Tips Kurir Mengantar Paket di Jalur Ekstrim Sitinjau Lauik

Iqbal, kurir mobil (driver) JNE Padang yang sering melewati jalur ekstrim Sitinjau Lauik.

JNEWS – Iqbal dan Rudi Akbar merupakan dua orang kurir mobil (driver) JNE Cabang Utama Padang, Sumatera Barat yang setiap hari melewati rute ekstrim dan menantang, yakni wilayah Sitinjau Lauik yang terkenal dengan tanjakan tengkorak hingga kelokan curam.

Di Sumatera Barat terdapat rute jalan yang penuh dengan tantangan dan tanjakan yang sangat curam, jalan tersebut biasa disebut Sitinjau Lauik. Tanjakan ini sudah terkenal dan viral di berbagai platform media sosial.

Sitinjau Lauik berada di Jalan Lintas Sumatera dengan rute Kota Padang – Arosuka – Solok yang  panjang jalurnya kurang lebih sejauh 15 kilometer. Jalan ini termasuk ke dalam salah satu rute nasional yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan sejumlah provinsi lainnya di Pulau Sumatera, sehingga jalurnya selalu padat dipenuhi kendaraan setiap harinya, termasuk truk-truk besar bermuatan berat.

Meski rutenya terbilang penuh tantangan dan cukup ekstrim, bahkan sering dijuluki jalur maut atau tengkorak karena banyak yang mengalami kecelakaan, namun jalur Sitinjau Lauik punya bentangan pemandangan indah. Di sebelah barat terdapat pemandangan pantai sejauh mata memandang dan bisa menatap keindahan Kota Padang dari atas ketinggian.

Baca juga: Runsheet Band JNE Bogor, dari Hobi Bisa Ukir Prestasi

Rudi Akbar, kurir mobil (driver) JNE Padang yang sering melewati jalur ekstrim Sitinjau Lauik.

Menurut Iqbal, salah seorang driver JNE Padang yang setiap hari mengantarkan dan menjemput paket  ke Kota Solok, Sawah Lunto dan Kota Sijungjung dengan melalui rute Sitinjau Lauik, para sopir perlu ekstra hati-hati dan berkonsentrasi tinggi ketika melewati tanjakannya yang terkenal tersebut.

“Saya sudah terbiasa melalui tanjakan dan kelokan ekstrim, terutama di Panorama Dua yang terkenal dengan tanjakan tengkorak itu. Selain harus ekstra hati-hati, kendaraan harus benar-benar fit jika tidak ingin mengalami kejadian buruk,” ujar Iqbal, saat berkisah kepada JNEWS, Minggu (7/7/2024) pagi.

Diungkapkannya, Sitinjau Lauik yang memiliki dua jalur, apabila tengah turun dan ada truk atau kendaraan besar yang penuh dengan muatan berat dan akan naik dari arah berlawanan, maka dirinya berhenti terlebih dahulu guna memberikan ruang bagi truk atau kendaraan besar tersebut melintas.

“Banyak kejadian truk besar dan berat tidak kuat menanjak kemudian terguling, terlebih apabila sedang turun hujan dan kondisi jalan licin. Alhamdulillah, selama ini saya belum pernah mengalami kejadian buruk, tentu kuncinya ekstra hati-hati dan kendaraan harus benar-benar laik jalan serta selalu berdoa,” tuturnya.

Menurut Iqbal, usai bencana alam banjir bandang di kawasan Lembah Anai, kondisi jalur Sitanjau Lauik sekarang ini cukup padat dengan arus lalulintas, karena kendaraan tujuan Kota Padang –  Aruka – Kota Solok atau sebaliknya banyak yang memilih jalur Sitinjau Lauik.

Baca juga: Kisah Satpam JNE Yogyakarta Wujudkan Mimpi, Sukses Kuliahkan Anak Hingga Pergi Umrah

“Pernah macet parah sampai satu hari satu malam, padahal biasanya rute yang ditempuh sekitar 4 jam. Meski demikian saya bangga dan senang menjadi bagian dari JNE yang setiap hari bertugas mengantarkan atau melakukan pickup paket yang merupakan amanah dari dari para customer yang harus dijaga dengan panuh tanggung jawab,” pungkas Iqbal. *

Exit mobile version