Sebagai starup buatan anak negeri, Gojek selalu berinisiatif untuk membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berkembang, salah satunya dengan perluasan layanan pengiriman antarkota melalui GoSend Intercity Delivery.
Logistik selama ini memang menjadi salah satu tantangan terberat bagi pelaku UMKM terlebih di situasi pandemi seperti saat ini.
Head of Logistics Gojek Group Junaidi mengatakan, inovasi terbaru GoSend ini merupakan perwujudan seluruh upaya dan teknologi dalam ekosistem Gojek, untuk membantu UMKM supaya lebih mudah menerapkan digitalisasi pada operasional bisnisnya.
”Kami melihat logistik sangat menyulitkan bagi para pelaku UMKM. Pertama, UMKM sulit untuk dapat akses layanan logistik. Kedua, area layanan yang terbatas. Ketiga, keterlambatan pengiriman dan keempat biaya tinggi,” ungkap Junaidi.
Junaidi mengatakan, inovasi baru GoSend itu bertujuan untuk menggerus empat momok logistik yang dihadapi UMKM tersebut. Dengan inovasi itu, para pelaku UMKM bisa mendapatkan solusi ekosistem Gojek yang paling tepat sesuai dengan bisnis mereka.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus memberikan solusi lengkap untuk UMKM secepat mungkin agar bisa go-digital.
Manfaat layanan GoSend Intercity Delivery tidak hanya dirasakan pengguna Gojek individu, tetapi juga para pelaku UMKM dan komunitas social seller yang terus berupaya mendorong produktivitas. Pada saat yang sama dilakukan upaya meminimalkan tantangan logistik pada saat mengirim barang ke konsumen.
Sejak diluncurkan pada April 2020, layanan GoSend Intercity Delivery untuk area Jadetabek dan Bandung telah mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat.
Sekitar 70% transaksi GoSend Intercity Delivery tersebut berasal dari pengiriman untuk kategori makanan dan minuman. Tentunya setiap inovasi yang dilakukan Gojek mutlak untuk mendukung UMKM supaya beralih go digital.
BACA JUGA: Nikmati 5 Layanan Gojek Selama Pandemi
UMKM Go Digital Lebih Bertahan
Penelitian dari Sea Insights juga menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160% dan peningkatan produktivitas 110%. Berikut beberapa Rangkuman riset dari Sea Insights:
UMKM di Indonesia telah aktif beradaptasi dalam menghadapi tantangan besar selama pandemi COVID-19. UMKM meningkatkan pemanfaatan digital.
Dari hasil survei, sekitar 50% pelaku usaha mengalami peningkatan penggunaan media digital seperti media sosial, e-commerce, dan materi pendidikan online di masa pandemi.
Kedua, UMKM mengubah strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan. 45% pelaku usaha muda berjualan lebih aktif di platform e-commerce, 1 dari 5 adalah pengguna baru e-commerce.
Pelaku usaha ini meliputi industri rumahan dan student entrepreneur yang membantu ekonomi keluarga, dalam sektor retail, pertanian maupun kesehatan.
UMKM mengubah strategi produksi dan jenis barang untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis. Beberapa pelaku usaha mulai memproduksi barang yang populer seperti masker dan hand sanitizer.
Tren peningkatan pemanfaatan digital akan terus berlanjut setelah pandemi COVID-19.
Sekitar 70% pelaku usaha mengakui bahwa mereka akan terus memanfaatkan media digital melalui e-commerce (berjualan dan berbelanja) dan media sosial. Oleh karenanya, transformasi digital menjadi suatu kebutuhan untuk mengembangkan usaha.
Perlunya meningkatkan digitalisasi UMKM di semua sektor. Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah penting dalam membantu UMKM memanfaatkan media digital.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ke depan adalah layanan internet yang lebih terjangkau, peningkatan literasi digital secara inklusif, akses pinjaman modal yang mudah, serta menambah keterampilan baru bagi bisnis terdampak.
BACA JUGA: UMKM Go Digital! Gojek Gratiskan Pelanggan Baru Lewat Transaksi Midtrans