Cara bungkus paket penting untuk diketahui agar tidak rusak selama pengiriman dan tidak terkena ongkos kirim mahal. Untuk mengamankan barang kiriman juga tidak perlu berlebihan sehingga kurang rapi dan merepotkan. Mungkin ada yang pernah menerima baju kiriman marketplace yang dibungkus plastik kresek ketat dan dilakban semuanya? Membukanya sulit, bukan? Membuka menggunakan gunting berisiko barang di dalamnya ikut tergunting.
Hal lain yang membahayakan barang kiriman adalah curang untuk mendapatkan biaya kirim murah. Salah satu yang sering dilakukan adalah tidak mengatakan dengan jujur barang apa dikirim untuk menghindari biaya packing tambahan. Hal ini tentu saja bukan hal yang benar, karena kebijakan kurir itu ada untuk melindungi paket dan barang yang ada di dalamnya.
Untuk itu, pahami cara-cara membungkus paket yang disarankan kurir untuk melindungi barang di dalamnya.
Cara Bungkus Paket
Cara bungkus paket yang paling menantang adalah barang eletronika, barang pecah belah, dan barang besar dengan bentuk yang sulit dibungkus, misalnya gitar. Jika tidak tahu caranya atau tidak punya bahan pembungkusnya, biasanya kurir akan menawarkan untuk membungkuskan dengan biaya tertentu. Umumnya, kurir memiliki simpanan palet kayu untuk membungkus barang-barang berisiko tinggi agar aman.
Berikut cara bungkus paket berbagai jenis dan ukuran:
1. Barang berbahan kain, kertas dan sejenisnya
Cara bungkus paket dengan barang berbahan kain atau kertas itu cukup mudah, yaitu sebagai berikut:
- Bungkus kain atau kertas dengan plastik bersih yang aman dari basah.
- Masukkan ke kotak kardus dengan ukuran yang sesuai.
- Tutup bagian buka tutup kardus dengan lakban.
- Tempelkan alamat.
Jika tidak memiliki kardus, cara bungkus paket isi kain atau kertas adalah:
- Bungkus kain atau kertas dengan plastik yang bersih dan aman dari basah.
- Bungkus lagi dengan plastik yang tidak transparan atau kertas pembungkus yang tebal. Jika bungkus luar menggunakan plastik, usahakan ada sedikit ruang di ujung paket untuk menggunting atau menyilet bungkus.
- Rekatkan sambungan dengan lakban.
- Tempelkan alamat.
Baca juga: Nih, Intip Tips Kirim Paket yang Aman
2. Barang yang bentuknya tidak beraturan
Meski bahan barang tersebut tidak termasuk berisiko rusak yang tinggi, tetapi jika bentuknya tidak beraturan, sebaiknya dimasukkan ke kotak kardus. Bentuk yang tidak beraturan menambah risiko rusak, misalnya karena tersangkut.
Karena bentuknya tidak beraturan, maka ada bagian-bagian yang berongga di dalam kardus. Untuk mengurangi atau meniadakan guncangan, isi rongga-rongga tersebut dengan kertas atau guntingan kardus bekas. Meski fungsinya hanya sebagai pengisi rongga, pilih kertas atau guntingan kardus yang bersih agar tidak mengotori barang. Lebih baik lagi jika memiliki simpanan styrofoam bekas.
3. Barang yang memiliki volume besar dan berisiko sedang
Barang bervolume besar dengan risiko sedang itu misalnya kotak perhiasan, tas, dan sebagainya yang bukan peralatan elektronik dan kaca. Barang bervolume besar memiliki risiko rusak karena biasanya ditaruh paling bawah di antara paket-paket lain. Karena itu, lakukan langkah-langkah ekstra untuk mengamankannya, antara lain:
- Untuk barang yang memiliki pinggiran, misalnya kotak perhiasan, tutup semua pinggiran menggunakan guntingan kardus bekas yang tebal. Jika paket tersebut merupakan barang jualan yang berharga, tutup semua permukaan dengan corrugated paper yang single face. Karton bergelombang ini banyak dijual dalam bentuk meteran.
- Untuk yang tidak memiliki pinggiran atau tidak terlalu besar, tutup dengan bubble wrap. Gunakan yang masih bagus, jangan yang sudah kempis. Bubble wrap bisa dibeli dalam bentuk meteran.
Sebagai catatan, sebelum langkah ekstra ini dilakukan barang telah dibungkus dengan plastik bersih. Setelah langkah ekstra ini dilakukan, masukkan ke kardus untuk pengiriman. Jika ada rongga, jangan lupa untuk menutupnya seperti tips di atas.
Sering kali barang berisiko sedang ini memiliki volume yang agak besar karena pembukusannya ekstra. Tak jarang pengirim protes karena barang ringan tapi biaya mahal. Perlu diketahui bahwa biaya kirim paket tidak dihitung berdasarkan berat saja, melainkan juga volume. Jika volume lebih besar dari beratnya, maka kurir akan menggunakan volume untuk menghitung biaya kirim.
Kurir udara, kurir darat dan cargo atau kontainer menggunakan patokan volume atau kubikasi yang berbeda. Untuk paket umumnya menggunakan 2 rumus volume paket, yaitu:
- Kurir regular, biasanya menggunakan jalur darat dan laut = (panjang (cm) x lebar (cm) x tinggi (cm)) : 4.000.
- Kurir cepat, biasanya dibantu jalur udara = (panjang (cm) x lebar (cm) x tinggi (cm)) : 6.000.
Simulasi penghitungan volume paket tersebut antara lain bisa dilihat di Tokopedia.
4. Barang yang berisiko tinggi
Barang berisiko tinggi itu bisa karena harganya yang mahal atau bahan dan bentu)knya yang mudah rusak. Yang termasuk barang berisiko tinggi umumnya adalah barang elektronika dan barang yang berbahan kaca. Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan ke masing-masing kurir.
Untuk barang yang berisiko tinggi, cara termudah adalah menyerahkan ke kurir untuk membungkuskannya. Tapi jika ingin membungkus sendiri, perhatikan cara bungkus paket berikut ini.
- Bungkus barang menggunakan bubble wrap yang belum kempis secara keseluruhan lebih dulu.
- Bungkus dengan kardusnya.
- Bungkus dengan goni, jika ada. Beri pelindung styrofoam akan lebih bagus lagi.
- Tutup dengan palet kayu, dan paku hingga kuat.
- Kadang ada yang ditutup lagi dengan goni.
Baca juga: 4 Cara Mengecek Resi JNE dengan Mudah untuk Pelanggan Online Shop
Demikianlah cara bungkus paket yang benar, aman, dan kuat, yang penting diketahui agar tak rusak selama pengiriman. Konsultasikan dengan kurir langganan agar tidak mengalami kerugian yang tidak perlu.