Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk tidak menukarkan uang pecahan kecil di jasa tukar uang pecahan di pinggir jalan. Umumnya jasa tukar uang pecahan menjamur setiap menjelang Lebaran.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra membeberkan sejumlah risiko bagi masyarakat yang melakukan penukaran uang di luar perbankan, yakni di jasa penukaran uang pecahan di pinggir-pinggir jalan.
Baca juga: 3 Strategi Pintar Supaya THR Tak Lenyap Begitu Saja
“Risiko pertama yang didapat adalah pengenaan biaya penukaran uang. Sehingga jumlah uang pecahan yang diterima akan lebih sedikit dari nominal uang yang ditukarkan,” kata Rahmat, dalam keterangannya.
Selain itu, masyarakat juga berisiko mendapatkan uang palsu dari jasa-jasa penukaran uang yang tidak resmi tersebut.
“Karena selain dipotong, ‘kan ada biayanya (penukaran uang di jalanan), juga untuk menghindari peredaran uang palsu. Imbauan kami seperti itu,” katanya.
Baca juga: Pantas Dicekal, Begini Efek Buruk Thrifting untuk Industri Dalam Negeri
BI pun mengimbau pada masyarakat untuk menukarkan uang pecahan langsung melalui perbankan. “Imbauan kami, lakukan lah penukaran (uang pecahan) di perbankan karena banknya ada banyak,” kata Rahmat.
Selain di perbankan, disediakan juga layanan penukaran kas mobil sebanyak 12 unit yang berlokasi di halaman Kantor Perwakilan BI Jateng, Rest Area Ungaran KM 429, Rest Area Salatiga KM 456, sejumlah instansi dan pasar tradisional.
Terkait itu, BI meluncurkan Serambi (Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri) program tahunan untuk menyambut Ramadan dan Idul Fitri.
Serambi sendiri adalah rangkaian kegiatan pemenuhan kebutuhan uang rupiah dan layanan kas kepada masyarakat periode Ramadhan dan Lebaran 1444 Hijriah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap uang pecahan kecil (UPK).
Baca juga: Kiriman Busana Muslim Bordir Tasik dan Snack Ciamis Meningkat
“Ada 52 bank yang bekerja sama dengan BI untuk melayani penukaran uang bagi masyarakat. Karena itu, jangan lakukan penukaran di tempat-tempat di luar perbankan,” kata Rahmat.