Uniknya Arsitektur Candi Plaosan yang Memadukan Gaya Hindu dan Buddha

Candi Plaosan dapat ditambahkan ke dalam jadwal kunjungan wisata di kawasan Candi Prambanan dan sekitarnya untuk memaksimalkan waktu. Kedua candi hanya berjarak tiga kilometer, tetapi uniknya berada di provinsi yang berbeda. Candi ini akan menjadi destinasi wisata religi, budaya dan sejarah, bahkan juga seni karena di sini kerap diadakan festival kesenian.

Plaosan merupakan candi yang melambangkan cinta dua manusia sekaligus kehidupan beragama pada zaman itu. Candi Plaosan dibangun dengan latar belakang penikahan beda agama, yaitu Hindu dan Buddha. Kedua perbedaan tersebut berusaha diakomodasi melalui arsitektur candi.

Sejarah Berdirinya Candi Plaosan

Dikutip dari laman Kebudayaan Kemdikbud, Candi Plaosan didirikan pada abad ke-9, yaitu pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan yang beragama Hindu dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun pembangunan candi tersebut atas inisiatif Permaisuri Pramodhawardhani atau Sri Kahulunan yang beragama Buddha.

Candi ini terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kompleks candi ini terbagi dua yang dibatasi dengan jalan dan area persawahan, yaitu Plaosan Lor (Utara) dengan relief yang menggambarkan perempuan, dan Plaosan Kidul (Selatan) dengan relief yang menggambarkan pria.

Baca juga: Menelusuri Candi Prambanan dan Candi-Candi di Sekitarnya

Pengaruh Hindu dan Buddha pada Candi Plaosan

Jika seluruh candi berhasil dipugar, ini merupakan kompleks yang sangat luas berukuran 460 x 290 meter. Pada kondisi sekarang, Candi Plaosan Lor lebih megah dibandingkan Kidul karena yang tersisa di Plaosan Kidul hanya candi perwara. Kemiripan kedua kelompok candi tersebut membuat kompleks ini juga disebut Candi Kembar. Kemiripan bagian-bagian candi tersebut dimulai sejak pintu masuk, kecuali relief di bagian bawah. Namun untuk melihat kemiripan bentuknya masih diperlukan waktu karena banyak bagian candi yang rusak.

Pada pintu masuk Candi Plaosan Lor dan Kidul masing-masing terdapat sepasang Arca Dvarapala yang saling berhadapan seperti penjaga pintu. Masing-masing juga memiliki Gapura Kori Agung dan tembok keliling. Empat sudut di masing-masing kelompok candi terdapat candi perwara yang berbentuk stupa.

Secara keseluruhan, kompleks ini merupakan candi Buddha dengan nuansa Hindu. Pengaruh arsitektur Buddha dan Hindu tersebut telah menyatu. Namun arsitektur Buddha paling mencolok tampak pada stupa-stupa yang mengelilingi candi utama dan Arca Boddhisattva yang ada di relung-relung candi. Sedangkan arsitektur Hindu terlihat dari candi pendampingnya.

Candi Plaosan Lor yang lebih utuh memiliki 3 deret perwara berjumlah 174 buah, terdiri dari 50 perwara berbentuk caitya pada deret pertama, 54 perwara berbentuk stupa dan 4 perwara berbentuk caitya di deret kedua, serta 62 perwara berbentuk stupa dan 4 perwara berbentuk caitya. Stupa merupakan pengaruh Buddha, sedangkan caitya merupakan pengaruh Hindu.

Panduan Berkunjung di Candi Plaosan

Uniknya Arsitektur Candi Plaosan yang Memadukan Gaya Hindu dan Buddha

Bagi wisatawan yang berencana mengunjungi Plaosan, berikut adalah panduan yang dapat dijadikan petunjuk.

1. Rute ke Candi Plaosan

Letak candi ini tak jauh dari perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta Candi Prambanan yang berada di wilayah Yogyakarta. Pertama, arahkan kendaraan ke Jalan Raya Solo – Yogyakarta untuk menuju ke Candi Prambanan. Dari Candi Prambanan, teruskan perjalanan untuk mencari Jalan Manisrenggo di sebelah kiri, lalu susuri jalan tersebut hingga bertemu dengan perempatan jalan Manisrenggo – Plaosan. Kemudian belok kanan, lalu jalan terus hingga bertemu dengan candi ini.

Pengunjung juga dapat naik bus TransJogja dan berhenti di Halte Candi Prambanan, kemudian melanjutkan perjalanan ke Plaosan dengan ojek online. Namun pastikan sinyal ponsel bagus karena kadang ada kendala di seputar Plaosan jika akan kembali menggunakan ojek online. Tarif bus TransJogja Rp2.700 untuk nontunai, Rp3.600 untuk tunai, dan Rp60 untuk pelajar.

2. Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Pagi atau sore bisa menjadi pilihan untuk berkunjung. Jika berkunjung di siang hari, wajib membawa topi atau payung dan gunakan tabir surya. Namun waktu terbaik untuk berkunjung adalah sore hari ketika cuaca cerah karena sunset di antara candi-candi sangat magical. Banyak pasangan yang menggunakan kesempatan tersebut untuk foto prewedding di Gerbang Cinta (bukan nama resmi).

3. Tiket Masuk

Tiket masuk hanya Rp10.000 per orang untuk dewasa, Rp2.000 untuk anak-anak, dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara.

4. Fasilitas

Tersedia pemandu wisata, toko suvenir, warung, tempat parkir, dan toilet. Tidak ada wahana hiburan di tempat ini karena fokus pada wisata sejarah.

Namun jika wisatawan ingin membuat kenang-kenangan wisata ala Yogyakarta lainnya, seperti jelajah dari candi ke candi, foto dengan baju Jawa, wisata sepeda atau naik gerobak sapi, wisatawan dapat menghubungi penyedia jasa lokal di seputar candi ini atau Candi Prambanan.

Baca juga: Candi-Candi di Indonesia yang Belum Banyak Dikenal dan Sejarahnya

Desain dan arsitektur Candi Plaosan yang unik memperlihatkan bagaimana keluarga kerajaan mengekspresikan perasaan di masa lalu. Mereka membuat sesuatu yang besar dan bernilai hingga dapat bertahan beratus-ratus tahun. Jika ke Plaosan, wajib didampingi pemandu wisata. Jika tidak, wisatawan hanya akan melihat tumpukan batu sehingga tidak akan mampu menangkap apa yang berusaha disampaikan oleh Pramodhawardhani dan Rakai Pikatan.

Exit mobile version