Google for Startups Buka Pendaftaran untuk Perempuan Pendiri Perusahaan Rintisan

Program Gfs Women Founders Academy merupakan bimbingan selama 12 minggu untuk pengembangan keterampilan bagi perempuan pemimpin start up.

Google for Startups (GfS) mulai membuka pendaftaran untuk program Women Founder Academy Asia Pasifik pada Selasa, 1 Juni 2021. Program ini merupakan bimbingan selama 12 minggu untuk pengembangan keterampilan bagi perempuan pemimpin startup. Idealnya, perusahaan rintisan yang berada di tahap Seed hingga Series A.

Ini menjadi tahun kedua dari program yang akan berlangsung pada 23 Agustus – 12 November 2021 nanti. Dan dirancang khusus untuk membantu perempuan pendiri perusahaan rintisan.

“Bimbingan yang diberikan antara lain meningkatkan keterampilan kepemimpinan, memperkuat hubungan tim, dan mengatasi tantangan pertumbuhan unik. Termasuk permodalan dan pendanaan,” ujar pihak Google berdasar keterangan tertulis, Rabu, 2 Juni 2021.

BACA JUGA : Startup Ini Coba Bantu Hubungkan Pemuda Desa dengan UMKM

Di kesempatan ini, peserta akan mengikuti pelatihan dan sesi pengembangan tentang metodologi Google. Dalam mengatasi tantangan utama yang dihadapi perempuan pemimpin startup. Program ini, nantinya akan menghubungkan peserta dengan komunitas penasihat Google, pemodal ventura juga eksekutif bisnis dan budaya.

Startup yang terpilih kemudian akan bekerja dengan mentor untuk membantu mengatasi tantangan unik mereka,” kata pihak Google.

Tahun lalu ada dua startup yang dipimpin perempuan lulus dari program Google for Startups Immersion: Women Founders pada November 2020 lalu. Afia Fitriati, co-Founder Gadjian, aplikasi penggajian dan SDM, dan Sonja Johar dari aplikasi Halosis menjadi peserta yang terpilih dalam program tersebut.

Selain Halosis dan Gadjian, ada lima startup lain dari berbagai negara yang mengikuti program tersebut, di antaranya Founder and CEO Grip, Hanna Kim; dan Founder and CEO Mabo, Jungeun Lee, mereka dari Korea; kemudian Co-founder and CEO Latona, Kyoko Otawa; dan Founder and Co-CEO Stroly Machi Takahashi, dari Jepang; serta satu dari India Co-founder Zyla, Khushboo Aggarwal.

BACA JUGA : Strategi Naruna dalam Memanfatkan Saluran Digital

Exit mobile version