebih lanjut sebagai fokus bisnis Titipku. Namun, tidak menutup kemungkinan wilayah lain di Indonesia, jika memang di wilayah itu ada permintaan yang tinggi dari konsumen.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Titipku percaya bahwa potensi untuk digitalisasi UMKM masih sangat besar. Bersama semua masyarakat kita dukung UMKM naik kelas dengan digital. Ekonomi Indonesia akan semakin cepat pulih ketika UMKM pulih. Karena UMKM adalah kita,” ucap Henri.