JNEWS – Gunung Rinjani merupakan salah satu target pendakian yang paling diidam-idamkan. Banyak pemandangan alam luar biasa yang dapat ditemui di jalur-jalur pendakiannya, antara lain Danau Segara Anak, sabana yang ditumbuhi edelweiss, air terjun, aliran air panas, dan sebagainya. Dari puncak gunung, pendaki dapat melihat gunung-gunung lain di Bali dan Nusa Tenggara dari kejauhan.
Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Puncak Jaya (Carstenz Pyramid) dan Gunung Kerinci dalam daftar Seven Summit gunung tertinggi di Indonesia. Karena tingginya minat pendaki, maka jalur, waktu dan kuota pendakian diatur oleh Taman Nasional Gunung Rinjani.
6 Rute Pendakian Gunung Rinjani
Penting untuk diketahui bahwa Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menutup jalur pendakian tiap bulan Januari – Maret untuk pembersihan dan perawatan. Selain itu, pendaki harus mendaftar lebih dahulu melalui eRinjani dengan melampirkan KTP dan surat keterangan sehat. Pendakian hanya boleh dilakukan paling lama 4 hari 3 malam dan pendaki harus check out setelahnya karena akan dilakukan pengecekan sampah yang dibawa turun.
Berdasarkan data TNGR, jalur favorit pendaki adalah melalui Sembalun dan Torean. Sedangkan jalur yang terkoneksi karena dapat pindah jalur adalah Sembalun, Torean, dan Senaru. Untuk jalur lain langsung ke Pelawangan dan tidak lewat Danau Segara Anak.
Berikut adalah 6 jalur pendakian Gunung Rinjani yang diinformasikan oleh akun Instagram @btn_gn_rinjani.
1. Rute Sembalun
Jalur Sembalun merupakan jalur favorit sehingga paling ramai dibandingkan dengan jalur lain. Jaraknya paling dekat ke Danau Segara Anak. Jalur ini tidak terlalu curam jika dibandingan dengan jalur lain, tetapi medannya tidak kalah berat karena didominasi dengan sabana yang kering dan panas.
Berikut adalah pos-pos yang harus dilalui:
- Pos 1 (1300 meter)
Dari pintu gerbang ke Pos 1 masih landai dan melewati hutan yang menjadi habitat monyet ekor panjang dan beruk. Waktu tempuh ke pos 1 sekitar 2-3 jam tergantung kemampuan pendaki. - Pos 2 (1500 meter)
Perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 mulai menanjak dan memasuki sabana. Waktu tempuh hanya satu jam. - Pos 3 (1800 meter)
Waktu tempuh dari Pos 2 ke Pos 3 ini sekitar 2-3 jam dengan medan yang penuh padang sabana. Di jalur ini sebaiknya bergegas agar tidak kesiangan. - Pelawangan (2639 meter)
Dari Pos 3 ke Pelawangan membutuhkan waktu 3-4 jam dengan medan sangat curam. Pendaki akan berkemah di sini untuk istirahat sambil menikmati pemandangan Danau Segara Anak. Pendaki dapat melakukan summit attack ke Puncak Rinjani keesokan harinya dengan kemiringan yang sangat menantang.
Baca juga: Gunung Tertinggi di Setiap Pulau Indonesia: Merentasi Nusantara dalam Pendakian Tertinggi
2. Rute Torean
Jalur ini merupakan pintu masuk warga Torean ke TNGR untuk berendam di air panas demi menyembuhkan penyakit dan memancing. Bentang alam di sepanjang rute ini lebih beragam dibandingkan Sembalun dan Senaru yang mengapitnya. Terdapat gua, air terjun, sungai belerang, lembah, sabana, hutan, dan sebagainya. Tebing-tebingnya yang hijau dan tinggi mengingatkan pada film Jurassic Park.
Namun jalur ini memiliki lebih banyak pos dibandingkan Sembalun karena medannya yang berubah-ubah. Bahkan untuk menuju Danau Segara Anak, pendaki harus melewati jalur yang diapit Gunung Rinjani dan Gunung Sangkareang. Setibanya di Segara Anak, pendaki harus menunggu dini hari untuk summit attack seperti pendaki lain dari jalur Sembalun.
Khusus untuk jalur yang unik ini, pendaki disarankan menggunakan jasa pemandu dengan membayar Rp250.000. Khusus pendaki asing, penggunaan jasa pemandu ini wajib.
3. Rute Senaru
Jalur Senaru ini juga populer meski sedikit lebih jauh sehingga perlu bermalam di Pos 2 sebelum sampai di Danau Segara Anak seperti pendaki dari jalur Sembalun dan Torean. Di sepanjang jalur dari pintu gerbang ke Pos 1, pendaki dapat menikmati keindahan air terjun Sendang Gila dan Tiu Kelep. Pemandangan kaldera dari jalur ini terlihat sangat indah.
Yang perlu diwaspadai adalah monyet-monyet dari Pos 2 ke Pos 3. Usahakan untuk tidak mengeluarkan makanan di antara kedua pos tersebut.
4. Air Berik
Air Berik merupakan rute pendakian dari sisi selatan Gunung Rinjani. Pintu gerbangnya berada di Desa Air Berik. Di jalur ini, pendaki akan melewati 5 air terjun, yaitu Air Terjun Benang Stokel, Keliwun, Sesere, Benang Kelambu, dan Jumping Spot sehingga diklaim sebagai rute terindah. Pendaki juga akan melewati Hutan Kemasyarakatan (HKM) yang berisi beragam tanaman dan buah-buahan.
Dari rute ini pendaki tidak dapat mencapai Danau Segara Anak. Pendaki juga tidak bisa mencapai puncak kawah, melainkan hanya sampai Pelawangan atau Puncak Kedua (Second Summit). Namun pemandangan sepanjang perjalanan dan kesempatan bermain di air terjun cukup menjadi imbalannya.
5. Rute Timbanuh
Rute ini sebenarnya merupakan jalur terdekat untuk menuju puncak Rinjani sebelah selatan setinggi 3150 mdpl. Namun jalur ini cukup ekstrem sehingga tidak seramai jalur lainnya.
Dari jalur ini juga bisa mencapai Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari. Karena medannya terjal, maka dibutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang cukup. Akan lebih baik lagi jika pendaki menggunakan jasa pemandu lokal yang sudah mengenal jalur ini, terutama jalur ke arah Danau Segara Anak.
6. Tete Batu
Rute ini sudah ada sejak zaman Belanda sehingga ada tempat istirahat pertama disebut Pondok Belanda. Namun jalur ini tidak sepopuler jalur lainnya. Tete Batu di Lombok Timur merupakan jalur yang dapat membawa pendaki ke Puncak Sangkareang.
Tete Batu adalah desa wisata tertua di Pulau Lombok. Di jalur ini terdapat Hutan Kera yang merupakan habitat monyet hitam dan abu-abu.
Sebagian pendaki menganggap ini merupakan jalur termudah. Selama perjalanan kurang lebih 10 jam, pendaki disuguhi pemandangan hutan, sungai, dan berbagai hewan. Sebelum sampai puncak, pendaki akan menginap di Pelawangan Tete Batu ditemani bintang-bintang. Pada dini hari, pendaki bisa menuju ke Puncak Sangkareang sambil menunggu pemandangan matahari terbit yang spektakuler.
Baca juga: Tip Aman dan Strategi Pertama Kali Mendaki Gunung untuk Pemula
Kuota tiap rute pendakian di atas dibatasi dan jalurnya dapat ditutup di luar jadwal penutupan rutin jika diperlukan. TNGR sangat informatif terhadap setiap ada perubahan, maka sebaliknya para pendaki harus menaati peraturan demi keselamatan bersama. Pendaki diimbau untuk tidak mengambil apa pun selain gambar dan tidak meninggalkan apa pun selain jejak di Rinjani.