JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Candi Abang: Candi “Tak Kasatmata” dari Bata Merah di Yogyakarta

by Penulis JNEWS
28 November 2025
Candi Abang: Candi "Tak Kasatmata" dari Bata Merah di Yogyakarta

Sumber: Jogjacagar

Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Candi Abang sering disebut sebagai candi yang “tak kasatmata” karena bentuknya tidak seperti candi pada umumnya. Dari jauh, bangunan ini lebih mirip gundukan bukit yang tertutup rumput hijau.

Banyak orang bahkan tidak sadar bahwa di balik gundukan itu terdapat struktur bata merah dari masa kuno. Keunikan inilah yang membuatnya menarik untuk ditelusuri, terutama bagi yang ingin melihat sisi lain dari peninggalan sejarah di Yogyakarta.

Jejak Sejarah Candi Abang

Candi Abang diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-9 hingga abad ke-10, pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Meski berasal dari periode yang sama, usianya dianggap lebih muda dibanding beberapa candi Hindu lainnya di kawasan tersebut.

Candi ini memiliki bentuk seperti piramida dengan struktur yang sederhana. Nama Candi Abang muncul karena bangunannya dibuat dari bata merah. Dalam bahasa Jawa, warna merah disebut abang, sehingga masyarakat kemudian menamainya seperti itu.

Catatan dari Ijzerman dalam bukunya Beschrijving der Oudheden nabij de grens de residenties Soerakarta en Djogdjakarta (1891) menjelaskan bahwa candi ini memang disusun dari bata yang sangat keras. Saat Ijzerman berkunjung, kondisi candi sudah tidak lengkap. Yang tersisa hanya puing-puing dan bagian lantai.

Temuan ini juga ditegaskan lagi dalam laporan Rapporten Van den Oudheidkundigen Dienst (ROD) tahun 1915, yang menyebutkan bahwa candi sudah runtuh dan tinggal sisa-sisa bangunannya saja.

Pandangan serupa juga disampaikan oleh NJ Krom dalam karyanya Inleiding Tot De Hindoe-Javaansche Kunst (1920). Ia menyebutkan bahwa Candi Abang sudah runtuh, namun tetap termasuk salah satu peninggalan Hindu-Buddha yang penting di kawasan dataran Saragedug.

Lokasi Candi Abang berada di atas sebuah bukit. Kedudukan di tempat tinggi ini dianggap berkaitan dengan kepercayaan Hindu-Buddha pada masa itu. Ada keyakinan bahwa tempat tinggi dianggap suci dan menjadi tempat bersemayamnya para dewa. Karena itu, bangunan di atas bukit biasanya memiliki fungsi khusus, baik untuk pemujaan maupun upacara keagamaan.

Pada tahun 1932 ditemukan sebuah prasasti yang berangka tahun 794 Saka atau sekitar 872 Masehi. Namun angka ini belum cukup untuk memastikan tahun berdirinya Candi Abang. Prasasti tersebut hanya menjadi salah satu petunjuk waktu yang berkaitan dengan aktivitas di kawasan itu. Meski bangunannya sudah lama runtuh, sisa-sisa bata merahnya masih bisa ditemui hingga sekarang.

Baca juga: Keindahan Candi Banyunibo, Candi Kuno di Pinggir Yogyakarta

Bentuk Candi Abang dan Legendanya

Candi Abang: Candi "Tak Kasatmata" dari Bata Merah di Yogyakarta
Sumber: Alodia Tour

Bentuk candi saat ini lebih mirip bukit kecil yang ditutupi rumput. Dari jauh, orang mungkin mengira itu hanya gundukan tanah biasa. Ketika musim hujan, permukaannya tampak hijau dan segar. Sebaliknya, saat kemarau, warna merah bata mulai terlihat dan bentuk aslinya lebih mudah dikenali.

Candi Abang akan terlihat benar-benar merah hanya ketika musim kemarau panjang dan kondisi bukit sangat kering. Pada waktu seperti itu, warna bata yang menjadi ciri khasnya muncul jelas.

Selain nilai sejarahnya, masyarakat setempat juga memiliki cerita lisan yang menambah daya tariknya. Mereka percaya bahwa candi ini dijaga oleh sosok tua yang dihormati, bernama Kyai Jagal. Tokoh ini digambarkan bertubuh besar dengan rambut panjang. Cerita ini berkembang secara turun-temurun dan menjadi bagian dari budaya lokal di sekitar Candi Abang.

Panduan Berkunjung ke Candi Abang

Candi Abang: Candi "Tak Kasatmata" dari Bata Merah di Yogyakarta
Sumber: Wikipedia

Dikutip dari situs Kebudayaan Kabupaten Sleman, situs Candi Abang berada di Padukuhan Blambangan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Sleman. Letaknya tidak jauh dari Candi Banyunibo dan Candi Barong, sehingga sering dikunjungi dalam satu rute wisata yang sama. Kawasan ini masuk wilayah Dusun Candiabang, Jogotirto, Berbah, Yogyakarta.

Lokasi ini juga cukup dekat dengan Bandara Adisucipto, jadi aksesnya tidak terlalu sulit bagi wisatawan dari luar kota. Jika dihitung dari pusat Kota Yogyakarta, jaraknya sekitar 15 – 16 kilometer. Waktu tempuhnya biasanya hanya beberapa puluh menit saja, tergantung kondisi lalu lintas.

Untuk mencapai situs candi ini, rute paling sederhana adalah melewati Jalan Jogja–Wonosari menuju Prambanan. Dari pusat kota, ikuti jalan besar tersebut ke arah selatan. Saat tiba di pertigaan Piyungan, ambil belokan ke kiri menuju Jalan Prambanan–Piyungan.

Sesampainya di sekitar lokasi, pengunjung akan melewati jalan yang mulai menanjak dan menyempit. Di bagian ini, kita perlu lebih berhati-hati karena jalurnya berbatasan dengan area perbukitan. Candi Abang berada di puncak sebuah bukit kecil, sedikit tersembunyi dalam bentuk gundukan batu bata merah setinggi kurang lebih enam meter.

Meskipun candi ini sudah berusia sangat tua, fasilitas untuk pengunjung cukup memadai. Di area sekitar candi tersedia tempat parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Akses kendaraan pribadi juga cukup mudah karena jalannya sudah beraspal meski sempit.

Ada fasilitas toilet, jalur pejalan kaki, dan papan informasi sejarah yang membantu pengunjung memahami latar belakang Candi Abang. Untuk urusan makanan, pengunjung bisa membawa bekal sendiri atau mampir ke warung kecil di sekitar kawasan tersebut. Warungnya sederhana, tapi cukup membantu kalau butuh minum atau camilan setelah naik ke area bukit.

Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00. Waktu terbaik untuk berkunjung biasanya pagi atau sore agar tidak terlalu panas.

Harga tiket masuknya juga sangat terjangkau, yaitu Rp 5.000 per orang. Untuk biaya parkir, tarifnya Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

Baca juga: Menelusuri Candi Prambanan dan Candi-Candi di Sekitarnya

Dengan biaya yang relatif murah, pengunjung bisa menikmati suasana tenang di bukit, melihat pemandangan sekitar, sekaligus mempelajari sedikit sejarah dari salah satu peninggalan kuno di Sleman ini.

Tags: candi buddhacandi dari bata merahcandi dekat Prambanancandi di Yogyakartacandi Hindulegenda Candi Abangwisata sejarah
Share186Tweet116
Next Post
6 Masjid Viral di Indonesia dengan Kisah dan Keunikannya

6 Masjid Viral di Indonesia dengan Kisah dan Keunikannya

TERKINI

6 Masjid Viral di Indonesia dengan Kisah dan Keunikannya

6 Masjid Viral di Indonesia dengan Kisah dan Keunikannya

28 November 2025
Candi Abang: Candi "Tak Kasatmata" dari Bata Merah di Yogyakarta

Candi Abang: Candi “Tak Kasatmata” dari Bata Merah di Yogyakarta

28 November 2025
JNE beri angpao para pedang sekitar Tomang menyambut hari jadi perusahaan yang ke-35

Senyum Sumringah Pedagang Kaki Lima Dapat Angpao HUT dari JNE

28 November 2025
karyawan gelar khataman alquran

Karyawan JNE Gelar Khataman Alquran di Malam HUT JNE Ke-35

27 November 2025
karyawan jne gelar tasyakuran hut perusahaan

Karyawan JNE Gelar Tasyakuran Bergerak Bersama di Usia Ke-35 Tahun

27 November 2025
Makanan Khas Jepang yang Paling Terkenal

14 Makanan Khas Jepang yang Paling Terkenal di Dunia dan Wajib Dicoba

27 November 2025

POPULER

Candi Banyunibo, Candi Kuno di Pinggir Yogyakarta

Keindahan Candi Banyunibo, Candi Kuno di Pinggir Yogyakarta

by Penulis JNEWS
12 November 2025

Air Terjun Tertinggi di Dunia dengan Pemandangan yang Luar Biasa

Daftar Air Terjun Tertinggi di Dunia dengan Pemandangan yang Luar Biasa

by Penulis JNEWS
15 November 2025

Bisnis Online yang Cocok untuk Keluarga dan Bisa Dijalankan dari Rumah

10 Ide Bisnis Online yang Cocok untuk Keluarga dan Bisa Dijalankan dari Rumah

by Penulis JNEWS
13 November 2025

Rumah Tuo Rantau Panjang, Kampung Adat Tertua di Jambi

Rumah Tuo Rantau Panjang: Perkampungan Adat Tertua yang Masih Hidup di Jambi

by Penulis JNEWS
7 November 2025

jne di kalimantan barat

Melongok Kiprah JNE di Kabupetan Terluas di Kalimantan Barat

by Redaksi JNEWS
26 November 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025

©2020 - Your Trusted Logistic Portal