Green Living: Gaya Hidup untuk Hadapi Krisis dan Cintai Bumi

Dalam satu dekade terakhir terjadi perubahan iklim yang ekstrem di seluruh dunia. Efeknya pun sudah kita rasakan, seperti suhu yang lebih panas, kekeringan hingga terjadi badai. Kondisi bumi yang tidak baik-baik saja sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Itulah mengapa konsep green living mulai dikampanyekan beberapa tahun belakangan ini sebagai bentuk tindakan nyata memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.

Kondisi lingkungan kita sudah semakin mengkhawatirkan. Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa tingkat polusi udara dan perubahan iklim berdampak langsung kepada  kesehatan manusia.

Ini benar adanya. Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, Ibu Kota Jakarta menempati urutan pertama sebagai kota dengan polusi tertinggi di dunia. Kualitas udara di Jakarta termasuk ke dalam kategori tidak sehat. Penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta adalah asap batubara. FYI, Jakarta diimpit oleh delapan PLTU batu bara dalam radius 100 km. 

Bagaimana dampaknya ke masyarakat?

Polusi tersebut meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti stroke, demam, diare, gangguan pernapasan, penyakit jantung hingga kanker paru-paru.

Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Jantung, Penyakit Mematikan di Dunia

Jakarta hanyalah salah satu contoh kecil dampak pencemaran lingkungan, di kota-kota lain pasti memiliki masalah yang serupa. Oleh karena itu gaya hidup green living sudah urgen untuk dilakukan.

Mengenal Konsep Green Living

Green living adalah sebuah konsep gaya hidup yang bertujuan mengurangi sumber daya alam bumi oleh masyarakat. Konsep ini berkaitan erat dengan tindakan berkelanjutan manusia tentang apa yang akan dikonsumsi, barang-barang yang digunakan, penggunaan, pembuangan dan bagaimana memanfaatkan transportasi.

Pengertian green living menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat adalah cara menjalani hidup yang sebisa mungkin tidak memberikan dampak buruk kepada alam.

Adapun manfaat dari green living ini agar manusia sadar bahwa bumi sudah sepantasnya dilindungi demi keberlangsungan hidup umat manusia. Sudah cukup bumi dikeruk demi kepentingan umat manusia, kini saatnya kita memperbaikinya sebagai wujud tanggung jawab akan hubungan manusia dan alam.

Apalagi saat ini, dunia sedang dilanda 3 jenis krisis sekaligus, yaitu krisis pangan, energi, dan keuangan. Ternyata, dengan menerapkannya sehari-hari, gaya hidup green living ini bisa membantu kita berhemat banyak hal lo! Berhemat energi, sekaligus berhemat dari segi keuangan juga.

Kok bisa?

Yuk, disimak penjelasan lengkapnya berikut ini.

5 Cara Memulai Konsep Green Living

Menggunakan transportasi umum

Polusi udara umumnya disebabkan oleh tingginya aktivitas kendaraan bermotor di jalan. Sebagai langkah awal menguranginya, kamu bisa melakukan green living dengan cara menggunakan moda transportasi umum. Sekarang ini tersedia berbagai transportasi publik yang bisa dijadikan pilihan seperti bus trans, MRT, LRT, KRL, angkot atau ojek online.

Atau jika rumahmu dekat dengan kantor, pilihan menggunakan sepeda atau jalan kaki bisa jadi alternatif terbaik. Selain tidak membutuhkan biaya, kesehatan pun terjaga. Dengan demikian, ongkos transportasi bisa dipangkas kan?

Baca juga: Alasan Penghematan, Pemerintah Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik

Menghemat air dan listrik

Sering kali tanpa sadar ketika sedang gosok gigi, air dibiarkan terus mengalir di wastafel, atau air di bak mandi sudah penuh kerannya tetap menyala. Inilah salah satu penyumbang penggunaan listrik yang banyak dan konsumsi air meningkat.

Cara sederhana green living yang bisa dilakukan adalah dengan mematikan keran air apabila sudah tidak pakai. Beralih ke shower untuk mandi, mengganti keran hemat air yang bisa menurunkan penggunaan air hingga 700 galon per tahun. Dan durasi mandi, jika biasanya mandi hampir 20 menit, coba mulai dikurangi secara bertahap, hingga hanya 5 menit saja. Tapi harus tetap bersih ya.

Begitu juga dengan listrik. Perhatikan penggunaan listrik di rumah misalnya lampu di kamar mandi apabila tidak dipakai lebih baik dimatikan. Mengganti lampu pijar dengan LED yang sudah terbukti hemat energi. Charger ponsel apabila sudah selesai digunakan dicabut dari colokan. Hal kecil seperti inilah yang sering dilupakan tapi memiliki dampak yang besar. Dengan berhemat air dan listrik, tagihan pun juga bisa ditekan kan?

Menggunakan produk yang bisa didaur ulang

Sampah plastik tidak bisa diurai dan di negara kita pencemaran akan jenis sampah ini semakin tinggi. Bahkan, ada sampah dari negara lain yang ‘dibuang’ di negara kita. Ini sungguh sangat mengkhawatirkan.

Pencemaran plastik berdampak buruk bagi kesehatan seluruh makhluk hidup dan menjadi sumber utama polusi lingkungan di seluruh dunia. Sudah saatnya menerapkan konsep green living untuk mencegahnya.

Kamu bisa meminimalisir penggunaan plastik dengan mengganti tas belanja berbahan baku kain. Kamu juga bisa memilih makanan dan minuman yang menggunakan kertas yang bisa untuk didaur ulang.

Daur ulang di rumah

Sudah banyak yang melakukan gerakan mengompos di rumah. Ini langkah yang sangat baik dalam mengurangi limbah sampah. Jadi, sampah-sampah makanan dikumpulkan ke dalam satu tong, nantinya akan terurai dan menghasilkan pupuk kompos yang bisa digunakan kembali untuk menyuburkan tanaman.

Cara green living dengan daur ulang di rumah bisa kamu lakukan dengan mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci. Daripada minyak dibuang dan menjadi limbah, sebaiknya diolah dengan beberapa bahan untuk menjadi sabun. Sabun minyak jelantah ini sangat ampuh membersihkan noda membandel loh.

Berkebun

Sejak pandemi, banyak masyarakat yang mulai menggemari berkebun. Ini tentunya menjadi langkah positif, karena rumah menjadi lebih rindang asri, bisa membantu menghilangkan stres dan tubuh bisa bergerak aktif.

Nah, kamu bisa menanam beberapa jenis tanaman seperti lidah mertua, bunga krisan dan palem bambu yang bisa mengurangi senyawa organik volatil (VOC) pencemar udara. 

Kamu juga bisa menanam berbagai tanaman penghasil buah atau sayuran sendiri yang mudah. Seperti tomat, cabai, dan sejenisnya. Nantinya, kalau waktunya memanen, kamu bisa manfaatkan untuk dikonsumsi sendiri.

Baca juga: Usir Udara Kotor dengan 5 Tanaman Hias Pengganti Air Purifier

Nah, kan, jadi dengan menerapkan green living ini, ke depannya kita juga membantu memperingan efek krisis mulai dari diri kita sendiri. 

Menanamkan kebiasaan baik seperti green living ini patut untuk dilakukan sejak sekarang. Mengajak anak untuk turut serta di dalamnya pun bisa menumbuhkan kesadaran mencintai lingkungan sejak dini. 

Exit mobile version