JNEWS – Hygge merupakan salah satu alasan mengapa Denmark menjadi negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Secara harfiah, hygge artinya terlindungi dari dunia luar. Kata dalam bahasa Denmark ini belakangan menyebar ke seluruh dunia.
Di Indonesia, istilah ini sudah digunakan untuk beberapa penyedia jasa pariwisata, seperti restoran, kafe, dan hotel. Bagi yang ingin hidup lebih bahagia, pembahasan tentang kebiasan hidup ini akan sangat menarik.
Hygge Artinya Apa?
Dikutip dari laman denmark.dk, puncak popularitas hygge adalah dimasukkannya kata ini dalam Kamus Bahasa Inggris Oxford pada tahun 2017. Cara mengucapkannya bukan hi-ge atau hai-ge, melainkan hoo-ga. Kata ini muncul dalam tulisan-tulisan Denmark sekitar abad ke-18. Namun jika ditelusuri, hygge sudah ada sejak abad pertengahan dari kata Norse kuno. S
Secara umum, hygge artinya meluangkan waktu bersama orang-orang tersayang atau sendirian saja menikmati ketenangan hidup. Mereka memutuskan koneksi dengan dunia luar dan fokus dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka atau aktivitas yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, tidak ada orang yang asyik dengan ponsel ketika bersama keluarga atau para sahabat.
Hygge menganjurkan masyarakat untuk hidup lebih bebas dari tekanan, tuntutan atau target-target. Mereka mengisi waktu dengan kegembiraan-kegembiraan kecil, antara lain menyediakan cokelat panas, permen, anggur, dan sebagainya. Mereka juga tinggal di rumah atau bersantai di tempat-tempat yang tenang.
Dalam praktiknya, hygge artinya juga menghindari membeli barang-barang hanya untuk mengejar tren, apalagi sampai antre produk yang bukan kebutuhan pokok. Mengikuti hasrat tidak mau ketinggalan tren atau takut dibilang kuno menyalahi prinsip hygge.
Baca juga: Sedentary Lifestyle: Pengertian dan Dampaknya untuk Kesehatan
Penerapan Hygge di Denmark
Penerapan hygge sebenarnya mudah, tetapi penuh godaan, terutama bagi anak muda Denmark yang masih butuh eksistensi. Namun lingkungan Denmark sangat mendukung diterapkannya konsep ini.
1. Puncak Hyge
Puncak hygge artinya waktu ketika masyarakat memutuskan lebih banyak di rumah, yaitu pada saat perayaan Natal, yang bertepatan dengan musim dingin. Musim dingin di Denmark sangat panjang dan gelap lantaran kondisi geografisnya yang berada di wilayah utara. Mereka membatasi bepergian agar tidak terjebak salju.
Musim dingin adalah waktu yang tepat untuk berada dekat dengan orang-orang tercinta, masak bersama dan makan bersama. Mereka menghabiskan berjuta-juta kilogram lilin untuk menghangatkan suasana meski ada listrik.
Masyarakat Kota Kopenhagen juga mengunjungi Tivoli Gardens untuk berjalan-jalan bersama orang-orang tersayang dan mengagumi dekorasi Natal yang syahdu. Masyarakat juga dapat duduk di kafe menikmati cokelat atau kopi panas. Orang Denmark merupakan masyarakat yang sekuler. Namun Natal ibarat hari libur nasional bagi mereka, semua orang turut merayakannya.
2. Hygge di Musim Panas
Musim panas dengan melakukan hygge artinya mengisi kegiatan dengan piknik di taman, bersepeda, bermain di danau, nonton konser, memetik buah beri, membuat kue, dan sebagainya. Suasana musim panas jauh yang lebih ramai sehingga membuat aktivitas santai ini lebih banyak dilakukan di ruang terbuka.
Interaksi dengan orang lain akan lebih sering terjadi. Meski begitu, masyarakat harus tetap menjaga suasana agar kondusif dan jauh dari stres dengan menghindari perdebatan atau perselisihan.
3. Hygge bagi Wisatawan
Banyak wisatawan asing yang tertarik untuk merasakan suasana hygge di Denmark. Sayangnya, hygge artinya wisatawan harus benar-benar santai dan tidak memikirkan target kunjungan. Biasanya itu sulit tercapai.
Namun untuk mengobati rasa penasaran, laman milik Kementerian Luar Negeri tersebut menyarankan para wisatawan untuk menyaksikan bagaimana masyarakat melakukannya dengan makan malam di Duus Wine Cellar di Aalborg dengan dikelilingi lilin atau mengunjungi Tivoli Gardens ketika cuaca cerah.
Penerapan Hygge di Indonesia
Kata hygge sudah mondar-mandir di internet tetapi sebagian besar pengertiannya masih berbeda dengan negara asalnya. Di Indonesia, hygge artinya gaya hidup yang berhubungan dengan tempat tinggal atau tempat menginap , terutama interior pendukung.
Sementara di Denmark, hygge berhubungan erat dengan perasaan pelakunya, baik bersama-sama orang-orang terdekat maupun sendirian. Pelakunya harus merasa santai dan menikmati hidup.
Dari percakapan di media sosial terlihat makin banyak masyarakat Indonesia yang merindukan hidup tenang dan santai, yang mereka sebut slow living. Sebenarnya kegiatan masyarakat seperti ngobrol santai di gardu ronda mendekati konsep tersebut.
Jika ingin mencoba menerapkan hygge di Indonesia, berikut adalah beberapa aturan yang harus diperhatikan karena batasnya tidak terlalu jelas.
- Bisa dilakukan sendirian atau bersama dengan orang-orang tersayang.
- Untuk yang sendirian, siapkan sudut yang nyaman dan tenang.
- Memutus koneksi dengan dunia luar, termasuk ponsel, laptop, dan televisi. Jika berada di lingkungan terbuka, tetap fokus pada diri sendiri atau kelompok.
- Menyediakan makanan kesukaan seperlunya dan tidak boleh berlebihan karena bukan selebrasi.
- Memasak merupakan kegiatan santai bersama, bukan sibuk sendiri untuk menyajikan makanan untuk semua orang.
- Menghindari musik yang ingar-bingar dan dapat diganti dengan musik yang lebih menenangkan.
- Pilih pencahayaan yang kalem. Lebih baik lagi menggunakan cahaya lilin.
- Membaca buku-buku dengan alur cerita yang santai.
- Menikmati taman atau alam yang tidak berbayar karena masuk ke resor atau wahana wisata merupakan kegiatan konsumtif.
- Menghindari perdebatan dan perselisihan.
Baca juga: Berkenalan dengan Frugal Living: Gaya Hidup Hemat dan Tetap Bahagia
Hygge artinya seni menikmati kenyamanan dalam kesederhanaan. Sebuah konsep yang sederhana dan semua orang membutuhkannya. Pelaksanaannya tidak sesederhana konsepnya jika dilakukan di lingkungan yang penuh tuntutan. Namun konsep ini perlu dicoba karena dapat digunakan untuk menjaga kesehatan mental dan menciptakan kebahagiaan.