JNEWS, Bekasi – Saat perempuan yang akrab dipanggil “Kak Yana” itu mengacungkan tangan untuk menyumbangkan lagu, sahabat-sahabatnya di Ruang Pemulihan Gerasa langsung riuh bertepuk tangan. Di depan sahabat-sahabatnya di Yayasan Gerasa (Gerakan Asih Abadi Indonesia), juga Ksatria dan Srikandi yang tergabung di Persekutuan Oikoumene JNE, Kak Yana membawakan lagu relijius berjudul “Bagaikan Bejana” dengan penuh penghayatan.
Itulah sepotong cerita dari perayaan Paskah Persekutuan Oikoumene JNE 2023 di Yayasan Gerasa yang berdomisili di Bekasi, Jawa Barat: penuh keceriaan, khidmat, sekaligus inspirasional.
Kak Yana merupakan satu dari 71 perempuan terlantar yang sedang menjalani terapi pemulihan gangguan kejiwaan (mental disability) di Ruang Pemulihan Gerasa. Menurut penuturan pendiri Yayasan Gerasa Ferra, kebanyakan dari 71 perempuan yang sekarang menjalani terapi pemulihan di Gerasa sebelumnya dalam keadaan terlunta-lunta secara fisik maupun mental di jalanan. Beberapa di antaranya, ada juga yang diantarkan oleh keluarganya.
Yayasan Gerasa, terang Ferra, saat ini masih membatasi layanannya khusus pada perempuan-perempuan disabilitas mental yang terlunta-lunta di jalanan. “Perempuan sangat rentan terhadap berbagai bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan seksual,” terangnya.
Karya kemanusiaan Yayasan Gerasa yang konsisten dalam melayani perempuan-perempuan disabilitas mental mulai mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari berbagai pihak, mulai dari pihak swasta seperti Kick Andy dan Media Group, tetapi juga instansi pemerintah seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial dari pemerintah setempat. “Sekarang kami (Redaksi: para perempuan binaan Yayasan Gerasa) sudah mulai mendapatkan akses terhadap layanan BPJS,” ujarnya.
Baca juga: JNE Berbagi Rezeki Ramadan dengan Marbot 15 Mesjid Se-Jakarta
Donasi JNE
Dalam kunjungan yang dikemas dalam bentuk acara Perayaan Paskah 2023 tersebut, selain berbagi kegembiraan bersama penghuni Rumah Pemulihan Gerasa, JNE juga menyerahkan donasi uang senilai 40 juta rupiah dan bantuan berupa bahan-bahan sembako, mulai dari beras, telur, mie instan, minyak goreng dan sebagainya, kepada Ferra selaku pendiri Yayasan Gerasa.
Dalam sambutan singkatnya, Chandra Fireta selalu Direktur JNE menyampaikan apresiasinya terhadap karya kemanusiaan Yayasan Gerasa kepada perempuan-perempuan disabilitas mental yang terlantar sebagai karya yang menginpirasi semua pihak. “Bantuan ini merupakan bentuk rasa syukur JNE, dan semoga bisa bermanfaat sebesar mungkin bagi Yayasan Gerasa, dan mendorong Gerasa untuk terus berkarya dan menginspirasi yang lain,” ujarnya.
Selaku pendiri Yayasan Gerasa, Ferra menyampaikan terima kasihnya kepada pengakuan dan kepedulian JNE. Sejak mulai berdiri pada tahun 2011, terang Ferra, Gerasa ingin mengubah imej mengenai Yayasan yang sering dilihat negatif sebagai peminta sumbangan, dengan berkarya setulus-tulusnya dan seluas-luasnya di tengah masyarakat sebagaimana halnya tuntunan kasih Allah. “Terima kasih JNE, yang telah memperlihatkan bahwa Yesus itu baik,” sambut Ferra dalam sambutannya.
Baca juga: Kisah “Pak Ustaz” dari Hub JNE di Poglar, Jakarta Barat