JNEWS – Ayam potong adalah bahan lauk yang paling banyak dibeli orang di pasar. Ayam tersebut dapat di beli di supermarket hingga pinggir jalan. Ada yang menjual ayam dalam kondisi masih hidup dan siap membersihkannya di tempat menggunakan mesin, ada pula yang berjualan ayam dengan kondisi sudah bersih dan bermodalkan satu meja dan timbangan. Sekarang makin banyak pula yang berjualan di sore atau malam hari untuk menyediakan ayam bagi pekerja yang berbelanja setelah pulang kantor.
Melihat kebutuhan masyarakat seperti itu, bisnis ayam tampak menggiurkan. Salah satu pengusaha ayam potong yang sukses adalah almarhumah Suciati Saliman, pendiri Masjid Suciati Saliman di Sleman Yogyakarta yang terkenal. Namun bisnis yang melibatkan makhluk hidup itu perlu perhitungan dan persiapan yang matang, mulai dari pengetahuan tentang ayam yang sehat, modal, supplier hingga strategi pemasarannya.
Tip Persiapan Bisnis Ayam Potong
Sebelum memulai usaha ayam ini, banyak persiapan yang harus dilakukan. Calon pengusaha harus rajin mencari informasi dan melakukan perhitungan riil. Berikut tip yang bisa dipertimbangkan sebelum usaha dimulai.
1. Pengertian Ayam Potong
Dikutip dari laman BPJS Ketenagakerjaan, ayam potong adalah ayam rasa pedaging atau broiler, yang merupakan ras unggulan dari hasil kawin silang antar kelompok-kelompok ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama pada produksi daging.
Baca juga: Memulai Bisnis dengan Anggaran Terbatas: Ide-Ide Kreatif untuk Modal Kecil
2. Bibit Ayam yang Tepat
Untuk ternak ayam, sebaiknya pilih bibit DOC (day old chicken) atau ayam yang berumur satu hari. Sesuai SNI 01-4868.1-2-2005, DOC yang bagus memiliki berat minimal 37 gram dengan bulu yang seragam dan kering. DOC yang tepat hanya memerlukan biaya 20% dari total modal dan tingkat keberhasilan mencapai 60%.
3. Modal yang Cukup
Mendirikan usaha mulai dari bibit ayam hingga dipotong membutuhkan biaya yang cukup besar meski untungnya juga besar. Jika modal tidak memadai ada beberapa pilihan bentuk bisnis, antara lain ternak ayamnya saja atau memosisikan diri hanya sebagai penjual ayam yang sudah dipotong dari supplier.
4. Supplier yang Mendukung
Supplier yang harus diseleksi meliputi supplier bibit ayam, pakan, hingga peralatan. Untuk peralatan seperti wadah-wadah, bisa dibeli di toko peternakan. Namun untuk bibit ayam dan pakan, sebaiknya melalui supplier tetap agar ketersediaan dan kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
5. Lokasi
Menurut Dinas Peternakan, jarak antar peternakan ayam dengan pemukiman penduduk minimal 500 meter agar tidak menimbulkan pencemaran air, tanah, dan bau. Selain itu, warga juga tidak akan terganggu oleh suara bising. Jika tidak memiliki lahan yang seperti itu, maka pengusaha harus menyiapkan modal untuk menyewa lahan.
6. Distribusi
Ayam tidak bisa berjalan sendiri ke pembeli meski pun dijual dalam keadaan hidup. Pengusaha harus menyiapkan modal untuk membeli kendaraan. Jika modal terbatas, umumnya pengusaha mengantar ayam ke klien menggunakan motor yang diberi keranjang di kanan dan kiri motor. Lebih baik lagi jika pengusaha dapat menegosiasikan agar pembeli mengambil sendiri ke kandang.
7. Marketing yang Gencar
Pengusaha dapat melakukan pendekatan ke restoran, hotel, katering, supermarket, RPH (Rumah Pemotongan Hewan), dan pedagang-pedagang ayam lainnya agar dijadikan supplier tetap. Keuntungan menjadi supplier tetap adalah memiliki pendapatan yang tetap.
Pebisnis zaman sekarang juga diuntungkan dengan media sosial sehingga pemilik peternakan dapat live dari kandang ayam. Pemilik usaha dapat menawarkan diskon pada pembeli ketika live baik pembeli eceran maupun dalam jumlah banyak dengan beberapa syarat sesuai kondisi usaha karena ayam tidak bisa dipaketkan dalam keadaan hidup dan perlu penanganan khusus untuk pengiriman dalam bentuk beku.
Simulasi Modal Bisnis Ayam Potong
Berapa biaya untuk memulai bisnis ayam potong? Rencana modal bisnis ini tidak bisa ditentukan dengan tepat karena harus dihitung pada saat akan memulai usaha mengikuti harga-harga yang sering berubah. Namun perencanaan ini bisa dibuatkan simulasi yang mendekati kondisi asli.
Berikut adalah simulasi modal bisnis ayam potong yang dibutuhkan oleh pemula dengan 100 ayam. Simulasi ini dikutip dari akun Youtube Belajar Berbisnis. Jika ingin memulai bisnis yang sesungguhnya, harga-harga dalam simulasi ini dapat diganti dengan harga sekarang.
1. Modal Awal
Modal awal yang perlu dikeluarkan untuk 100 ayam, antara lain:
- Ayam: 100 ekor x Rp7.500 = Rp750.000.
- Tempat pakan ayam: 4 buah x Rp25.000 = Rp100.000.
- Baby chick: 4 buah x Rp20.000 = Rp80.000.
- Tempat minum: 4 buah x Rp15.000 = 000.
- Kandang ayam 2×2 meter: Rp400.000.
- Lampu: 2 buah x Rp30.000 = Rp60.000.
Total modal awal: Rp1.460.000.
2. Biaya Operasional
Berikut adalah biaya yang dibutuhkan ketika bisnis sudah dimulai:
- Pakan: 5 karung x Rp415.000 = Rp2.075.000.
- Bibit ayam: Rp750.000.
- Vitamin: Rp30.000.
- Vaksin: Rp20.000.
Total biaya operasional: Rp2.900.000.
3. Asumsi
Ada beberapa asumsi dalam simulasi ini yang perlu diketahui, yaitu:
- Perkiraan kematian ayam 4%.
- Ayam yang dapat dipanen 96% sehingga ayam yang dapat dipanen adalah 96 ekor.
- Dengan bobot rata-rata daging per ekor adalah 1,8 kg, maka daging yang dihasilkan adalah 172,8 kg.
4. Keuntungan
Dari perhitungan dan asumsi diatas maka prediksi keuntungannya adalah sebagai berikut:
- Harga jual daging ayam: 172,8 kg x Rp25.000 = Rp4.320.000.
- Keuntungan bersih per bulan: Rp4.320.000 – Rp2.900.000 = Rp1.420.000.
Catatan: jika ingin keuntungan yang lebih besar, jumlah ayam bisa ditambah beberapa kali lipat serta harus menambahkan komponen upah karyawan pada biaya operasional dan sewa lahan pada modal awal untuk mendapatkan lahan yang lebih luas.
Baca juga: Mengelola Bisnis Rumahan bersama Keluarga: Dinamika, Tantangan, dan Kesuksesan
Risiko bisnis ayam potong tentu ada, terutama karena ayam rentan terhadap penyakit. Karena itu, penuhi semua anjuran vaksin dan jaga kondisi di sekitar perternakan agar selalu bersih.