JNEWS – Di tengah hiruk-pikuk Idul Adha 1446 H, ada kisah kecil yang tak kalah penting dari sembelihan dan pembagian daging kurban. Kisah itu berawal dari sebuah keputusan sederhana, namun penuh makna: JNE, perusahaan logistik yang telah melayani masyarakat Indonesia selama hampir 35 tahun, memilih untuk tidak lagi membungkus daging kurban dengan kantong plastik yang sulit terurai. Sebagai gantinya, mereka menggunakan 2.500 besek bambu, sebuah keputusan yang menyentuh dua sisi sekaligus: lingkungan dan pemberdayaan UMKM.
Besek bambu, yang selama ini mungkin hanya dikenal sebagai wadah nasi atau jajanan pasar, kini menemukan peran barunya dalam tradisi kurban. Di Yogyakarta, para pengrajin bambu bekerja dengan tekun, memotong dan membelah bambu tua menjadi lembaran tipis, menjemurnya di bawah terik matahari, lalu merajutnya menjadi besek yang kokoh dan estetik. Proses ini bukan hanya tentang keterampilan tangan, tetapi juga tentang menjaga tradisi dan alam.
Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto, yang hadir langsung menyaksikan proses penyembelihan dan pengemasan daging kurban di Yatuna, Kampung Makassar, Jakarta Timur, pada Jumat (6/6/2025), menyatakan bahwa penggunaan besek bambu adalah bentuk kepedulian JNE terhadap lingkungan. Menurutnya, selain ramah lingkungan, besek bambu juga dapat mencegah bau dan memperlambat proses pembusukan daging.
Namun, lebih dari itu, keputusan ini juga memberikan berkah bagi para pelaku UMKM. M. Feriadi, yang tahun ini secara pribadi berkurban 8 ekor sapi, melihat bahwa momen Idul Adha bukan hanya tentang penerima daging kurban, tetapi juga tentang mereka yang terlibat dalam proses produksi, dari pengrajin besek bambu hingga para peternak.
Baca juga: Warisan Sosial H. Soeprapto: JNE dan TIKI Lestarikan Tradisi Kurban di Yatuna
“Besek bambu menjadi solusi pengganti kantong plastik,” ujarnya. “Alhamdulillah, baik JNE maupun secara pribadi, Idul Adha 1446 H tahun ini jumlah hewan yang dikurbankan terus meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.”
Di balik setiap besek bambu yang digunakan untuk membungkus daging kurban, terdapat cerita tentang kerja keras, keberlanjutan, dan pemberdayaan. Ini adalah contoh kecil bagaimana sebuah keputusan perusahaan dapat membawa dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat.
“Sudah beberapa tahun ke belakang JNE memakai besek bambu untuk membungkus daging kurban. Tentu pembuatan besek bambu melibatkan pelaku UMKM, suplier dan juga rantai distribusi. JNE selalu mendukung produk UMKM,” ujarnya.