Dengan area operasional mencakup seluruh wilayah Kalimantan Selatan dan beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah, JNE Cabang Utama Banjarmasin terus menunjukkan kinerja terbaiknya. Bahkan yang pada awal pendiriannya hanya ditangani oleh 6 karyawan kini karyawannya sudah mencapai 205 orang.
JNE Banjarmasin didirikan pada 16 Desember 1999. Seminggu kemudian atau tepatnya 27 Desember 1999, mulai melakukan pelayanan kepada costumer dengan 6 karyawan dengan menempati sebuah rumah kecil di Jalan Cempaka Besar No. 23 Banjarmasin. Itulah cikal bakal kondisi awal JNE Cabang Utama Banjarmasin dengan SDM dan insfrastruktur seadanya.
Seiring berjalannya waktu dan terus berkembangnya roda perekonomian masyarakat Kalimantan Selatan dan sekitarnya, berimbas pada berkembangnya JNE Banjarmasin. Pada 2011, jumlah karyawan pun bertambah sekitar 30 orang.
Puluhan karyawan tersebut didukung dengan 3 unit mobil operasional dan menempati bangunan yang lebih luas sebagai kantor operasional baik outbound maupun inbound. Secara jaringan kala itu sudah memiliki 5 kantor perwakilan di beberapa kabupaten dan 10 agen yang tersebar di kota Banjarmasin.
Baca Juga : Mengenal Lebih Jauh Peran Tax Department JNE
Dari tahun ke tahun JNE Banjarmasin kian berkembang. “Sekarang sudah ada 205 karyawan, memiliki dua gudang sebagai pusat operasional dengan luas tanah dan bangunan kurang lebih 1.000 meter persegi. Sementara untuk Kantor Cabang Utama menggunakan ruko di Jalan Gatot Subroto No. 43-45 Kota Banjarmasin. Armada mobil operasional saat ini ada 27 unit,” ujar Depi Hariyanto, Pimpinan Kepala Cabang JNE Banjarmasin, kepada JNEWS, Kamis (22/10/2020)
Baca Juga : 2 Kawasan Industri Halal Sudah Kantongi Izin, Tinggal 4 Lagi
Area yang ditangani JNE Banjarmasin, meliputi seluruh wilayah Kalimantan Selatan dan 4 kabupaten yang masuk wilayah Kalimantan Tengah. “Secara keseluruhan sudah ada 110 titik penjualan, dengan ratusan ribu shipment yang kami tangani setiap bulannya,” terang Depi.
Seperti halnya JNE di daerah-daerah lain, untuk memacu penjualan, JNE Banjarmasin terus menjalin kerjasama dengan para pelaku UMKM. “Bukan hanya di Kota Banjarmasin saja, tapi kami juga melakukan kerjasama dengan para UMKM di kabupaten-kabupaten baik yang ada di Kalsel maupun Kalteng,” jelas Depi.
“Banyak produk-produk khas UMKM yang selama ini dikirim melalui JNE Banjarmasin, seperti kerajinan tenun, anyaman rotan, madu dan lain sebagainya,” tambahnya.
Baca Juga : JNE dan Ruang Guru Cerdaskan Panti Asuhan
Jam Terbang Kurir Taklukan Tantangan di Lapangan
Kota Banjarmasin yang dikelilingi banyak sungai sehingga mendapat julukan ‘Kota Seribu Sungai’ menjadi tantangan tersendiri bagi JNE Banjarmasin. Khususnya dalam menjalankan operasional, terutama dalam proses delivery kiriman ke kawasan perumahan yang ada di pinggir sungai.
“Kondisi jalannya berupa titian yang terbuat dari kayu sehingga membutuhkan keterampilan tersendiri dan jam terbang yang tinggi agar dapat dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda dua. Meski demikian para rider (kurir) kami terus bekerja keras dan dibarengi semangat yang tinggi agar paket kiriman sampai ke costumer dengan tepat dan cepat,” tandas pria yang mulai bergabung di JNE sejak 1997 ini.
Baca Juga : 3 Solusi Terbaru Grab Dukung UMKM #TerusUsaha di Masa Pandemi
Selain terus meningkatkan kerjasama dengan para pelaku UMKM, JNE Banjarmasin juga mengembangkan jaringan dengan membuat point of sales di beberapa lokasi strategis. Selain itu, JNE Banjarmasin juga meningkatkan potensi kiriman melalui darat dan laut dengan menggunakan layanan JNE Trucking (JTR) serta memaksimalkan program-program yang sedang dikembangkan seperti COD retail dan sebagainya.
“Dengan bekerja keras seluruh tim untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para costumer dan melakukan berbagai inovasi strategis, kami optimis pencapaian yang sudah diberikan oleh JNE Pusat untuk 2020 akan terpenuhi pada waktunya walau persaingan di sini juga semakin ketat,” pungkas Depi. *
Baca Juga : Bikin Baper, G-Shock One Piece Meluncur Cuma Ada 104 Buah