Indonesia Resmi Ajukan ‘Tempe’ Menjadi Warisan Budaya ke UNESCO

tempe

Pemerintah mengajukan tempe sebagai warisan budaya dunia pada UNESCO. Foto: Istimewa

JNEWS – Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan budaya Tempe, Teater Mak Yong dan seni Jaranan (usulan bersama dengan Suriname) untuk masuk dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity atau Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.

Proses panjang telah dilalui sebelum akhirnya ketiga warisan budaya takbenda Indonesia ini resmi diajukan. Tahapan pengajuan telah dimulai dari dukungan komunitas budaya, diikuti dengan penyusunan dokumen nominasi oleh komunitas, akademisi, dan pemerintah daerah yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan.

Proses ini mencakup kajian literatur, survei lapangan, wawancara, serta dokumentasi mendalam. Dokumen nominasi telah disusun sesuai persyaratan yang ditetapkan UNESCO dan siap untuk dievaluasi oleh badan evaluasi UNESCO.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, pada Culture Ministerial Meeting Indonesia-Suriname yang dilaksanakan secara daring menyatakan komitmen Indonesia dalam upaya melestarikan Warisan Budaya Takbenda Indonesia dengan mengusulkannya ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

“Indonesia berkomitmen untuk menjaga Warisan Budaya Takbenda dan kami telah meratifikasi Konvensi 2003 untuk menjaga Warisan Budaya Takbenda dan terus secara aktif mendaftarkan berbagai elemen tradisi budaya kita dalam daftar ICH UNESCO. Kami percaya bahwa pengakuan internasional bukanlah tujuan akhir, tetapi cara untuk memastikan bahwa tradisi ini dilestarikan, dirayakan dan diwariskan,” ujar Menbud.

Baca juga: Museum Sonobudoyo: Pusat Kebudayaan Jawa dengan Koleksi Menarik dan Sejarah yang Kaya

Proses dan nilai budaya pembuatan tempe telah diwariskan oleh nenek moyang kita dan tetap lestari hingga saat ini. Bukti historis menunjukkan bahwa kata ‘tempe’ telah ditemukan dalam Serat Centhini, naskah sastra Jawa abad ke-19 yang menceritakan kehidupan masyarakat Jawa abad ke-16 yang menandakan bahwa tempe telah dikonsumsi secara luas sejak berabad-abad lalu.

Fadli Zon menyebutkan bahwa pengajuan ini adalah langkah besar dalam mendukung makanan berbahan kedelai tersebut sebagai bagian dari identitas budaya nasional yang memiliki dampak luas.

“Tempe bukan sekedar makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga mencerminkan pengetahuan, budaya dan teknologi pangan tradisional yang terus hidup dan berkembang. Masuknya Budaya Tempe dalam ICH UNESCO akan semakin memperkuat tempe sebagai warisan budaya yang harus dijaga, sekaligus mendorong kesadaran global akan nilai budaya, manfaat gizi dan kesehatan, serta keberlanjutannya,” jelas Menbud. *

Exit mobile version