Menelusuri Candi Prambanan dan Candi-Candi di Sekitarnya

JNEWS – Candi Prambanan, sebuah warisan budaya yang megah, tidak hanya menawarkan keindahan arsitekturnya yang memukau tetapi juga menyimpan cerita sejarah yang kaya. Berada di perbatasan antara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, candi ini menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung yang ingin merasakan nuansa kebesaran masa lalu.

Namun, di luar kompleks utama tersebut, tersebar banyak candi lain yang tak kalah elok. Setiap candi di sekitar Prambanan menyimpan pesona dan keunikan tersendiri, menawarkan pengalaman wisata yang menyeluruh. Sangat menarik terutama bagi para pencinta sejarah.

Candi-Candi di dalam Kompleks Candi Prambanan

Menurut penjelasan yang ada di situs Kapanewon Prambanan, kompleks Candi Prambanan memiliki total 240 candi. Terdiri atas berbagai jenis candi yang tersebar di dalamnya.

Candi Trimurti mencakup Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma. Ketiga candi ini adalah yang utama, berada di titik sentral kompleks, dan memiliki arsitektur megah.

Kemudian, ada Candi Wahana yang meliputi Candi Nandi, Candi Garuda, dan Candi Angsa. Candi-candi ini berfungsi sebagai wahana atau kendaraan para dewa.

Terdapat juga dua Candi Apit yang terletak di antara Candi Trimurti dan Candi Wahana. Selain itu, ada empat Candi Kelir yang berada di empat penjuru mata angin, serta empat Candi Patok yang terletak di empat sudut halaman zona inti.

Terakhir, terdapat 224 Candi Perwara yang mengelilingi candi-candi utama. Candi Perwara ini berfungsi sebagai pendamping dan penjaga candi utama, menambah kesan megah dari keseluruhan kompleks Candi Prambanan.

Baca juga: Candi-Candi di Indonesia yang Belum Banyak Dikenal dan Sejarahnya

9 Candi di Sekitar Candi Prambanan yang Tak Kalah Elok

Selain Candi Prambanan, banyak candi lain tersebar di sekitarnya yang tak kalah menawan. Mengunjungi setiap situs ini tentu memerlukan lebih dari satu hari. Setiap candi menawarkan pengalaman berbeda, memberikan nuansa sejarah yang kaya.

Berikut beberapa candi menarik di sekitar Candi Prambanan yang siap memukau dengan keindahannya dan nuansa sejarahnya yang sangat kental.

Menelusuri Candi Prambanan dan Candi-Candi di Sekitarnya

1. Candi Sewu

Candi Sewu adalah candi yang terletak sekitar 800 meter di utara Candi Prambanan. Candi ini merupakan candi Buddha Mahayana yang dibangun pada abad kedelapan. Dalam bahasa Jawa, sewu berarti seribu. Nama ini berasal dari cerita rakyat lokal, Legenda Loro Jonggrang.

Meski bernama sewu, aslinya Candi Sewu “hanya” terdiri dari 249 candi. Jumlah ini menjadikannya sebagai kompleks candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur. Candi ini sudah ada sebelum Candi Loro Jonggrang di Prambanan dibangun. Bahkan juga lebih tua dari Candi Borobudur. Para arkeolog percaya bahwa nama asli kompleks candi ini adalah Manjusrigrha.

2. Candi Ijo

Candi Ijo adalah candi Hindu yang terletak 8 kilometer dari Candi Prambanan. Candi ini dibangun antara abad ke-10 hingga ke-11 Masehi pada masa Kerajaan Mataram.

Kompleks Candi Ijo diperkirakan membentang dari barat ke timur sesuai dengan topografi bukit, mulai dari kaki bukit di bagian barat hingga ke candi utama di bagian yang lebih tinggi. Kompleks ini terdiri dari beberapa teras. Di bagian barat, ditemukan beberapa reruntuhan candi yang sebagian besar masih dalam proses penggalian.

Diperkirakan ada lebih dari 10 reruntuhan Candi Perwara atau candi kecil yang masih terkubur di teras-teras ini. Setiap reruntuhan ini menambah nilai sejarah dan arkeologis yang penting bagi kompleks Candi Ijo.

3. Candi Plaosan

Candi Plaosan adalah salah satu candi Buddha yang terletak 1 kilometer di timur laut Candi Prambanan. Luas areanya mencapai 2.000 meter persegi dengan ketinggian 148 mdpl.

Sungai Dengok mengalir tidak jauh dari kompleks ini, sekitar 200 meter jauhnya. Candi ini dikelilingi oleh sawah dan tumbuhan seperti pisang dan jagung, yang menambah keindahan alaminya.

4. Candi Lumbung

Candi Lumbung adalah kompleks candi Buddha yang dibangun pada abad ke-9, dan berlokasi di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan. Nama asli candi ini tidak diketahui, penduduk lokallah yang menyebutnya Candi Lumbung.

Candi Lumbung berjarak beberapa ratus meter di utara Candi Prambanan, berdampingan dengan Candi Bubrah. Candi ini berada di dataran Prambanan atau Kewu, wilayah yang kaya akan situs arkeologi Hindu-Buddha dari abad ke-8 hingga abad ke-9 Masehi.

5. Candi Kalasan

Candi Kalasan juga dikenal sebagai Candi Kalibening. Candi ini adalah candi Buddha abad ke-8 yang berada di 3,6 kilometer arah barat Candi Prambanan. Kalasan merupakan candi tertua di Dataran Prambanan.

Menurut prasasti Kalasan yang bertarikh 778 M, ditulis dalam bahasa Sanskerta menggunakan aksara Pranagari, candi ini didirikan atas perintah Guru Sang Raja Sailendravamçatilaka. Beliau berhasil meyakinkan Maharaja Tejapurnapana Panangkaran, juga disebut Kariyana Panangkaran, untuk membangun Tarabhavanam, bangunan suci untuk Dewi Tara.

Selain itu, juga dibangun sebuah vihara untuk para biksu Buddha dari wilayah keluarga Sailendra. Panangkaran menghadiahkan Desa Kalaça kepada komunitas monastik Buddha.

6. Candi Bubrah

Candi Bubrah adalah candi Buddha abad ke-9 yang terletak beberapa ratus meter saja jaraknya dari Candi Prambanan. Para ahli meyakini candi ini dirancang sebagai bagian dari kompleks Candi Sewu yang lebih besar, yaitu Manjusrigrha. Candi ini berada di antara kompleks Candi Sewu di utara dan Candi Lumbung di selatan.

Nama asli candi ini tidak diketahui. Namun dalam bahasa Jawa, bubrah berarti runtuh”. Nama ini mencerminkan kondisi candi saat ditemukan, yang hanya berupa tumpukan batu setinggi 2 meter. Selama bertahun-tahun, Candi Bubrah berada dalam kondisi runtuh hingga direnovasi antara tahun 2011 dan 2017.

7. Candi Sojiwan

Candi Sojiwan adalah candi Buddha Mahayana abad ke-9. Candi ini berjarak hampir dua kilometer di tenggara Candi Prambanan. Candi Sojiwan dibangun antara tahun 842 dan 850 M, pada era yang sama dengan Candi Plaosan.

Prasasti Rukam bertarikh 829 Saka (907 M) yang saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia menyebutkan pemulihan Desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana. Desa tersebut sebelumnya hancur akibat letusan gunung berapi.

Sebagai imbalan, penduduk Desa Rukam diwajibkan merawat bangunan suci yang terletak di Limwung. Bangunan suci ini diidentifikasi sebagai Candi Sojiwan. Nama pelindung kerajaan yang disebutkan dalam prasasti ini, Nini Haji Rakryan Sanjiwana, diduga adalah Ratu Pramodhawardhani. Candi ini diyakini dipersembahkan untuknya.

8. Candi Sambisari

Candi Sambisari adalah candi Hindu dari abad ke-9 yang awalnya terkubur sekitar lima meter di bawah tanah. Bagian-bagian dari candi asli telah digali dan dipulihkan. Lokasi candi ini berada sekitar 7,5 kilometer sebelah barat Candi Prambanan.

Sejarawan menyimpulkan bahwa Candi Sambisari adalah candi Hindu Siwa yang dibangun sekitar dekade pertama atau kedua abad ke-9 (sekitar tahun 812-838). Kesimpulan ini didukung oleh temuan sebuah lempengan emas di sekitar candi yang berisi tulisan yang menurut paleografi digunakan pada awal abad ke-9 di Jawa kuno.

9. Candi Banyunibo

Candi Banyunibo adalah candi Buddha abad ke-9 yang terletak di Dusun Cepit, 5,5 kilometer ke arah selatan dari Candi Prambanan. Nama Banyunibo dalam bahasa Jawa berarti air menetes.

Candi ini berasal dari era Kerajaan Mataram dan berada di lembah sempit yang dikelilingi oleh sawah. Di sebelah selatan dari lokasi ini, sudah masuk wilayah Pegunungan Sewu, yang merupakan bagian dari Pegunungan Kidul.

Baca juga: Keajaiban Candi Gedong Songo Semarang Peninggalan Abad ke-9

Menelusuri Candi Prambanan dan candi-candi di sekitarnya memberikan pengalaman yang mendalam tentang sejarah dan kebudayaan masa lampau. Setiap candi memiliki cerita dan keunikan yang membuat perjalanan ini semakin berkesan.

Keindahan dan kemegahan arsitektur candi-candi ini menjadi saksi bisu kejayaan peradaban yang pernah ada di tanah Jawa. Mengunjungi kompleks ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan penghormatan terhadap warisan budaya yang tak ternilai.

Jadi, biarkan setiap langkah membawa kita lebih dekat kepada keajaiban sejarah yang terpancar dari setiap sudut candi.

Exit mobile version