Pengembangan jaringan internet seluler 5G saat ini masih dalam tahap pengembangan. Sejumlah operator di Indonesia pun masih terus mengupayakan agar jaringan internet seluler penerus 4G LTE ini bisa segera dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Beberapa negara di luar memang sudah ada yang menerapkan teknologi 5G ini. Malahan, negara-negara maju seperti Jepang dan China sudah mulai mengkaji generasi penerusnya atau 6G. Tidak mudah memang untuk menyelenggarakan jaringan 5G di Indonesia.
Operator telekomunikasi Smartfren menilai ada empat tantangan yang dihadapi dalam menyelenggarakan jaringan 5G di Tanah Air. Lalu apa saja sih yang menjadi tantangannya?
Baca Juga: Tips Mengatasi Memori Internal HP Android yang Penuh
Tantangan Pengembangan 5G di Indonesia
1. Nilai investasi
Tantangan pertama yang diumbar oleh Smartfren adalah nilai investasi yang besar. Seperti diketahui, jaringan 5G bukan sekadar menggantikan jaringan 4G yang telah beredar begitu saja. Diperlukan infrastruktur pelengkap untuk bisa menyuguhkan jaringan internet seluler dengan kecepatan yang kencang ini.
Munir Syahda Prabowo selaku VP Technology Relations Smartfren, mengutip dari Uzone, mengatakan jika investasi di sini murni soal harga atau seberapa besar biasa yang dibutuhkan untuk mewujudkan terciptanya jaringan 5G ini.
“Apakah bisa menggunakan jaringan 4G? Belum tentu, karena 5G itu bukan untuk menggantikan 4G, tapi menjadi komplementer. Menjadi pendamping dari 4G,” ujar Munir.
2. Regulasi pemerintah
Tantangan 5G berikutnya adalah masih menunggunya regulasi dari pemerintah soal pengaturan frekuensi. Menurutnya saat ini pemerintah masih mengatur frekuensi yang tepat untuk adopsi 5G di Indonesia.
Menurut Munir, pihaknya masih menunggu dulu regulasi dari pemerintah. Sebab, katanya Sebab, tidak mudah mengalokasikan frekuensi 5G dengan yang sedang digunakan saat ini. Butuh kajian mendalam. Munir pun yakin jika pemerintah sudah melakukan yang terbaik.
Baca Juga: Ini Dia Fitur Baru di iOS 14, iPhone Bisa Jadi Kunci Mobil!
3. Infrastruktur yang kuat dan besar
Tidak hanya memiliki perbedaan dari segi kecepatan, antara jaringan 4G dan 5G juga memiliki perbedaan dari segi infrastruktur. Infrastruktur 5G membutuhkan data yang besar. Harus diperhatikan soal fiber optiknya bagaimana, pokoknya jaringan itu harus besar dan kuat.
Infrastruktur di sini juga bukan hanya BTS (Base Transciever Station), Bukan hanya Base Transciever Station (BTS), tapi juga perangkat pendukung lainnya. Dibutuhkan kolaborasi antarperusahaan telekomunikasi dalam penyediaan infrastruktur.
4. Penyesuaian produk layanan
Tantangan 5G yang terakhir adalah penyesuaian terhadap produk dan harganya. Untuk menikmati jaringan 5G, tak lagi menggunakan kuota yang sama ketika menggunakan 4G. Minimal kuota yang bisa dijual adalah 100GB.
Hal ini karena 5G akan menyuguhkan kecepatan dan data yang besar, sehingga kuota internet saat ini dirasa tidak akan cukup. Tentu saja, ini juga berkaitan dengan kesiapan masyarakat Indonesia dalam hal daya beli. Karena kuota 100GB pastinya akan dijual dengan harga yang tinggi.
Baca Juga: Indosat Ooredoo Raih Penghargaan Customer Experience Terbaik