JNEWS – Gua Jepang di Indonesia bukan hanya sebuah fenomena geologis tetapi juga merupakan bagian penting dari sejarah negeri ini.
Selama Perang Dunia II, tentara Jepang menggunakan gua-gua ini sebagai tempat perlindungan, gudang amunisi, dan pusat operasi. Jejak sejarah ini kini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung dari berbagai penjuru.
Gua Jepang Terkenal dan Sejarahnya
Tujuh gua yang paling terkenal peninggalan Jepang ini menawarkan wawasan sejarah yang mungkin belum banyak diketahui. Dari Sumatra hingga Papua, kisah-kisah di balik gua-gua tersebut mengungkapkan sejarah dan misteri yang tersembunyi di dalamnya. Seperti apa cerita-cerita yang selama ini terpendam dalam kegelapan tersebut?
1. Gua Jepang Tahura Ir. H. Djuanda, Bandung
Gua Jepang Bandung berada di area Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Dago Pakar. Lokasi ini mudah diakses dan menarik banyak wisatawan. Sebagai situs bersejarah, gua ini berperan penting selama Perang Dunia II. Ketika Belanda masih menjajah Indonesia, Jepang menguasai wilayah ini.
Di masa awal, tempat ini digunakan untuk menyimpan amunisi dan sebagai bunker bagi pasukan Jepang. Dengan berjalannya waktu, gua ini juga berfungsi sebagai tempat persembunyian bagi penduduk setempat yang menghindari kekejaman Jepang.
Pasca perang, gua Jepang ini menjadi saksi sejarah dari periode kelam tersebut. Kini, gua tersebut telah berubah menjadi objek wisata, menawarkan pengalaman sejarah bagi pengunjung di Bandung.
Struktur gua ini cukup unik dengan beberapa ruangan yang saling terhubung. Meski ukurannya tidak besar, struktur goa ini cukup kompleks dengan beberapa cabang. Tempat ini menawarkan lokasi foto yang menarik, seperti di dekat pintu masuk yang berbentuk melengkung dan di sekitar air terjun dalam Taman Hutan Raya.
Baca juga: Ini Dia 7 Kaisar Jepang yang Paling Terkenal akan Pengaruhnya
2. Gua Sentonorejo, Sleman, Yogyakarta
Gua Jepang Sentonorejo terletak di Dusun Blambangan, Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya ada di kaki bukit, dekat dengan Candi Abang dan Goa Sentonorejo, situs bersejarah dari masa klasik.
Dikutip dari Jogja Cagar, gua ini merupakan relik dari zaman Jepang yang diperkirakan berperan sebagai benteng pertahanan, gudang amunisi, dan pengamanan area strategis. Termasuk juga kegiatan pengawasan lapangan udara Maguwo yang terletak tidak jauh.
Gua ini terisolasi dan terbuat dari dinding batu cadas yang dipahat langsung dari tebing. Konstruksi semacam ini memberikan keamanan dari serangan musuh. Letaknya yang dekat bukit memungkinkan pengawasan atas area sekitarnya menjadi lebih luas. Gua Sentonorejo memiliki empat pintu masuk yang terhubung, dengan pintu masuk utama dari sisi barat.
Pejabat Jepang membangun gua ini dengan memaksa pekerja dari Indonesia, dikenal sebagai romusha, untuk bekerja dalam kondisi yang sangat berat dan sulit.
3. Gua Jepang, Biak, Papua
Gua Jepang yang berada di Biak, Papua, pernah menjadi tempat persembunyian bagi tentara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang ke-16 selama Perang Dunia II. Pulau Biak adalah salah satu lokasi pertempuran dalam perang tersebut, di mana Kekaisaran Jepang bertarung melawan pasukan Sekutu.
Gua ini memiliki keindahan alami dengan stalaktit yang tergantung dari atapnya. Letaknya yang strategis dengan jalur yang tembus ke pesisir pantai memudahkan pergerakan dan pelarian. Meskipun indah, gua ini juga merupakan kuburan massal dan kini dijadikan tempat ziarah oleh wisatawan dari Jepang. Di dalamnya terdapat ratusan tengkorak tentara Jepang yang gugur, sebab tempat ini pernah dibom oleh Tentara Amerika. Di dalam gua, terdapat ruangan khusus untuk penyimpanan barang.
Lokasi gua ini ada di Kampung Sumberker, Distrik Samoa, Kabupaten Biak Numfor. Pengunjung yang datang akan disambut dengan taman kecil yang berisi barang-barang peninggalan dan tempat khusus untuk menyimpan tulang belulang tentara Jepang serta berbagai peralatan dan senjata perang mereka.
4. Lobang Jepang, Bukittinggi
Lobang Jepang Bukittinggi terletak di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Indonesia, dan merupakan situs sejarah yang menarik banyak wisatawan. Terowongan ini dibangun oleh tentara Jepang pada tahun 1942 sebagai bunker perlindungan.
Pembangunan dilakukan pada malam hari oleh pekerja paksa, kebanyakan petani dari luar Bukittinggi dan orang Jawa yang diculik, sehingga banyak warga lokal tidak tahu tentang terowongan di bawah kota mereka. Menurut cerita, salah satu jalan keluar terowongan berada dekat Jam Gadang.
Lobang Jepang sekarang menjadi tujuan wisata populer dengan 1,5 kilometer dari terowongannya dibuka untuk publik. Pemerintah telah melakukan renovasi, memperbaiki dinding dengan semen, memasang konblok di lantai, dan menambahkan pencahayaan listrik.
Di dalam terowongan, ada 21 lorong yang dulunya digunakan untuk menyimpan perbekalan dan peralatan perang. Terowongan ini berkelok-kelok, dengan panjang mencapai 1.400 meter dan lebar sekitar 2 meter. Beberapa ruangan khusus juga terdapat di sini, termasuk ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata.
5. Gua Jepang Klungkung, Bali
Gua Jepang di Banjarangkan, Klungkung, Bali, adalah situs bersejarah dari era penjajahan Jepang. Gua ini dibangun secara kerja paksa oleh masyarakat setempat. Banyak orang ditahan dan disiksa di sini hingga meninggal.
Dibangun pada awal masa kekuasaan Jepang, sekitar tahun 1941-1942, gua ini terletak di tebing melengkung yang mengikuti kontur jalan. Lokasinya yang berada di pinggir jalan raya utama memudahkan akses dari Kabupaten Klungkung ke Gianyar.
6. Gua Kawangkoan, Minahasa
Di Minahasa, Sulawesi, terdapat beberapa gua yang dibangun oleh tentara Jepang antara tahun 1942 dan 1945. Gua-gua ini diciptakan selama konflik militer di wilayah tersebut.
Pembangunan gua ini—seperti juga beberapa gua lainnya—dilakukan dengan sistem romusha. Gua tersebut akhirnya dijadikan benteng pertahanan dan tempat perlindungan oleh tentara Jepang. Selain itu, tempat ini juga berfungsi sebagai tempat penyiksaan dan sel tahanan.
Menariknya, gua ini dikatakan bisa menimbulkan ilusi optik. Meski secara fisik hanya memiliki satu pintu masuk, banyak pengunjung yang bersikeras melihat dua lubang. Beberapa juga melaporkan pengalaman mistis saat berkunjung ke gua ini.
7. Gua Jepang, Ambulu, Jember
Gua Jepang di Ambulu, Jember, Jawa Timur, dikenal karena nuansa angkernya. Gua ini dibangun oleh para pekerja paksa, alias romusha, dengan konstruksi yang sederhana tetapi kokoh.
Gua ini terkenal karena sering terjadi penampakan hantu. Bagi yang tertarik menguji nyali, gua ini terbuka untuk dikunjungi. Pengunjung yang merekam atau memotret di gua ini sering melaporkan pengalaman aneh. Meskipun ada fenomena mistis, gua ini tetap banyak dikunjungi, menandakan tempat ini memiliki sejarah kelam terkait perbudakan dan pembunuhan yang terjadi di masa lalu.
Baca juga: Wisata Sejarah di Malang: Menyusuri Keindahan Arsitektur dan Warisan Kolonial
Melalui eksplorasi tujuh gua Jepang di Indonesia, kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang jejak sejarah yang ditinggalkan selama periode penjajahan. Setiap gua, dengan cerita dan misterinya, memberikan pelajaran tentang keberanian, tragedi, serta warisan sejarah yang penting untuk diingat.
Semoga artikel ini dapat membuka pandangan baru tentang pentingnya melestarikan situs-situs bersejarah seperti gua-gua peninggalan tentara Nippon ini untuk generasi yang akan datang.